Mengenal Seni Gejog Lesung, Wujud Kegembiraan Kaum Petani di Yogyakarta setelah Masa Panen
Perkembangan musik gejog lesung telah mengalami modifikasi dan sentuhan-sentuhan kreatif dari para musisi perdesaan agar tetap punya daya tarik.
Perkembangan musik gejog lesung telah mengalami modifikasi dan sentuhan-sentuhan kreatif dari para musisi perdesaan agar tetap punya daya tarik.
Gejog Lesung merupakan sebuah seni musik yang berkembang di wilayah Bantul, Yogyakarta. Beberapa daerah di Jawa Tengah menyebut seni ini dengan nama klothek lesung atau kotekan lesung.
Selain di Yogyakarta, kesenian ini juga berkembang pesat di wilayah Jawa Tengah, khususnya di daerah yang mayoritas warganya adalah petani.
Dikutip dari Jogjaprov.go.id, seni musik gejok lesung mengekspresikan kegembiraan kaum petani perdesaan setelah melaksanakan masa panen. Arti “gejog lesung” sendiri adalah permainan musik yang bersaut-sautan.
Kata “gejog” merujuk pada pengertian bersaut-sautan dan saling menimpali ibarat dua orang atau lebih yang sedang bercengkrama atau dalam Bahasa Jawa artinya “gojek”, sedangkan lesung artinya benda tempat menumbuk padi.
Satu lesung biasanya dimainkan oleh empat sampai lima orang. Tingkat kemeriahan seni musik ini tergantung pada banyaknya lesung yang dimainkan.
Foto: Liputan6.com
Tradisi gejog lesung ini muncul dalam berbagai dongeng atau legenda orang Jawa, salah satunya pada cerita Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang.
Diceritakan saat itu Roro Jonggrang mengerahkan petani di desa-desa untuk memainkan musik gejok lesung di tengah malam sehingga ayam berkokok tanda langit telah fajar.
Berdasarkan mitos pula, lesung tempat menumbuk padi adalah jadi-jadian dari gembung atau perut Dewa Kala Rau alias Lembu Culung.
Bentuk lesung kuno sendiri menggambarkan beberapa bagian tubuh manusia raksasa yaitu yang pertama bagian mustaka atau kepala, kedua bagian jangga atau leher, ketiga jaja atau dada, keempat lambung atau perut, kelima suku atau kaki, dan keenam kepet atau sirip.
Dilansir dari Liputan6.com, pada zaman dahulu kala lesung digunakan untuk mengolah beras sekaligus alat musik.
Pekerjaan menumbuk padi yang membosankan pada akhirnya membuat para wanita penumbuk berinisiatif menciptakan irama musik dari lesung. Pola tumbukan yang semula monoton berubah menjadi saling bersahutan dan menghasilkan bunyi yang berbeda-beda.
Kini penggunaan lesung sebagai alat pengolah padi semakin terpinggilkan karena kemajuan teknologi.
Dilansir dari kemdikbud.go.id, perkembangan musik gejog lesung telah mengalami modifikasi dan sentuhan-sentuhan kreatif dari para musisi perdesaan agar memiliki daya tarik sebagai seni pertunjukan.
Guna melestarikan tradisi musik ini, organisasi desa dan PKK di desa-desa rutin mengajak ibu-ibu berkumpul untuk berlatih memainkan musik gejog lesung. Wadah itu tersalurkan dengan berbagai perlombaan musik yang diadakan pemerintah setempat.
Di tengah para prajurit yang asyik bernyanyi dan joget, dia memberi iringan musik.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo dan Mahfud MD akan menyampaikan pidato di hadapan pendukungnya.
Baca SelengkapnyaAlat musik dari Timur Tengah ini mirip dengan gitar pada umumnya, dimainkan dengan cara dipetik dan terdiri dari 3 sampai 12 senar.
Baca SelengkapnyaGrup Band Slank baru saja mendeklarasi dukungannya untuk Ganjar-Mahfud kemarin
Baca SelengkapnyaCalung ternyata punya sejarah yang menarik untuk mengobati rasa kesepian para petani Sunda
Baca SelengkapnyaAnggota TNI yang dikeroyok kelompok pemusik tong-tong pada Minggu (24/3) dimediasi Polres Pamekasan.
Baca SelengkapnyaTerinspirasi dari banyaknya limbah kayu yang dihasilkan dari produksi alat musik, gadis ini mencoba berinovasi dengan teman-temannya
Baca SelengkapnyaMedium seni musik adalah mengacu pada cara atau alat yang digunakan untuk menyampaikan karya musik kepada pendengar.
Baca SelengkapnyaSeni musik termasuk jenis kesenian yang memiliki fungsi penting di kehidupan.
Baca Selengkapnya