Eropa Jadi Benua yang Memiliki Angka Kelahiran Paling Rendah, Apa Penyebabnya?
Eropa, benua megah dengan arsitektur klasik, memiliki angka kelahiran terendah di dunia. Faktor ekonomi jadi salah satu penyebabnya.
Eropa, benua megah dengan arsitektur klasik, memiliki angka kelahiran terendah di dunia. Faktor ekonomi jadi salah satu penyebabnya.
Eropa terus menghadapi tantangan signifikan terkait angka kelahiran yang rendah.
Berbagai faktor telah teridentifikasi sebagai penyebab rendahnya angka kelahiran di Eropa dibandingkan dengan benua lainnya. Apa saja faktor yang termasuk?
Masyarakat Eropa semakin cenderung menganut nilai-nilai individualisme, dimana kebebasan pribadi dan pencapaian pribadi menjadi fokus utama.
Keputusan ini dapat mengakibatkan penundaan dalam memasuki peran sebagai orangtua atau bahkan membatasi jumlah anak yang diinginkan.
Biaya pendidikan yang semakin mahal dan kebutuhan pengasuhan anak yang memerlukan dana tambahan dapat memberikan hambatan finansial yang substansial bagi mereka yang ingin memulai keluarga.
Kondisi ini dapat menciptakan tantangan bagi pasangan yang ingin berperan sebagai pekerja dan orang tua dengan nyaman.
Kontrol yang lebih besar atas perencanaan keluarga, yang didukung oleh pengetahuan dan akses terhadap metode kontrasepsi, dapat memiliki dampak positif pada kesejahteraan keluarga dan perkembangan sosial di Eropa.
Dalam konteks Eropa, penurunan angka kelahiran menciptakan tantangan serius terhadap penuaan populasi. Berikut pengaruh angka kelahiran terhadap suatu perkembangan wilayah.
Namun, meskipun pertumbuhan populasi dapat membawa berbagai peluang, pengelolaannya juga memerlukan perencanaan yang matang.
Keberadaan sumber daya manusia yang melimpah dapat menjadi kekuatan pendorong untuk pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.
Dengan kehadiran generasi muda yang melimpah, terbuka peluang untuk meningkatkan tingkat pendidikan.
Kondisi ini menciptakan ketidakseimbangan dalam distribusi usia penduduk, di mana persentase penduduk muda menjadi lebih besar daripada populasi usia lanjut.
Salah satu dampak utama dari angka kelahiran yang rendah adalah penuaan populasi.
Dampak lainnya adalah potensi penurunan daya saing ekonomi. Jika angka kelahiran terus rendah, dapat terjadi penurunan jumlah pekerja dalam pasar tenaga kerja.
Tidak kalah penting, angka kelahiran yang rendah dapat berdampak pada dinamika budaya dan keberlanjutan masyarakat.
Rendahnya pertumbuhan populasi dapat meruncingkan keragaman budaya dan mengubah dinamika keluarga, mengubah cara masyarakat memandang pernikahan, orangtua, dan nilai-nilai tradisional.
Berdasarkan data yang dikutip dari situs Statista dengan merujuk pada hasil survei PBB, pada tahun 2022, angka kelahiran di Eropa mencapai 1,46 kelahiran per wanita. Perbandingan dengan tahun 1950 menunjukkan penurunan signifikan dari 2,62 kelahiran.
Eropa mencatat angka kelahiran terendah di antara benua-benua lainnya, dipengaruhi oleh tingginya biaya hidup di beberapa negara, terutama terkait perumahan, pendidikan, dan pengasuhan anak.
Saat ini, populasi Eropa mencapai 717.671.625 jiwa dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar -0,113%.
Angka kematian di negara-negara maju cenderung rendah karena kemajuan ilmu kedokteran yang signifikan dan ketersediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi penduduknya.
Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhinya. Sebagai contoh, masih ada keyakinan yang beredar bahwa memiliki banyak anak akan membawa keberkahan finansial.
Ilmuwan menemukan bukti hubungan kekerabatan antara orang Eropa dengan budak Afrika di zaman kolonial di AS.
Baca SelengkapnyaKuburan kuno ini ditemukan di sebuah desa di Romania. Ada banyak benda aneh ditemukan di dalam makam, salah satunya tengkorak serigala.
Baca SelengkapnyaBanyak coretan pada tembok-tembok di rumah itu. Suasananya pun terasa menyeramkan
Baca SelengkapnyaKapan tepatnya nenek moyang manusia meninggalkan Afrika dan menyebar ke seluruh dunia masih menjadi perdebatan para arkeolog.
Baca SelengkapnyaPSI ingin memastikan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan merupakan amanat UUD 1945.
Baca SelengkapnyaWamentan mengaku tak tahu keberadaan mentan SYL di Eropa.
Baca SelengkapnyaJumlah rata-rata kelahiran bayi di Korea Selatan tahun 2021 sebesar 0,81 kemudian angka ini turun di tahun 2022 menjadi 0,78.
Baca SelengkapnyaMenko Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket, Selasa (15/8).
Baca SelengkapnyaPengelola dinilai lalai dalam mengelola wahana jembatan kaca, sebab bahan kaca yang digunakan tidak memiliki izin.
Baca Selengkapnya