Penyakit Akibat Polusi Udara yang Perlu Diwaspadai, Bisa Sebabkan Masalah pada Otak
Terkadang kita menyepelekan udara yang tidak bersih. Padahal, ada berbagai penyakit yang mengintai dari polusi udara.
Terkadang kita menyepelekan udara yang tidak bersih. Padahal, ada berbagai penyakit yang mengintai dari polusi udara.
Udara yang bersih dan segar adalah salah satu elemen penting dalam menjaga kesehatan dan keseimbangan lingkungan. Namun, sayangnya, fenomena polusi udara telah menjadi ancaman serius bagi kualitas udara di berbagai belahan dunia. Dalam dekade terakhir, peningkatan industri, urbanisasi yang cepat, dan kegiatan manusia lainnya telah berkontribusi terhadap pelepasan berbagai zat berbahaya ke atmosfer.
Dampak buruk dari polusi udara terhadap kesehatan manusia semakin menjadi perhatian, karena munculnya berbagai penyakit serius yang berkaitan dengan paparan terus-menerus terhadap polutan tersebut.
1. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) : Ini adalah infeksi di saluran pernapasan, yang menimbulkan gejala batuk, pilek, disertai dengan demam. ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja. Data WHO menyebutkan bahwa ISPA menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia.
2. Asma: Ini adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Bagi penderita asma, saluran pernapasannya akan lebih sensitif dibandingkan orang yang tidak menderitanya. 3. Paru-paru basah atau pneumonia: Ini adalah penyakit akibat infeksi yang memicu inflamasi pada kantong-kantong udara atau pada alveolus di salah satu atau bahkan kedua paru-paru. Paru-paru basah dapat disebabkan oleh serangan (infeksi) virus, jamur, atau bakteri yang menyerang sistem pernapasan. Gejalanya diawali dengan demam, batuk dan kesulitan bernapas.
4. Bronkopneumonia: Ini adalah jenis pneumonia yang menyerang saluran udara (bronkus) dan alveolus di paru-paru. Gejalanya mirip dengan pneumonia, namun lebih ringan dan tidak menyebar ke seluruh paru-paru.
5. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK): Ini adalah penyakit paru-paru yang ditandai dengan hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel. PPOK dapat menyebabkan sesak napas, batuk kronis, dan produksi dahak berlebihan. PPOK juga meningkatkan risiko infeksi paru-paru dan gagal napas. 6. Kanker paru-paru: Ini adalah jenis kanker yang berasal dari sel-sel paru-paru yang tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali. Kanker paru-paru dapat menyebar ke organ lain melalui darah atau getah bening. Gejala kanker paru-paru antara lain batuk berdarah, sesak napas, nyeri dada, penurunan berat badan, dan kelelahan.
7. Hipertensi pulmonal: Ini adalah kondisi tekanan darah tinggi di pembuluh darah paru-paru. Hipertensi pulmonal dapat menyebabkan gagal jantung kanan, pembengkakan kaki, pusing, dan pingsan. Penyebab hipertensi pulmonal antara lain penyakit jantung bawaan, penyakit hati kronis, dan gangguan tidur. 8. Tuberkulosis (TBC): Ini adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TBC biasanya menyerang paru-paru, namun juga dapat menginfeksi organ lain seperti tulang, ginjal, dan otak. Gejala TBC antara lain batuk berdahak lebih dari dua minggu, demam, berkeringat di malam hari, nafsu makan menurun, dan penurunan berat badan.
Beberapa cara melindungi diri dari polusi udara adalah: • Menggunakan masker. Masker dapat membantu menyaring partikel debu, polutan, bakteri, dan virus yang ada di udara. Pilihlah masker yang sesuai dengan tingkat polusi dan kenyamanan Anda. • Hindari sumber polusi. Jika memungkinkan, hindarilah tempat yang memiliki tingkat polusi udara tinggi, seperti jalan raya, pabrik, atau tempat pembakaran sampah. Cek kualitas udara di daerah Anda sebelum beraktivitas.
• Menggunakan transportasi umum atau sepeda. Kendaraan bermotor merupakan salah satu penyumbang polusi udara terbesar. Dengan menggunakan transportasi umum atau sepeda, Anda dapat mengurangi emisi gas buang dan menghemat bahan bakar. • Menghemat energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan dari pembangkit tenaga yang menggunakan bahan bakar fosil juga menghasilkan polusi udara. Anda dapat menghemat energi listrik dengan mematikan lampu dan peralatan elektronik yang tidak digunakan.
• Reuse dan recycle. Dengan melakukan reuse dan recycle, Anda dapat mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir atau dibakar. Sampah yang dibakar dapat menghasilkan polutan berbahaya, sedangkan sampah plastik dapat membutuhkan waktu lama untuk terurai. • Menjaga sirkulasi udara di dalam ruangan. Sirkulasi udara yang baik dapat membantu menghilangkan polutan yang masuk ke dalam ruangan. Anda dapat memasang filter udara, menjaga kebersihan rumah, dan menutup jendela jika udara luar sedang buruk.
• Menanam tanaman pengurai polusi. Beberapa tanaman dapat membantu memurnikan udara di dalam ruangan dengan menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen. Beberapa contoh tanaman pengurai polusi adalah lidah buaya, azalea, dan tulsi.
Polusi Udara Jakarta berada pada fase terburuk dan memicu berbagai penyakit
Baca SelengkapnyaData Indeks Kualitas Udara (AQI) Air, DKI Jakarta menempati posisi teratas daftar kota dengan tingkat polusi terburuk pada Senin, 7 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaBMKG mengungkap alasan polusi udara di Jakarta lebih memburuk di malam hari. Seperti apa?
Baca SelengkapnyaHal ini dampak asap dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini kabar kembali diramaikan dengan masyarakat kota Jakarta yang mengeluhkan kualitas udara buruk. Ini pun sesuai dengan laporan situs IQAir yang menunjukkan indeks kualitas udara Jakarta mengandung polutan utama PM 2,5.
Baca SelengkapnyaTingginya tingkat polusi udara di Indonesia, khususnya Jakarta, masih jadi perhatian pemerintah.
Baca SelengkapnyaDia menyebut, tenggorokannya sendiri tengah mengalami masalah, bahkan cucunya dilarikan ke rumah sakit karena mengalami gangguan pernapasan.
Baca SelengkapnyaPadahal, delapan miliar manusia yang hidup di bumi saat ini sangat tergantung pada keanekaragaman hayati termasuk kualitas udara yang bersih.
Baca SelengkapnyaSelama sepekan terakhir, tingkat polusi udara di Jakarta ini sangat buruk di angka 156 dengan keterangan tidak sehat.
Baca Selengkapnya