Stress Adalah Reaksi Tubuh saat Menghadapi Ancaman, Begini Cara Mencegahnya
Merdeka.com - Sudah menjadi garis hidup manusia bahwa tidak selamanya akan merasakan bahagia. Setiap orang pasti pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya. Pengalaman pahit tersebut ada yang sifatnya ringan, sedang, hingga berat yang bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan stress.
Melansir dari Healthline, stress adalah reaksi tubuh saat seseorang menghadapi ancaman. Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang mengalami tekanan atau suatu perubahan pikiran yang membuat gugup, marah, tidak bersemangat, dan putus asa. Selain itu, situasi tersebut juga dapat memicu reaksi tubuh, baik secara fisik maupun mental.
Gangguan stress jika tidak segera bisa mengakibatkan depresi, yang bisa membuat suasana hati terus mengalami tekanan dan kehilangan semangat hidup. Kondisi traumatis ini dapat bersifat objektif maupun subjektif, baik itu karena kekerasan fisik, emosional, hingga kejadian yang bisa mengancam nyawa. Gangguan depresi jika tidak segera diatasi maka dapat memicu penderita melakukan tindakan bunuh diri.
Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan gangguan stress dan bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasannya yang dilansir dari Healthline:
Mengenal Penyebab Stress
©Shutterstock
Stress adalah gangguan yang seringkali dipicu oleh tekanan batin. Ada beberapa hal yang kerap menjadi penyebab stress, seperti masalah dalam hubungan keluarga, sosial, patah hati, dan kondisi lain yang membuat sakit hati.
Seseorang yang mengalami situasi stress, tubuh akan beraksi secara alami, yaitu melepas hormon kortisol dan adrenalin. Adapun berbagai situasi yang sering memicu terjadinya stres, seperti tidak memiliki pekarjaan, beban berat di tempat kerja, dan penyakit yang tidak kunjung sembuh. Berikut ini beberapa penyebab stress yang biasa dialami penderita:
Trauma
Trauma merupakan pengalaman emosional yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk melepaskan diri dari memori kejadian buruk di masa silam. Kondisi kejiwaan ini biasanya disebabkan oleh suatu kejadian buruk dan cara seseorang dalam memaknai peristiwa menyakitkan tersebut. Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang kehilangan semangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari dan mengalami gangguan stres.
Kekerasan Emosional
Kekerasan emosional atau bullying menjadi salah satu penyebab seseorang mengalami stres. Beberapa kekerasan emosional seperti ejekan dan hinaan dapat berpengaruh buruk bagi kondisi kejiwaan penderita. Seseorang yang sering dituntut terlalu keras, bahkan melebihi kemampuan, bisa meningkatkan risiko mengalami stres dan depresi.
Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual juga dapat meninggalkan trauma yang mendalam bagi korban. Salah satu kelompok paling rentan yang bisa mengalami kondisi ini adalah anak-anak. Kejadian ini bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan stres dan depresi.
Riwayat Keluarga
Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan depresi maka lebih berisiko mengalami depresi. Depresi bersifat sangat kompleks, artinya banyak gen berbeda yang masing-masing memberi efek kecil, daripada gen tunggal yang berkontribusi terhadap risiko penyakit.
Selain itu, memiliki riwayat penyalahgunaan narkoba atau alkohol bisa memengaruhi risiko seseorang mengalami depresi. Tak heran, jika banyak pengidap gangguan depresi karena memiliki riwayat dengan obat-obatan terlarang.
Mengenal Gejala Stress
©Shutterstock
Stress adalah salah satu masalah kesehatan yang serius yang bisa menyebabkan depresi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), depresi menempati peringkat ke-4 sebagai penyakit yang ada di dunia. Adapun gejala stress bisa dilihat dari dua aspek, yakni fisik dan psikologi yang ditandai seperti berikut:
- Merasa putus asa dan tidak berharga.
- Sering merasa cemas dan khawatir yang berlebihan.
- Kehilangan selera untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Merasakan suasana hati yang buruk dan perasaan sedih.
- Sering merasa kelelahan.
- Kehilangan selera makan dan sering merasa pusing yang tidak jelas alasannya.
- Berat badan turun secara drastis atau naik drastis.
Cara Mencegah Stress
©Shutterstock
Setiap orang pernah mengalami suatu peristiwa menyakitkan di dalam hidupnya. Tak jarang, pengalaman pahit masa lalu ini sering mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun jangan khawatir, dengan berdamai dengan kenyataan, seseorang bisa bangkit dari segala keterpurukan.
Secara umum, stres berat harus melibatkan bantuan medis profesional dari psikolog atau psikiater. Hal ini perlu dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang sebenarnya terjadi. Dilansir dari Help Guide, berikut beberapa cara mencegah stress yang bisa dilakukan:
Selalu Bersyukur
Sudah kita ketahui bersama bahwa manusia di dunia tentu tidak akan pernah lepas dari permasalahan hidup. Hampir dapat dipastikan setiap orang memiliki masalahnya sendiri-sendiri. Hal inilah yang kemudian harus disadari bahwa kita tidak hidup sendiri dan masih banyak orang di luar sana yang mengalami masalah lebih besar.
Salah satu puncak kebahagiaan ialah ketika seseorang mampu bersyukur dengan apa yang dimiliki. Selalu percaya bahwa semua masalah yang kita hadapi sekarang adalah upaya mendewasakan diri agar ke depan dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu, masih banyak hal di dunia ini yang patut kita syukuri seperti memiliki sahabat, keluarga, dan pekerjaan.
Bersikap Terbuka
Cara mencegah stress berikutnya yaitu berusaha untuk selalu bersikap terbuka. Semakin menghindari masalah dan mencoba menutup-nutupi peristiwa, dapat membuat keadaan kian memburuk. Oleh karena itu, mencoba untuk memaafkan diri sendiri dan menumbuhkan kepercayaan diri menjadi salah satu cara terbaik untuk mencegah stress dan depresi.
Selain itu, bersikap terbuka terhadap orang-orang terdekat seperti sering mencurahkan perasaan dan isi hati bisa menjadi obat psikologis agar suasana hati lebih tenang dan tentram. Mencurahkan isi hati ini juga bisa dilakukan dengan cara-cara lain seperti menulis, melukis, dan melakukan berbagai aktivitas yang bisa membuat hati lega.
Meditasi
Salah satu cara mencegah stress adalah ialah rutin melakukan meditasi. Kegiatan relaksasi ini dapat menumbuhkan pikiran positif dan membangkitkan semangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Pasalnya, pikiran negatif yang sering muncul dapat menyebabkan seseorang menjadi cemas, stres, bahkan mengalami depresi obsesif.
Oleh karena itu, berpikir positif diperlukan untuk menghindari gangguan mental yang bisa terjadi. Pasalnya, berpikir positif dapat memberi pengaruh baik untuk keadaan psikologis.
(mdk/jen)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Makanan merupakan salah satu hal yang juga dapat berpengaruh terhadap stress. Yuk, simak beberapa makanan yang bisa menurunkan kadar stress!
Baca SelengkapnyaStres memengaruhi sistem pernapasan, tingkat energi, dan hormon dan hormon tertentu.
Baca SelengkapnyaDampak stress bukan hanya ke masalah psikologis saja, tetapi juga dapat berdampak ke fisik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Stres telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan setiap individu. Salah satu momen yang seringkali menjadi pemicu stres adalah saat menyusun resolusi.
Baca SelengkapnyaMunculnya stres pada kehidupan sehari-hari merupakan hal yang tidak bisa dihindari
Baca SelengkapnyaPelukan tidak hanya mengurangi rasa sakit dan kecemasan, tetapi juga dapat mengurangi tingkat depresi dan perilaku agresif pada seseorang.
Baca SelengkapnyaAnak yang sering tidur larut malam bisa mengalami berbagai masalah, mulai dari fisik, emosional, hingga akademik. Dampaknya pun bisa memengaruhi perkembangannya
Baca SelengkapnyaTanpa kita sadari, sejumlah kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari ternyata bisa menjadi penyebab terjadinya stres pada kehidupan kita.
Baca SelengkapnyaSelada memiliki manfaat yang luar biasa untuk kesehatan. Yuk, simak fakta lengkap tentang manfaat selada sekaligus tips mengkonsumsinya!
Baca Selengkapnya