Menguak Fakta Bendungan Pucang Gading, Pintu Air Tua Peninggalan Belanda yang Masih Berfungsi Hingga Kini
Bangunan bendungan masih tampak kokoh walau beberapa bagiannya sudah tampak tergerus arus air
Bangunan bendungan masih tampak kokoh walau beberapa bagiannya sudah tampak tergerus arus air
Banjir di Kota Semarang sebenarnya sudah sering terjadi sejak era Hindia Belanda. Oleh karena itu dibangunlah beberapa pintu air atau bendungan.
Selain untuk pengairan sawah, pintu air itu menjadi pengontrol debit air yang menjadi penyebab banjir pada beberapa daerah di Semarang.
Salah satu pintu air yang dibangun pemerintah Hindia Belanda adalah Bendungan Pucang Gading.
Pintu air itu dibangun pada tahun 1918 oleh pemerintah kota praja Semarang.
Menurut sejarahnya, dulu Bendungan Pucang Gading ini lebih dikenal dengan nama Pintu Air Klipang. Pintu air ini dibangun oleh Gemeenteraad Semarangsche pada tahun 1918.
Satu pintu air mengarahkan air ke arah Banjir Kanal Timur, lalu ada pintu air yang mengarahkan air ke daerah Penggaron, dan satu pintu air mengarahkan air ke Kabupaten Demak.
Saat ini Bendungan Pucang Gading berada di bawah pengelolaan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Tengah.
Dikutip dari Instagram @semarang.heritage, enam pintu air yang ada harus memastikan debit air Kali Babon tidak boleh melebihi 78 meter kubik per detik.
Sementara aliran Banjir Kanal Timur tidak boleh melebihi 145 meter kubik per detik.
Pada awal Januari 2023 lalu, terjadi banjir besar di Kota Semarang yang menyebabkan Perumahan Dinar Indah terendam. Bahkan ketinggian banjir diketahui mencapai atap rumah.
Banjir itu juga berdampak pada kondisi bangunan Bendungan Pucang Gading. Saat itu beberapa pondasi di pintu air tersebut rusak.
Saat air sedang surut, warga sekitar akan turun mencari ikan pada aliran sungai di sekitar Bendungan Pucang Gading.
Diketahui di sekitar tempat itu cukup banyak ikan yang bisa diambil. Warga pun tanpa takut turun ke sungai dan mencari ikan hanya dengan tangan kosong.
Awalnya jadi sumber pengairan sawah, lalu berubah jadi lokasi mencari pasir.
Baca SelengkapnyaTak hanya terkenal dengan mata airnya, Tuk Budoyo nyatanya kini telah menjadi cagar budaya.
Baca SelengkapnyaFakta sebenarnya dibalik patung gurita yang ada di salah satu rumah di Bandung, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPada 1947, umat islam Tanah Air berperang melawan Belanda pada hari ketiga puasa.
Baca SelengkapnyaSumur air memberikan keberlanjutan pasokan air, terutama saat terjadi gangguan pasokan air dari pihak ketiga.
Baca SelengkapnyaDibangun pada abad ke-16, Danau Tasikardi di Banten sudah memiliki teknologi pemurnian air yang mumpuni.
Baca SelengkapnyaSaluran air yang tidak berfungsi dengan baik dapat menyebabkan air hujan menumpuk di atap.
Baca SelengkapnyaMereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.
Baca SelengkapnyaAda penjelasan lengkap mengapa hujan turun berbentuk tetesan, bukan sekaligus air besar turun dari langit.
Baca Selengkapnya