Tentara Israel Tangkap Direktur dan Dua Dokter RS Al-Shifa Gaza
Muhammad Abu Salmiya, direktur RS al-Shifa, ditangkap bersama dengan beberapa dokter senior lainnya, kata Khalid Abu Samra, kepala departemen di rumah sakit tersebut, kepada kantor berita AFP.
Penangkapan itu juga dilaporkan Otoritas Penyiaran Israel dan dikonfirmasi dalam sebuah unggahan di media sosial X oleh sepupu Salmiya, Adham Abu Selmiya.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pihaknya menunggu penjelasan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), karena petugas medis sedang dalam perjalanan konvoi WHO bersama pasien ketika mereka disetop dan ditahan oleh pasukan Israel.
“WHO belum mengirimi kami laporan apa pun untuk menjelaskan situasi ini, termasuk jumlah dan nama mereka yang ditahan,” ujar Ashraf al-Qudra, juru bicara kementerian kesehatan.
“Ketidakmampuan untuk menghubungi al-Shifa sama artinya kita tidak tahu siapa yang ditangkap. Ada kemungkinan beberapa dari tahanan itu akan dibunuh. Kami tahu pasukan pendudukan Israel mampu melakukan hal itu," sambungnya.
Dia mengatakan kementerian memutuskan untuk menghentikan koordinasi dengan WHO terkait proses evakuasi sampai mereka mengirimkan laporan untuk menjelaskan apa yang terjadi.
Dalam sebuah pernyataan, Hamas menyatakan pihaknya “mengecam keras” penangkapan Salmiya dan rekan-rekannya. Hamas juga menyerukan kepada Komite Palang Merah Internasional dan organisasi internasional lainnya untuk berupaya mewujudkan “pembebasan segera” bagi mereka.
Bahkan sebelumnya, dua petugas paramedis Palestina juga ditangkap oleh pasukan pendudukan Israel," jelas Tareq Abu Azzoum dari Aljazeera, melaporkan dari Gaza selatan.
berita untuk kamu.
"Ini memberikan tanda yang jelas bahwa tidak ada pengecualian di Jalur Gaza, baik untuk pekerja medis, kru pertahanan sipil, atau bahkan jurnalis, karena serangan telah mencapai semua kelas dalam komunitas Palestina."
Kemarin kantor kemanusiaan PBB mengatakan pasukan Israel "menghalangi" konvoi ambulans yang mengangkut 190 pasien luka dan sakit dari Rumah Sakit al-Shifa ke selatan, sehingga perjalanan itu memakan waktu hampir 20 jam.
Penundaan yang lama di pos pemeriksaan militer Israel yang memisahkan Gaza utara dan selatan mengancam nyawa orang-orang yang terluka dan sakit, demikian menurut Masyarakat Bulan Sabit Palestina (PRCS).
- Pandasurya Wijaya
Para dokter di Gaza menanggapi pernyataan dari sekelompok dokter Israel yang akhir pekan lalu menyerukan pengeboman rumah sakit di Gaza.
Baca SelengkapnyaMiliter mengatakan mereka terus mengevaluasi pertempuran yang sedang berlangsung,.
Baca SelengkapnyaDokter dan para saksi mata mengungkap kengerian setelah pasukan penjajah Israel meledakkan Rumah Sakit Al-Ahli di Jalur Gaza.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rumah Sakit Al-Quds di Jalur Gaza juga menampung 14.000 pengungsi yang rumahnya hancur dibom pasukan penjajah Israel.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Israel Rayu Mesir Agar Terima Pengungsi Gaza dengan Imbalan Ini
Baca SelengkapnyaIsrael menyerang Gaza sejak 7 Oktober, menewaskan lebih dari 15.000 warga sipil.
Baca SelengkapnyaIsrael menyatakan akan kembali memerangi Gaza setelah kesepakatan ini usai.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, militer Israel mengumumkan kematian dua tentaranya, termasuk seorang perwira dari Brigade Givati.
Baca SelengkapnyaIsrael mengklaim jumlah tentara mereka yang tewas sekitar 53 personel.
Baca Selengkapnya