Waspada Penipuan Catut Nama Ketua DPRD Jember Modus Beri Sumbangan ke Pesantren
Merdeka.com - Kasus penipuan dengan menggunakan aplikasi percakapan WhatsApp, masih saja terjadi. Kali ini, yang dibuat repot adalah Ketua DPRD Jember, Itqon Syauqi.
Sejumlah pengasuh pondok pesantren di Jember mengaku dihubungi seseorang melalui pesan WhatsApp dengan menggunakan foto profil Itqon. Nomor yang digunakan adalah 0852310177849.
"Saya tegaskan, bahwa itu bukan nomor saya dan tidak terkait dengan saya. Khawatirnya, ada yang tertipu," ujar Itqon saat dikonfirmasi, Rabu (24/2).
Nomor yang mengaku sebagai Itqon tersebut menjanjikan bantuan sejumlah uang kepada pengasuh pondok pesantren. "Ini yang membuat saya tidak nyaman. Karena itu, lewat wawancara ini, saya mengimbau kepada siapa pun terutama pesantren dan kiai, agar mewaspadai kalau ada yang mengaku-ngaku sebagai Itqon Syauqi," ujar alumnus Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta ini.
Khawatir memakan korban, Itqon langsung melaporkan masalah ini kepada Polres Jember. "Tadi saya sudah koordinasi dengan Kasat Reskrimnya. Semoga bisa ditangkap," ujar Itqon yang juga pengasuh sebuah pondok pesantren ini.
Dari penelusuran merdeka.com, upaya penipuan itu memang tidak langsung dilakukan dengan meminta uang atau sumbangan tertentu. "Saya tiba-tiba dihubungi nomor yang mengaku Lora (sebutan untuk anak kiai dalam bahasa Madura) Itqon Syauqi. Fotonya memang beliau. Mengaku, ingin memberikan sedekah berupa bantuan untuk pesantren kami,” ujar Ustad Alif, salah satu pengasuh pesantren yang ada di kawasan Jember utara, saat dihubungi ,erdeka.com.
Si pengirim WA meminta agar Alif mengirimkan nomor rekening beserta foto KTP untuk keperluan administrasi. Hanya sesaat setelah memenuhi permintaan tersebut, sosok yang mengaku sebagai Itqon itu mengirimkan foto berupa struk layaknya bukti transfer ATM. Isinya, berupa transfer senilai Rp 6 juta.
"Tetapi setelah itu, dia menyatakan bantuan itu seharusnya dibagi dengan pesantren lain di Jember. Karena itu, dia minta agar dikirim balik senilai Rp 3 juta,” papar Alif.
'Itqon' gadungan itu meminta agar uang dikirim ke rekening BRI atas nama Sutrisno dengan nomor rekening 351201044280539. Dari situlah, timbul kecurigaan Alif. Terlebih, saat ia mengecek di aplikasi mobile banking yang ada di ponselnya, tidak ada notifikasi transfer uang masuk ke rekeningnya.
"Saya langsung paham bahwa foto struk bukti transfer yang dia kirim adalah palsu. Lalu saya ambil foto struk bukti transfer lain, dan fotonya saya edit menjadi terkirim ke nomor rekening tersebut sesuai nominal yang dia minta,” ujar Alif.
Namun, keisengan Alif itu rupanya membuat 'Itqon gadungan' kecewa. "Dia bilang, editannya kurang rapi bos, dan nomor saya diblokir," pungkas Alif.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaBagi Hafidz, tidak terlalu sulit mengatur waktu antara rutinitasnya sebagai bupati maupun mengajar di pondok pesantren.
Baca SelengkapnyaPermintaan dana insentif itu disampaikan tersangka secara langsung dan ASN dilarang membahasnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus perundungan di dunia pendidikan, khususnya di pesantren, menjadi perhatian Menteri PPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan yang menyebabkan santri meninggal dunia kembali berulang. Kali ini dipicu uang Rp10.000 dan pihak pesantren terkesan menutupinya.
Baca SelengkapnyaPermintaan dana insentif itu disampaikan SW secara langsung.
Baca SelengkapnyaPemerintah mulai menyalurkan bantuan pangan cadangan beras untuk periode Januari hingga Juni 2024.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi X DPR RI Syaiful Huda meminta Kemendikbudristek menyelesaikan kasus TPPO Mahasiswa magang ke Jerman.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta cermat bila menerima surat cinta terkait pembayaran pajak. Pasalnya, Ditjen Pajak tak ingin wajib pajak tertipu oleh modus penipuan.
Baca Selengkapnya