Saat orang rayakan Halloween, pocong di Mampang dimusnahkan
Merdeka.com - Tanggal 31 Oktober bagi sebagian orang dirayakan sebagai hari Halloween. Tradisi yang berasal dan dibawa oleh imigran Irlandia ke Amerika Utara kini telah dikenal hampir di seluruh dunia.
Tradisi Halloween identik dengan makhluk halus, seperti penyihir dan hantu goblin, hantu khas Irlandia. Sama dengan negara barat, Indonesia juga memiliki makhluk halus yang khas seperti pocong, tuyul, genderuwo, wewe gombel, sundel bolong, dan yang lainnya.
Saat sebagian orang di dunia dan Indonesia merayakan Halloween dengan berkostum hantu, di Mampang, Jakarta Selatan, sesosok makhluk halus berbentuk pocong dieksekusi untuk dimusnahkan. Pocong tersebut dimusnahkan karena telah mengganggu warga selama sebulan.
"Penangkapan lebih dari seminggu lalu, kita simpan sampai dieksekusi hari ini," ujar Ustaz Surya kepada merdeka.com di rumahnya, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (31/10) dini hari.
Proses pemusnahan ini disaksikan ratusan warga sekitar. Di dalam botol bening bekas minuman itu, makhluk berbalut kain putih itu tampak berukuran sekitar 5 cm.
Pendiri Majelis Dzikir Asyari'un itu menceritakan, kejadian itu bermula ketika salah satu tetangganya mengeluhkan kejadian-kejadian aneh di rumahnya.
"Keluarga itu minta bantuan sama saya karena sudah sebulan digangguin sama penampakan-penampakan pocong," kata dia.
Menurutnya, tidak gampang untuk menangkap pocong tersebut. "Awalnya nangkep hari Senin enggak dapet, malam Selasa nya baru dapet," imbuh dia.
Dia mengatakan, tak masalah jika pocong itu mengganggu di luar rumah. "Ini kan udah di dalam rumah mengganggunya iya harus diatasin," ujar dia serius.
(mdk/tts)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi ini telah menjadi fenomena sosial yang besar di Indonesia, di mana jutaan orang memilih untuk meninggalkan kota.
Baca SelengkapnyaBodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaDalam menyambut bulan Ramadan, setiap daerah memiliki tradisinya masing-masing yang unik dan penuh makna.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Meski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.
Baca SelengkapnyaTradisi ini menarik, karena karakter yang diarak merupakan hewan raksasa dan diiringi lampion serta obor bersama gema takbir
Baca SelengkapnyaKenalan lebih dekat dengan tradisi Papajar untuk menyambut bulan suci Ramadan ala masyarakat Sunda.
Baca SelengkapnyaTradisi ini jadi salah satu pesta adat masyarakat Sunda yang unik untuk meminta hujan
Baca SelengkapnyaTopeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.
Baca SelengkapnyaDi Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.
Baca Selengkapnya