Belum Teruji, Penggunaan Obat Ivermectin Sebagai Terapi Covid-19 Harus Hati-hati
Merdeka.com - Penggunaan obat Ivermectin sebagai terapi Covid-19 harus diawasi betul penggunaannya. Sebab hingga hari ini belum direkomendasikan sebagai obat terapi Covid-19.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Agus Dwi Susanto mengatakan, perhimpunan profesi kedokteran di Indonesia belum merekomendasikan Ivermectin sebagai obat terapi Covid-19.
"Sampai sekarang dari perhimpunan-perhimpunan profesi belum memasukan Ivermectin ini sebagai salah satu yang dipakai dalam terapi COVID-19. Perhimpunan-perhimpunan ini kan sudah membuat panduan protokol ya di Indonesia, nah itu belum ada di dalamnya," ujar Agus saat dihubungi merdeka.com, Kamis (24/6).
Organisasi kesehatan dunia alias WHO pun belum memberikan rekomendasi untuk terapi rutin Covid-19. Namun, hanya diperbolehkan untuk uji klinik.
Agus menjelaskan, sampai hari ini belum ada riset yang menguatkan obat ivermectin ini bisa dipakai sebagai terapi Covid-19.
"Tetapi diperbolehkan di dalam rangka uji klinik. Tapi untuk penggunaan secara rutin ini belum diperbolehkan. Karena memang bukti-bukti di dalam riset-riset yang sudah dilakukan berbagai negara sampai saat ini belum cukup kuat untuk mendukung bahwa ini bisa dipakai. Itu data yang ada seperti itu," jelasnya.
Agus menyebut, tidak menutup Ivermectin dipakai di masa mendatang untuk terapi Covid-19. Apabila riset yang sedang berjalan merekomendasikan penggunaan obat tersebut.
"Meskipun begitu tetap terbuka peluang ke depannya bisa saja dipakai, kalau riset-riset yang saat ini sudah dikerjakan oleh Litbangkes dengan beberapa RS. Kalau itu sudah berjalan dan nanti hasilnya baik ya profesi merekomendasikan. Intinya kita tetap harus menunggu riset yang harus dilakukan uji klinis tersebut," tuturnya.
Untuk saat ini, penggunaan Ivermectin harus hati-hati. Sebab tergolong obat keras. Penggunaannya harus betul-betul diawasi karena bisa mengakibatkan beberapa efek samping. Bila menggunakan Ivermectin harus sesuai resep dokter.
"Jadi prinsipnya saya sebagai dokter paru, mengimbau kepada masyarakat khususnya yang menggunakan. Konsultasikan kepada dokter, intinya seperti itu aja," katanya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bagaimana Seseorang Bisa Sembuh dari HIV?
Sebagian besar orang meyakini bahwa HIV adalah penyakit yang tidak dapat diobati. Yuk, cek kebenarannya!
Baca SelengkapnyaMenkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaSaran untuk Pemerintah Tengah Susun Aturan Turunan UU Kesehatan, Terutama Soal Produk Tembakau
Pemerintah disarankan memperbanyak pasal tentang edukasi dan sosialisasi agar penguatan sistem kesehatan nasional dapat dilakukan.
Baca SelengkapnyaDengan Keyakinan Penuh Akan Kesembuhan, Mpok Atiek Memilih Terapi Alternatif dalam Menghadapi Penyakitnya.
Komedian senior Mpok Atiek mengaku tak tenang setelah polip pada ususnya dikatakan dokter berisiko tinggi tumbuh menjadi kanker.
Baca SelengkapnyaSering Berkeringat di Malam Hari? Waspada, Bisa Jadi Tanda 5 Masalah Kesehatan Ini!
Nggak hanya karena keringat berlebih, ini beberapa masalah kesehatan yang bisa jadi penyebabnya.
Baca SelengkapnyaDikabarkan Meninggal, Ini Kondisi Dokter Lo Sebenarnya
Ia membenarkan jika dokter Lo Siauw Ging MARS saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Solo.
Baca SelengkapnyaPenyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca Selengkapnya