Dinkes Purbalingga peringatkan warga tak konsumsi kerupuk Soto
Merdeka.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga meminta masyarakat hati-hati mengonsumsi kerupuk Soto karena mengandung zat Rodamin B atau zat pewarna pakaian. Kerupuk berbahan baku singkong (Canthir) yang sering digunakan sebagai campuran soto itu, disinyalir pula banyak diedarkan oleh pengrajin kerupuk nakal demi menyiasati ongkos produksi lebih murah.
Dinkes Kabupaten Purbalingga membentuk tim pengawasan makanan untuk mengantisipasi beredarnya zat berbahan kimia yang berbahaya. Dinkes juga akan melakukan penelusuran asal pemasok barang dagangan.
"Kalau barang berasal dari Purbalingga akan ditelusuri produsennya di mana. Jika dari luar Purbalingga akan dilakukan koordinasi dengan Dinkes Kabupaten atau Kota terkait. Langkah tersebut dilakukan, agar peredaran barang berzat kimia bisa dicegah sedini mungkin dari peredarannya di masyarakat. Apabila bahan kimia berbahaya tersebut dikonsumsi secara terus menerus, secara akumulatif akan memicu kanker dan penyakit lainnya," kata Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purbalingga, Much Umar Fauzi melaporkan hasil monitoring dan pengawasan di Pasar Kutasari, Selasa (12/6)
Temuan kerupuk Soto tak layak konsumsi di Pasar Kutasari, untuk sementara tidak dilakukan penyitaan barang dagangan atau menaikan ke 'meja hijau'. Pertimbangannya faktor kemanusiaan. Di mana penjual merupakan pedagang kecil. Sasaran akan dilakukan kepada produsen atau pedagang besar.
"Sasaran ke produsen karena bersifat massif, mensuply bukan hanya di Kabupaten Purbalingga saja namun sampai ke kabupaten tetangga," ujarnya.
Umar juga berharap kepada semua penjual Soto agar tidak menggunakan kerupuk yang berwarna menyala karena disiyalir mengandung zat pewarna pakaian. Lebih baik meggunakan kerupuk soto tanpa pewarna, karena lebih higienis dan tidak mengandung zat pewarna pakaian.
Umar melanjutkan, tim nantinya akan terdiri dari Dinas Kesehatan, Dinperindag, Dinkominfo, Dinas Ketahanan, Pangan, Dinas Pertanian dan Satpol PP, serta akan akan melibatkan dari unsur kepolisian. Diharapkan dengan adanya tim gabungan tersebut, produsen tidak akan membuat bahan makana berzat kimia berbahaya.
Data dari Tim Pengawasan Makanan, dari 20 jenis makanan yang diuji ditemukan ada 12 yang mengandung zat kimia berbahaya. Seperti kikil, tetelan, tonggkol jatilawang, cireng cendana, koin mi, teri kecil, teri gede dan kacangan mengandung formalin. Sedangkan bahan makanan yang mengandung boraks terdapat di Bleng Semar. Untuk zat rodamin terdapat pada kerupuk soto, cenil dan jenang tape.
Setelah melakukan uji sampel makanan dan pengarahan kepada pedagang, tim juga langsung ke Desa Cendana Kecamatan Kutasari guna melakukan pengawasan makanan ke produsen cireng yang disinyalir berbahan formalin.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagai alternatif makanan yang diminati di Indonesia, gorengan sering dijadikan pilihan untuk takjil saat berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaSoto padang rupanya juga menjadi salah satu pilihan favorit masyarakat Padang dan sekitarnya.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang rekomendasi makanan musang yang paling disukai, dan ampuh bikin hewan peliharaan jadi gemuk.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Petugas membawa beberapa alat untuk mengecek kondisi daging yang dijual oleh pedagang.
Baca SelengkapnyaKuliner ini punya sejumlah manfaat untuk kesehatan, mulai mencegah diare hingga melancarkan aliran darah
Baca SelengkapnyaMakanan ini begitu digemari dan diburu oleh banyak masyarakat Minangkabau sebagai menu untuk berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaPada saat berbuka puasa, terdapat sejumlah makanan yang terbaik untuk dikonsumsi demi kesehatan dan kebugaran tubuh.
Baca SelengkapnyaKonsumsi sejumlah makanan bisa menjadi pengobatan dan penceghan untuk masalah asam urat.
Baca SelengkapnyaKonsumsi makanan berbahan tepung terigu, terutama dalam jumlah terlalu banyak atau terlalu sering bisa menyebabkan sejumlah dampak bagi tubuh.
Baca Selengkapnya