Kisah peluru tembus helm baja prajurit TNI ambil emas rakyat
Merdeka.com - Para prajurit TNI yang bertempur di medan perang punya sebuah kepercayaan. Jangan pernah merampas apa yang bukan hak mereka. Jangan mengambil barang apapun milik rakyat jika tak mau bernasib sial.
Letnan (Purn) Supardi (84), masih mengingat jelas pengalamannya bertempur dari satu palagan ke palagan lain. Dia berjuang sejak tahun 1945. Ikut mempertahankan kemerdekaan dari gangguan Sekutu dan Belanda. Lalu Supardi pun ikut menumpas aneka petualangan bersenjata di awal berdirinya republik ini.
Salah satu medan pertempuran terberat adalah saat menumpas pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) tahun 1950. Saat dikirim ke Ambon, Supardi masih berpangkat prajurit. Dia anggota Batalyon Corps Tjadangan Umum Markas Besar Angkatan Darat.
Di sana, Pasukan Ekspedisi pemerintah RI harus menghadapi sisa-sisa pasukan komando Belanda. Pasukan Baret Hijau alias Speciale Troepen ini dikenal sebagai jago perang gerilya. Mereka juga dikenal sebagai penembak jitu.
"Mereka satu peluru itu satu nyawa. Kalau ada korban di pihak kita itu pasti kena kepala, atau kena dada. Sedangkan kalau korban dari pihak mereka pasti karena berondongan peluru," kenang Supardi saat berbincang dengan merdeka.com di Museum Perdjoangan Bogor, Kamis (18/12).
Beberapa kali pasukan TNI juga harus melakukan raid amfibi dari laut. Begitu mendekat ke pantai, RMS sudah siap menembaki mereka. Posisi RMS pun menguntungkan karena menggunakan kubu-kubu pertahanan bekas tentara Jepang di Pantai.
Butuh perjuangan keras sampai akhirnya seluruh Maluku bisa dikuasai para prajurit TNI.
Tapi pengalaman yang paling menggetarkan adalah saat dia melihat teman-temannya yang tewas tertembak. Banyak di antara mereka ternyata menyimpan barang rampasan.
"Ada yang tertembak di dada. Pas diperiksa ada uang di sakunya. Uang RMS. Itu uang dari mana? Ada emas juga,"
"Ada juga yang bisa peluru sampai tembus ke helm baja. Itu bagaimana peluru bisa menembus helm? Pas di periksa, eh di dalam helm dia sembunyikan emas rupanya," kata Supardi sambil geleng-geleng prihatin.
Menurutnya hal-hal semacam ini tabu dilakukan prajurit yang bertempur. Ini yang bisa menyebabkan prajurit celaka.
Prinsip ini biasanya dipegang teguh para prajurit yang berada di tengah pertempuran. Contohlah Mayor Kawilarang yang tak mau mengambil guci berisi permata peninggalan Jepang di Bogor.
Atau Letnan Benny Moerdani yang tak mau menyentuh uang satu peti yang ditemukan saat menumpas PRRI di Sumatera. Ada juga Komandan Polisi Istimewa M Jasin yang tak tergiur emas dan permata empat besek saat menumpas petualangan Mayor Sabaruddin.
Mereka sadar tak ada emas senilai nyawa dan tugas prajurit adalah bertempur, bukan mencuri yang bukan hak mereka.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
86.437 Pengendara Ditilang Selama Operasi Keselamatan 2024, Pelanggar Didominasi Pemotor Tak Pakai Helm SNI
Polri mencatat pelanggar ditilang menual 73.064 pengendara dan 15.373 melalui sistem tilang elektronik atau ETLE.
Baca SelengkapnyaKasus Prajurit TNI Meninggal usai Tabrak Lari, Pelaku Akhirnya Serahkan Diri usai Buron
Diduga tak bisa mengendalikan kemudi, truk itu menambrak korban hingga membuatnya meninggal di tempat.
Baca SelengkapnyaTerungkap Penyebab Rentetan Kontak Tembak KKB dengan TNI Polri di Intan Jaya Papua
Tercatat sejak 19-23 Januari 2024, teror KKB menyebabkan satu anggota Polri meninggal dunia, 4 KKB meninggal dunia, dan 3 KKB luka tembak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Petani Ditangkap Usai Bakar Satu Hektare Lahan Kebun Sawit di Riau
Polisi menyita barang bukti berupa tiga batang kayu bekas terbakar dan satu mancis.
Baca SelengkapnyaMengejutkan Status Polisi Gadungan, Pakai Helm Wajah Ditutupi Masker Tengkorak
Seorang polisi gadungan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara ditangkap oleh polisi.
Baca SelengkapnyaJelang Pensiun Prajurit TNI Ini Akan Jualan Es & Bakso, Begini Pesan Mendalam dari Komandan
Perwira TNI beri pesan mendalam ke anak buahnya yang akan masuk masa pensiun. Ternyata ada yang berencana jualan es dan bakso.
Baca SelengkapnyaCak Imin: Ada Teman Bilang Kita Tidak Perlu Pilkada Lagi Kalau Pelaksanaannya Ancam Kepala Desa
Muhaimin atau Cak Imin pada siang harinya juga mencuitkan soal slepet.
Baca SelengkapnyaMomen Para Prajurit TNI Tetap Tenang saat Perang dengan KST di Papua, Suara Tembakan Terdengar Jelas
Begini momen menegangkan prajurit TNI baku tembak dengan KST di Papua. Tetap tenang walau diberondong peluru.
Baca SelengkapnyaAnak Jenderal Bintang Tiga Polisi Basah-basahan Terabas Hujan, Bapaknya Kawan Kapolri
Berani terabas hujan untuk temui rakyat, begini potret anak jenderal polisi saat belusukan menjelang Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya