Covid-19 Kraken Masuk RI, Menkes: Masyarakat Jangan Panik, Imunitas Kita Baik
Merdeka.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tidak panik dengan masuknya Kraken atau XBB 1.5. Varian ini memicu lonjakan kasus Covid-19 di Amerika Serikat.
“Pesan saya kepada masyarakat tidak usah panik,” kata Budi di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (26/1).
Budi mengatakan, antibodi Covid-19 masyarakat Indonesia sudah baik. Antibodi terbentuk dari vaksinasi maupun terjangkit Covid-19.
Berdasarkan hasil sero survei akhir 2022, 98 persen masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19. Kondisi inilah yang membuat Indonesia tidak mengalami ledakan Covid-19 saat dilanda gelombang Corona baru beberapa bulan terakhir.
“Di Indonesia dua kali gelombang anak cucu Omicron itu enggak naik tinggi. Kenapa? Imunitas populasi kita baik, hasil sero survei kita baik,” ucapnya.
Meski imunitas baik, Budi mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan saat berada di ruang tertutup. Terutama ketika berada dalam kelompok orang yang sedang mengalami sakit.
“Pesan penting lainnya adalah dibooster deh, terutama untuk lansia dan komorbid,” ujarnya.
Varian Kraken Masuk Indonesia
Pemerintah kembali mendeteksi masuknya varian baru Covid-19. Varian baru kali ini bernama Kraken atau XBB 1.5.
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkap kronologi varian Kraken masuk ke Tanah Air. Dia menyebut, pasien masuk ke Indonesia lewat Jakarta pada 6 Januari 2023.
Pasien bukan warga negara Indonesia (WNI). Dia merupakan warga negara asing (WNA) asal Polandia.
“Kemudian dia ke Balikpapan tanggal 7 Januari,” jelas Budi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (25/1).
Setelah tiba di Balikpapan, pasien menjalani tes rapid antigen. Hasilnya negatif Covid-19. Pada 11 Januari 2023, pasien melakukan tes PCR sebagai syarat untuk menumpangi kapal.
“Hasilnya positif (Covid-19),” imbuh Budi.
Hasil tes PCR tersebut dilanjukan dengan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS). Hasil tes WGS menunjukkan, pasien terpapar varian Kraken.
“Yang bersangkutan sudah sempat travel di beberapa tempat, hasilnya saya tahu di WGS ketemu XBB 1.5,” jelas Budi.
Budi mengungkapkan Kraken merupakan varian turunan dari Omicron. Varian ini memiliki kemampuan menulari sangat cepat.
“Tapi dari kemampuan mematikannya atau masuk rumah sakitnya rendah,” ujarnya.
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1
Hingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal
Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaMenkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca Selengkapnya