Mendag kritik penjualan bayi di situs jualan online
Merdeka.com - Wakil Menteri Perdagangan mengatakan aksi penjualan bayi melalui perdagangan elektronik merupakan bentuk kejahatan dan tidak bermoral. Menurutnya, tidak ada yang salah dalam perdagangan elektronik hanya cara oknum penjual yang melenceng.
"Penjualan manusia apapun alasannya adalah kejahatan," ujarnya saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Kamis (7/2).
Pengelola situs TokoBagus, lanjutnya, harus mulai mengedepankan moralitas dalam kegiatannya. Hal ini agar tidak ada lagi kejadian serupa di masa mendatang.
"Menurut saya yang harus kita tuntut dan permasalahan adalah moralitas toko bagusnya. Kan ada hal-hal sehari-hari yang memang (diatur) regulasi, ada yang moral," tuturnya.
Sebelumnya, munculnya iklan penjualan bayi di situs tokobagus.com menimbulkan reaksi keras dari berbagai kalangan. Aparat kepolisian pun menilai bahwa situs tersebut telah lalai.
"Sebelum ditayangkan seharusnya dicek lagi formatnya sudah pas belum. Ini sepertinya terlewatkan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto, di Mapolda Metro Jaya, Rabu (9/1).
Untuk itu, tiga hari lalu penyidik telah mendatangi kantor tokobagus.com dan ditemukan beberapa hal yang menjadi perhatian. "Diantaranya, dari keterangan yang kita dapat ada konten yang masuk tanpa melalui saringan-saringan terlebih dahulu. Seharusnya seperti pendaftaran email, itu harus dikomunikasikan lebih dulu dengan tokobagus contohnya melalui pembicaraan telepon," terang Rikwanto.
Dalam penyelidikannya, pihak kepolisian belum menjurus kepada pelanggaran pasal apa yang telah dilakukan pihak tokobagus.com. "Kita lihat mekanismenya dulu, SOP nya bagaimana untuk memasang iklan di situ. Yang jelas bagaimana prosedur iklan penjualan bayi bisa masuk. Nanti baru masuk ke oknum yang memasang iklan," kata Rikwanto.
Seperti diberitakan sebelumnya, ditemukan perdagangan bayi melalui iklan di situs tokobagus.com. Satu bayi berusia 18 bulan yang tertera dalam iklan tersebut seharga Rp 10 juta. Pemasang iklan juga melengkapi dengan foto bayi yang sedang dipasarkan.
Iklan yang dimuat atas akun bernama Farkhan itu muncul pada akhir tahun 2012. Namun, memasuki awal Januari 2013, iklan penjualan itu telah dinon aktifkan, ditarik sehingga tidak bisa diakses.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Contoh Pantun Adat yang Perlu Diketahui, Kenali Makna dan Nilai Moral di Dalamnya
Adanya nilai-nilai berharga yang terkandung dalam pantun adat, generasi muda diajak belajar dan menghargai warisan budaya.
Baca SelengkapnyaContoh Cerita Anekdot Lucu dan Menyindir, Penuh Pesan Moral
Cerita anekdot lucu hadir sebagai senjata ampuh yang mampu mengundang tawa dari siapa pun yang mendengarnya.
Baca SelengkapnyaDagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya
Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Doa Cukur Rambut Bayi dalam Islam saat Aqiqah Lengkap dengan Tata Caranya
Merdeka.com merangkum informasi tentang doa cukur rambut bayi dalam Islam saat aqiqah lengkap dengan tata caranya yang perlu Anda ketahui.
Baca Selengkapnya8 Contoh Cerita Lucu Pendek untuk Anak SD, Bisa Jadi Referensi
Berikut contoh cerita lucu pendek untuk anak Sekolah Dasar.
Baca SelengkapnyaGejala Bayi Tersedak dan Cara Menanganinya, Wajib Tahu
Mengenali gejala tersedak pada bayi sangat penting untuk memberikan tindakan cepat dan tepat guna.
Baca SelengkapnyaBikin Nangis, Kisah Pilu Kakek 80 Tahun Andalkan Jualan Kerupuk Demi Sambung Hidup Bareng Anak ODGJ
Kisah lansia 80 tahun rela berjualan kerupuk demi hidupi anak ODGJ ramai disorot warganet. Begini informasinya.
Baca SelengkapnyaKata-kata Bahasa Jawa yang Lucu dan Bikin Ngakak, Cara Ampuh untuk Menghibur Diri
Merdeka.com merangkum informasi tentang kata-kata bahasa Jawa yang lucu dan bikin ngakak.
Baca SelengkapnyaBocil Penjual Jagung Bakar Bercita-cita jadi Kiai & Bangun Musala, Akun Partai NasDem Malah Ramai Ditandai
Tak semua anak yang lahir di dunia ini beruntung bisa hidup dalam kecukupan ekonomi keluarga.
Baca Selengkapnya