Pemerintah segera dampingi WNI korban MH370 dapatkan ganti rugi
Merdeka.com - Setelah puing pesawat yang ditemukan di Pulau Reunion dipastikan dari Malaysia Airlines MH370, keluarga korban warga negara Indonesia (WNI) segera didampingi pemerintah untuk dapat ganti rugi.
Kementerian Luar Negeri sepekan ini sudah mulai melakukan kontak dengan keluarga korban.
Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI), Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, pihaknya melakukan pengecekan data dan berkas-berkas para keluarga korban pesawat yang hilang pada 8 Maret 2014 itu.
"Kita sudah lakukan pengecekan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk mengklaim hak-hak matinya," ujar Iqbal dalam keterangan tertulis yang diterima merdeka.com pagi ini, Kamis (6/8).
Iqbal sekaligus telah koordinasi dengan perwakilan Malaysia Airlines di Jakarta. Kemlu menyampaikan rasa simpati pada keluarga korban dan memahami situasi yang ada saat ini tentunya membuat keluarga korban tak menentu.
"Artinya sekarang keluarga benar-benar dapat mulai mengurus apa yang memang menjadi hak mereka, meskipun kita tahu bahwa apapun tak dapat menggantikan rasa kehilangan mereka," sambungnya.
Iqbal juga menyampaikan, pihaknya akan terus mendampingi keluarga korban hingga kasus ini tuntas. Sejauh ini, keluarga korban MH370 baru mendapatkan advance payment, bukan ganti rugi asuransi kematian yang laik karena status pesawat belum jelas.
Tadi malam, Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, memastikan flaperon yang ditemukan di wilayah protektorat Prancis dekat Madagaskar itu memang bagian dari MH370. Pemerintah Negeri Jiran mengaku telah mendapat keterangan lengkap tim penguji puing di Kota Toulouse, Prancis.
"Tim ahli internasional telah membuat kesimpulan yang meyakinkan bahwa serpihan pesawat yang ditemukan di Pulau Reunion berasal dari MH370," ujarnya.
Adapun pernyataan Najib berbeda dari temuan Jaksa Penuntut Prancis Serge Mackowiak.
Tim ahli di Toulouse, kata Mackowiak, belum mencapai tahap kesimpulan. Ada indikasi kuat flaperon itu adalah bagian dari Boeing 777 yang dioperasikan Malaysia Airlines.
"Dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk membuktikan keterkaitan antara obyek di Pulau Reunion dengan MH370," kata Mackowiak.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pencarian WN Taiwan Hilang Akibat Kapal Terbalik di Pulau Seribu Diperluas, Penyelam Menyisir Lokasi Kejadian
Pencarian kembali dilanjutkan setelah cuaca mendukung pada Selasa (12/3) pagi.
Baca SelengkapnyaWN Taiwan yang Hilang akibat Kapal Terbalik di Kepulauan Seribu Ditemukan
Pencarian seorang WN Taiwan yang hilang akibat kapal speedboat terbalik dan tenggelam di Kepulauan Seribu membuahkan hasil. Korban dilaporkan telah ditemukan.
Baca SelengkapnyaWN Taiwan Hilang saat Kapal Terbalik di Pulau Seribu, Basarnas Kerahkan 7 Kapal untuk Pencarian
Basarnas mengerahkan tujuh unit kapal untuk mencari WN Taiwan yang hilang saat kapal terbalik di Pulau Seribu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi Tangkap Kapal Pencuri Ikan Berbendera Malaysia di Selat Malaka Kepri
"KIA berbendera Malaysia tersebut diamankan di perairan Selat Malaka Kepulauan Riau," kata Brigjen Trunoyudo
Baca SelengkapnyaWN Taiwan Korban Kapal Terbalik di Kepulauan Seribu Ditemukan Tak Bernyawa
Warga Taiwan, Shi Yi yang hilang setelah kapal KM Pari Kudus terbalik Kepulauan Seribu ditemukan meninggal dunia
Baca SelengkapnyaHore! Pemerintah Bagi-Bagi BLT Rp600.000 di Bulan Ramadan
Rencananya, BLT tersebut akan mulai dibagikan pada bulan Maret atau bertepatan dengan bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaMalaysia Larang Kapal Israel Berlabuh, Tegaskan Solidaritasnya dengan Gaza
Malaysia Larang Kapal Israel Berlabuh, Bentuk Dukungan kepada Gaza
Baca SelengkapnyaUsai Buang Air Kecil, Polisi Jatuh dari Kapal dan Hilang
Dia menyebut, hingga siang ini pencarian masih terus dilakukan namun hasil masih nihil. Unsur terlibat.
Baca SelengkapnyaMomen Personel Gabungan Sigap Sergap Boat Bawa 42 Kg Sabu dari Malaysia untuk Diedarkan di Aceh
Petugas turut mengamankan dua orang inisial AB dan FA di dalam boat itu
Baca Selengkapnya