Alat Pelindung Diri di Garut Habis, Kemenkes Minta Pemprov Penuhi Kekurangan Stok
Merdeka.com - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19) Achmad Yurianto menjelaskan beberapa daerah sempat alami kekurangan stok alat pelindung diri (APD). Namun, ia menegaskan agar pihak Kabupaten/Kota meminta penyediaan stok kepada Provinsi.
"Betul APD ada yang kekurangan, kita lihat APD saja, kita sudah ingatkan di daerah bahwa stok nasional, sudah disiapkan di Provinsi, tolong minta ke Provinsi, tapi kita juga mengingatkan tolong Provinsi kontrol yang di daerah," kata Yuri di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (10/3).
Dia mencontohkan seperti kasus di RSUD dr Slamet Garut yang sempat habis APD. Yuri mengklaim alat pelindung tersebut sudah tersedia di Provinsi.
"Kemarin itu yang terjadi seperti itu, seperti di daerah menggunakan jas hujan dan dilakban padahal Provinsi masih ada," ungkap Yuri.
Sebab itu, Yuri meminta agar seluruh pihak provinsi, kabupaten dan kota untuk melakukan koordinasi dengan baik. Sebab alat logistik kata dia sudah ada dalam pemantauan Direktorat Jendral Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes.
Dia pun menepis kabar Indonesia mengalami kekurangan PCR (Polymerace chain reaction). Yuri menegaskan saat ini pihak Kemenkes memiliki stok yang memadai.
"Di Kemenkes, kita masih memiliki stok pemeriksaan ini, PCR ini, datang lagi 10.000 unit yang lama masih ada 500 lebih, sisanya sekarang datangkan lagi 10.000 lebih. Jadi tidak benar kita tidak punya itu, tidak benar kalau tidak punya itu," ungkap Yuri.
Perawat Pasien Suspect Corona di Garut Gunakan Jas Hujan
Seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) corona yang sempat masuk ruang isolasi RSUD dr Slamet Garut pada Minggu (8/3), telah dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Senin (9/3) dini hari. Tim pengantar pasien terpaksa menggunakan jas hujan dalam proses pengantaran karena stok APD (alat pelindung diri) di RSUD dr Slamet Garut habis.
Direktur RSUD dr Slamet Garut yang juga merupakan Penanggung jawab Tim Penanganan Infeksi Emerging Covid-19 Kabupaten Garut, dr Husodo Dewo Adi mengatakan, bahwa APD di tempatnya memang telah habis. Hal tersebut pun kemudian menjadi salah satu alasan pasien PDP corona dirujuk ke RSHS Bandung.
"Kita hanya memiliki stok 20 PDP, dan sekarang sudah sudah habis setelah menangani dua pasien yang pemantauan dan pengawasan corona. Memang stok dari supplier APD ini kosong karena tingginya angka permintaan," ujarnya.
Karena habisnya APD, kata Husodo, saat PDP corona dirujuk ke RSHS Bandung pun tim pengantar terpaksa menggunakan jas hujan. Walau masih dikatakan aman, namun menurutnya penggunaan APD lebih aman dibandingkan menggunakan jas hujan.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Curug ini memiliki pesona yang sayang untuk dilewatkan.
Baca SelengkapnyaKaget melihat korban tengkurap di depan kamar mandi, Iwan kemudian memberitahu istri dan kerabat lainnya.
Baca SelengkapnyaData KPU per Senin 19 Februari 2024 mencatat jumlah petugas Pemilu meninggal dunia mencapai 71 orang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kejari Serang menyatakan kasus Muhyani tidak layak untuk dilimpahkan ke pengadilan pengembala ternak itu melakukan pembelaan terpaksa.
Baca SelengkapnyaPemudik juga bisa menitipkan rumah kosongnya kepada polisi agar terus dipantau selama mudik
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan juga menyatakan bahwa ada 13.675 petugas pemilu yang tengah dirawat.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda di Maros, Sulawesi Selatan, MA (22) gelap mata setelah ditegur karena membawa pacarnya ke rumah. Dia tega membunuh kakak kandungnya AA (31).
Baca SelengkapnyaMenteri Perhubungan Budi Karya melarang masyarakat mudik menggunakan sepeda motor karena rentan mengalami kecelakaan lalu lintas.
Baca SelengkapnyaMenhub Budi Karya Sumadi mengakui 3 lokasi arus mudik lebaran menjadi yang paling menantang untuk diselesaikan.
Baca Selengkapnya