Berkat Jalin Hubungan Baik dengan Pelanggan, Penjual Es Cendol Gerobak di Bandung Kini Jadi Bos Restoran Terkenal
Dulu ia jualan keliling dari Astanaanyar hingga ke Dago dan Cihampelas
Dulu ia jualan keliling dari Astanaanyar hingga ke Dago dan Cihampelas
Cendol merupakan minuman tradisional yang terbuat dari tepung beras dan biasanya berwarna hijau. Ada kisah menarik tentang es cendol fenomenal di Kota Bandung.
Sejak tahun 1972, Rohman, pendiri Es Cendol Elizabeth sudah berjualan es cendol keliling menggunakan gerobak. Saat itu, ia masih tinggal di rumah kontrakan di Jalan Lio Genteng, Astanaanyar. Dari kontrakannya, ia keliling menjajakan es cendol hingga ke Dago dan Cihampelas. Setiap pulang berjualan, Rohman melewati Jalan Otista (Otto Iskandar Dinata). Di sana terdapat rumah salah seorang langgananya yang bernama Eli. Seiring waktu, Rohman mulai berjualan di depan rumah Eli.
Saat itu, adik Eli bekerja di sebuah toko tas. Melihat Rohman sering berjualan di depan rumahnya menggunakan gerobak, Eli punya ide untuk menitipkan tas reject-nya kepada Rohman untuk dijual. Hingga akhirnya rumah Eli menjadi toko tas dengan nama Elizabeth, dan Rohman masih berjualan es cendol di depan toko tersebut.
Setiap ada yang memesan cendol, Rohman yang kurang lancar membaca dan menulis, meminta tolong Eli untuk menuliskan pesanannya. Eli menulis pesanan es cendol menggunakan kertas bon tas elizabeth.
Mengutip Instagram @humas_jabar, Jumat (23/2/2024), Eli lalu menyarankan Rohman untuk menamai dagangannya dengan nama Cendol Elizabeth. Rohman sepakat dengan usulan Eli. Hingga akhirnya, Rohman pindah tempat tinggal dari kontrakannya di Astanaanyar ke Jalan Inhoftank. Sementara itu, ia masih tetap berjualan di depan toko tas Elizabeth. Seiring waktu, pembelinya makin banyak. Akhirnya, banyak pembeli yang datang langsung ke tempat produksinya di Jalan Inhoftank.
Suatu saat, pemerintah membuat aturan zona larangan pedagang kaki lima (PKL). Es Cendol Elizabeth sebenarnya tidak berada di area trotoar, karena masih berada di area toko tas Elizabeth. Meski demikian, Rohman selaku pelopor pedagang kaki lima di Jalan Otista memutuskan pindah dari tempat tersebut untuk memberi contoh kepada para pedagang lain.
Pada tahun 1998, Rohman mulai membangun warung es cendol di Jalan Inhoftank yang kini jadi restoran. Setelah pindah ke tempat baru, Rohman tidak hanya menjual es cendol, tetapi juga es goyobod, minuman khas Sunda yang mirip es campur.
Asal usul Rohman jualan es goyobod juga tak bisa lepas daro sosok Eli. Saat masih berjualan di depan toko tas Elizabeth, Eli sering meminta tolong Rohman membuatkan es goyobod, karena ia malas membuat sendiri.
Es goyobod resmi menjadi menu di warung Rohman sejak tahun 2001. Es Cendol Elizabeth Pusat buka setiap hari sejak pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB. Harga cendol per porsi yakni Rp22 ribu, sedangkan goyobod dibanderol Rp32 ribu per porsi. Hingga tahun 2022, Es Cendol Elizabeth sudah memiliki cabang di Kota Tasikmalaya dan Majalaya.
Jenderal bintang dua TNI sarapan nasi uduk di warung pinggir jalan pakai seragam dinas.
Baca SelengkapnyaBerbagai menu lezat dengan latar tempat yang penuh kisah di Piknik Kopi dijamin akan memberi kesan berbeda saat berkunjung ke “lantai dua” Bandung.
Baca SelengkapnyaWarung makan sederhana ini menyediakan beragam promo harian yang memanjakan konsumen
Baca SelengkapnyaKecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Kamal Raya Outer Ring Road Cengkareng Jakarta Barat, pada Selasa dini hari.
Baca SelengkapnyaPembayaran menggunakan QRIS mencegah peredaran uang palsu dan tak perlu repot menghitung kembalian
Baca SelengkapnyaKarena tak dikasih untuk utang rokok, IM membakar warung kelontong di Jakarta Barat
Baca SelengkapnyaSuasana syahdunya dijamin mampu melengkapi suasana libur akhir tahun di Bandung.
Baca SelengkapnyaHarum kelapa dari Kue Tapel amat terasa. Jajanan ini murah, enak dan nagih. Wajib dicoba.
Baca SelengkapnyaInilah Warung Klothok, cabang asli dari warung dengan nama yang sama di Sleman, Jogjakarta.
Baca Selengkapnya