Letaknya Strategis Sebagai Kota Pelabuhan, Ini Sejarah Kedatangan VOC di Jepara
Kedatangan mereka ditandai dengan pembangunan benteng yang masih berdiri kooh hingga sekarang.
Kedatangan mereka ditandai dengan pembangunan benteng yang masih berdiri kokoh hingga sekarang.
Letaknya Strategis Sebagai Kota Pelabuhan, Ini Sejarah Kedatangan VOC di Jepara
Tak jauh di sebelah utara pusat Kota Jepara, terdapat sebuah bukit yang cukup terjal. Warga sekitar menamainya Bukit Donoreja. Di atas bukit ini terdapat sebuah benteng peninggalan Belanda.
-
Mengapa pelabuhan Jepara menjadi pusat perdagangan? Pada masa lalu, Pelabuhan Jepara menjadi pusat perdagangan yang amat ramai.
-
Kenapa Semarang jadi milik VOC? Pada tanggal 15 Januari 1678, Amangkurat II dari Kesultanan Mataram menggadaikan Semarang dan sekitarnya kepada VOC sebagai bagian pembayaran hutangnya. Pada tahun 1705, Susuhunan Pakubuwono I menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai bagian dari perjanjiannya karena telah dibantu untuk merebut kembali Keraton Kartasura.
-
Dimana VOC membangun loji perdagangan di Sumatera Barat? Pulau Sumatera merupakan salah satu wilayah yang menjadi basis besar perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Tak heran jika Belanda serta Portugis banyak mendirikan sebuah loji yang difungsikan sebagai pendukung perdagangan rempah serta emas.
-
Kapan VOC mulai berdagang di Pariaman? Memasuki abad ke-17, seluruh wilayah Pariaman berada di bawah kedaulatan Kesultanan Aceh. Sampai akhirnya pada tahun 1663 kongsi dagang Belanda yaitu VOC tiba dan mendirikan kantor di Kota Padang.
-
Apa saja destinasi wisata Jepara? Jepara memiliki kekayaan berupa kerajinan kayu yang sangat terkenal di Indonesia. Selain itu, Jepara juga memiliki destinasi wisata alam yang sangat indah, terutama pantainya.
-
Dimana VOC berlabuh di Sumatra Barat? Selain Palembang, wilayah Sumatra Barat juga menjadi tempat bersandarnya kapal-kapal dagang milik VOC.
Dilansir dari Kemdikbud.go.id, benteng itu dibuat dari bahan batu karang yang dibentuk menjadi balok-balok persegi panjang berukuran rata-rata 18x25x30 cm. Balok-balok itu disusun dengan campuran pasir laut, kapur, dan semen merah. Benteng itu menjadi saksi bisu kedatangan VOC di Jepara untuk pertama kalinya.
Seperti yang dirangkum dari berbagai sumber sejarah, VOC pertama kali mendarat di Jepara pada tahun 1613. Pendaratan itu dilakukan karena mereka hendak memindahkan kantor dagang mereka di Gresik karena mendapat gangguan dari pedagang Islam.
Pada tahun 1615, VOC mendapat izin dari Sultan Agung, pemimpin Mataram yang menguasai wilayah tersebut, untuk berdagang di wilayah tersebut. VOC kemudian membangun loji di Jepara dan rampung pada tahun 1618.
Setahun kemudian, pada tahun 1619 Jan Pieterzoon Coen sebagai Gubernur Jenderal VOC melakukan ekspedisi militer ke Jepara untuk menghukum para pelaut dan pedagang yang melakukan penyerangan dan pembakaran kota Pelabuhan Jepara dan perahu-perahu Belanda yang berlabuh di sana.
Diperkirakan mereka yang dihukum adalah para pelaut dan pedagang muslim yang berasal dari Jepara maupun dari daerah lainnya, yang merasa dirugikan oleh sistem monopoli VOC beserta lojinya.
Sekitar tahun 1680-an, VOC menerima konsensi dalam bentuk sewa dari Raja Mataram untuk mendirikan benteng di Pelabuhan Jepara. Dengan dibangunnya benteng di Jepara, kota itu menjadi pusat keuasaan VOC di wilayah pantai timur Jawa.
Jepara menjadi salah satu kota yang dijadikan VOC sebagai pusat kekuasaannya untuk berdagang. Selain karena letaknya yang strategis, Jepara memang sudah berkembang menjadi kota pelabuhan yang dibangun sejak era Ratu Kalinyamat.
Dalam sebuah lukisan kuno, terdapat gambar pemandangan Kota Jepara yang berlatar belakang Benteng Jepara.
Dari gambar tersebut terlihat bahwa pada sisi timur depan benteng ada muara Sungai Jepara, dan di bawah kirinya ada kapal milik Belanda.
Sedikit ke dalam ke arah daratan ada jembatan yang bisa dibuka tutup dan kandang kuda. Dari lukisan tersebut dapat terlihat jika Benteng Jepara terletak pada tepi Sungai Jepara dan berada di perbukitan.