Hanya Butuh 2-3 Jam per Hari, Pemuda Sidoarjo Raup Omzet Ratusan Juta per Bulan dari Bisnis Sampingan
Ia memulai bisnisnya saat pandemi ketika pekerjaan utamanya terdampak
Ia memulai bisnisnya saat pandemi ketika pekerjaan utamanya terdampak
Pandemi Covid-19 berdampak buruk pada berbagai lini bisnis, salah satu bidang perhotelan. Akibatnya, Arif Firmansyah, pekerja sebuah hotel bintang lima di Surabaya gagal mewujudkan cita-citanya naik pangkat.
Arif adalah sosok yang ambisius dalam pekerjaan. Sudah lama ia bercita-cita naik pangkat bahkan jika memungkinkan mencapai level tertinggi dari pekerjaan yang ia geluti.
Sayangnya, cita-citanya gagal terwujud karena pandemi Covid-19. Hal ini menjadi titik balik dirinya. Alih-alih hanya fokus meratapi nasib gagal naik pangkat, ia mencoba peruntungan di dunia bisnis.
Pemuda asal Sidoarjo, Jawa Timur pun mencoba beragam bisnis. Mulai dari jualan kue sus kering, pengharum mobil, dan kini parfum serta pengharum ruangan.
Bisnis kue sus kering hanya berhasil dijalani Arif selama satu tahun. Selanjutnya, ia mencoba menapaki berjualan pengharum mobil.
Dari awalnya menjadi reseller, ia tergerak memproduksi sendiri produk pengharum mobil. Sayangnya, justru saat ia memberanikan diri melakukan produksi sendiri, penjualan produk tersebut justru tidak menjanjikan.
Gagal tak membuat Arif patah semangat. Ia terus mencoba mencari formulasi hingga akhirnya menemukan racikan yang pas untuk parfum dan pengharum ruangan. Usaha yang ia lakukan untuk sampai di tahap ini butuh banyak pengorbanan.
"Awalnya gegabah, beli bahan ini sekian liter ternyata tidak cocok, buang. Akhirnya nemu formula pengharum yang dibuat tanpa api dan listriik, tapi bisa membuat harum satu ruangan," jelas Arif, dikutip dari YouTube Pecah Telur, Rabu (24/1/2024).
Belajar dari pengalaman sebelumnya, kali ini Arif belum berani menjual parfumnya dengan kemasan khusus. Ia menjual parfumnya dengan kemasan biasa. Tak disangka ternyata parfum racikannya mendapat ulasan bagus dari pembeli. Baru dari situlah, ia memberanikan diri membuat kemasan yang lebih bagus serta dilabeli merek dagang.
Sebagai pekerja profesional hotel bintang lima, Arif mengadopsi cara kerja hotel untuk menjalankan bisnisnya. Ia mengutamakan kepuasan pelanggan sebagai salah satu modal utama kesuksesannya.
Arif menjual produknya secara luring dan daring. Secara daring, ia fokus pada dua marketplace. Jika dirata-rata, omzet penjualannya per bulan mencapai ratusan juta rupiah. Padahal setiap hari, ia hanya butuh waktu 2-3 jam untuk mengurus bisnis sampingannya ini.
Awal merintis bisnisnya, Sueb mendapat omzet puluhan juta. Kini Sueb mampu meraih omzet hingga miliaran rupiah.
Baca SelengkapnyaMemperluas jejaring dan perbanyak sedekah menjadi kunci yang Adibayu yakini menjadi perantara kesuksesannya saat ini.
Baca SelengkapnyaSiswanto bercerita dia pernah mencoba segala macam usaha dan pekerjaan, namun belum ada yang bertahan lama.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang pengusaha muda, Wiguna Igi yang berhasil berjualan siomay hingga beromzet ratusan juta.
Baca SelengkapnyaAir yang semula semata kaki langsung berubah hingga sepinggang orang dewasa
Baca SelengkapnyaBerkat kerja kerasnya membangun usaha di masa pandemi Covid-19, omzetnya kini mencapai Rp150 juta dan terjual sampai Dubai.
Baca SelengkapnyaSempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaSelain berbisnis Darma juga memiliki minat dalam dunia balap.
Baca SelengkapnyaDi masa-masa awal kerugian, Dwi Masih beranggapan bahwa kerugian tersebut merupakan risiko bisnis.
Baca Selengkapnya