Alasan Jokowi Tak Pernah Pakai Rompi Antipeluru saat Kunjungi Negara Perang
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah dua kali mengunjungi negara konflik. Pertama, Afghanistan. Kedua, Ukraina.
Jokowi mengunjungi Afghanistan di tengah situasi keamanan yang tidak kondusif pada 29 Januari 2018. Sementara kunjungannya ke Ukraina dilakukan pada 29 Juni kemarin di tengah invasi Rusia.
Jokowi nampak tak pernah memakai rompi antipeluru saat mengunjungi dua negara tengah berkonflik tersebut.
Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono mengungkap kemungkinan alasan Jokowi tak pernah menggunakan rompi antipeluru saat mengunjungi negara konflik. Menurutnya, karena pengamanan terhadap Kepala Negara sudah cukup baik.
"Mungkin karena pengamanan kan tentunya sudah cukup dan terkoordinir dengan baik," kata Heru kepada merdeka.com, Jumat (1/7).
Kunjungan ke Afghanistan dan Ukraina
Sebelumnya saat mengunjungi bangunan dan korban terdampak perang di Ukraina, Jokowi tak menggunakan rompi antipeluru dan tanpa pengawalan ketat. Hanya menggunakan kemeja putih dibalut jaket biru. Demikian saat bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, hanya mengenakan setelan jas lengkap.
Hal serupa dilakukan Jokowi saat mengunjungi Afghanistan pada 2018 lalu. Saat itu, ledakan bom mengguncang kawasan kedutaan asing dan gedung pemerintahan di Kabul, Afganistan. Peristiwa itu terjadi dua hari sebelum kedatangan Jokowi. 103 Orang tewas. 235 Lainnya terluka.
Beberapa jam sebelum Jokowi dan rombongan tiba, sekelompok pria bersenjata menyerang pos militer. Posisinya di dekat salah satu akademi militer Afghanistan. Insiden itu menewaskan lima tentara dan melukai 10 lainnya.
Situasi mencekam itu tak menyurutkan niat Jokowi untuk melakukan kunjungan kenegaraan. Jokowi tiba di Bandara Internasional Hamid Kariadi, Kabul, Afganistan, sekira pukul 11.40 waktu setempat atau 14.10 Wib.
Kedatangan Jokowi disambut hujan salju. Pengawalan dilakukan super ketat. Jokowi naik mobil lapis baja. Dua helikopter mengawal iring-iringan dari ketinggian.
Jokowi Tolak Pakai Rompi Antipeluru
Jokowi kala itu menolak menggunakan rompi antipeluru. Padahal, pembantu presiden yang ikut dalam kunjungan kerja itu sudah menyiapkan rompi antipeluru.
"Presiden tidak berkenan memakai rompi antipeluru saat itu," ucap Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (31/1).
Rompi antipeluru yang semula disiapkan untuk Jokowi akhirnya digunakan Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden).
Saat berada di sana, Jokowi sempat menjadi Imam salat Zuhur di Afghanistan. Jokowi menjadi Imam dan makmumnya adalah Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani serta para Ulama Afghanistan dan Ulama Nahdlatul Ulama (NU). Jokowi menjadi imam atas permintaan Ashraf Ghani.
Ada kejadian menarik saat kepulangan Presiden dan rombongan dari Afganistan. Dalam pesawat sebelum lepas landas, Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi dan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) Mayjen TNI (Mar) Suhartono terlihat sujud syukur.
"Saya memahami kelegaan dan kesyukuran mereka, bahwa enam jam di Kabul dapat kami lewati dengan lancar," kata Jokowi dikutip dari akun facebooknya, Selasa (30/1).
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perludem menyayangkan pernyataan Presiden Joko Widodo soal presiden boleh berpihak di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaWajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
"Saya memperoleh laporan di tahun 2023 Mahkamah Agung berhasil memutus hingga 99,47 persen perkara."
Baca SelengkapnyaMeski belum sampai ke mejanya, Jokowi menyebut surat pengunduran diri Firli telah diterima Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg).
Baca SelengkapnyaUsulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaSebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai kepala negara, presiden merupakan penyelenggara pemilihan.
Baca SelengkapnyaTerkait paslon yang didukung Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang meminta agar ditanyakan langsung ke presiden
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan persatuan dan keutuhan bangsa Indonesia harus terus dijaga di tengah tahun politik 2024.
Baca Selengkapnya