Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pahatan Batu Kuno Ini Gambarkan Konflik Berdarah Antarsuku di Malaysia 353 Tahun Lalu

Pahatan Batu Kuno Ini Gambarkan Konflik Berdarah Antarsuku di Malaysia 353 Tahun Lalu

Pahatan Batu Kuno Ini Gambarkan Konflik Berdarah Antarsuku di Malaysia 353 Tahun Lalu

Para peneliti baru-baru ini menemukan dua pahatan antropomorfik yang menggambarkan pejuang dari kelompok suku asli berkonflik dengan kelas penguasa dan suku-suku lain.

Penemuan ini diyakini menjadi studi pertama seni batu Malaysia. Metode penanggalan radiokarbon baru pada seni batu yang ditemukan di kompleks Gua Sireh membuka wawasan baru terkait gejolak konflik suku Bidayuh di wilayah Sarawak, yang sekarang disebut Borneo, Malaysia.

Sumber: Arkeonews

Terletak sekitar 55 km di tenggara ibu kota Sarawak, Kuching, situs ini dikelola oleh suku Bidayuh (suku pribumi lokal) bekerja sama dengan Departemen Museum Sarawak.

Situs ini menggambarkan perlawanan suku pribumi terhadap kekerasan perbatasan pada tahun 1600 dan 1800 Masehi.

Meskipun suku Bidayuh tidak menyimpan catatan tertulis tentang sejarah mereka, mereka adalah salah satu suku pribumi yang menghias dinding Gua Sireh dan tempat lain dengan seni batu, menggunakan pigmen sederhana untuk menghasilkan berbagai motif dan gambar, berisi lebih dari 300 gambar.

Pahatan Batu Kuno Ini Gambarkan Konflik Berdarah Antarsuku di Malaysia 353 Tahun Lalu

Foto: Courthouse News Service

Tim ilmuwan Australia baru-baru ini menggunakan penanggalan radiokarbon untuk menentukan usia kronometri pertama seni batu Malaysia, seperti yang dilaporkan dalam artikel yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One pada Rabu.

Para peneliti fokus pada dua gambar arang terbesar di kompleks gua. Salah satunya, diidentifikasi sebagai GS3 yang menampilkan sosok bertubuh bulat menyerupai manusia, dengan perlengkapan seperti jubah, penutup kepala, dan pisau di kedua tangan. Yang lainnya, GS4, digambarkan sebagai gambar antropomorfik besar dengan tubuh segitiga yang memegang pisau.

Metode penanggalan radiokarbon yang baru diuraikan dalam artikel mengungkap kapan seni ini dibuat: figur GS3 kemungkinan dibuat antara tahun 1670-1710 sementara figur GS4 berasal dari tahun 1800-1830.

Temuan ini memungkinkan para peneliti menempatkan gambar-gambar ini dalam konteks sejarah.

“Saat antropomorf GS3 digambar, suku Bidayuh dikuasai oleh elit Melayu, sedangkan antropomorf GS4 kemungkinan dibuat selama periode konflik yang semakin meningkat antara suku Bidayuh dan penguasa Iban dan Melayu Brunei,” jelas tim peneliti.

"Selama periode ini, banyak penduduk asli Sarawak pindah ke daerah dataran tinggi, termasuk area Gua Sireh, untuk menghindari penganiayaan."

Sumber: Arkeonews 

Meskipun kedua gambaran ini terpisah oleh waktu hingga 160 tahun, mereka memiliki karakteristik yang sama, termasuk ukuran, hiasan, dan kepemilikan senjata, menunjukkan bahwa mereka dibuat selama periode konflik. 

Pahatan Batu Kuno Ini Gambarkan Konflik Berdarah Antarsuku di Malaysia 353 Tahun Lalu

Foto: Foto: Andrea Jalandoni

GS3 menggambarkan tubuh bulat dan lebih bercorak daripada sebagian besar antropomorf lain di situs ini, dengan kepala bundar besar, mulut diindikasikan, dan penis, tangan, dan kaki yang tampak lebih jelas.

Pahatan GS3 juga memiliki garis luar yang tidak biasa dengan tepian bergelombang di sekitar tubuh, lima bentuk segitiga di sisi tubuhnya, dan bagian atas yang membulat di atas kepala, memberikan kesan bahwa dia mengenakan jubah dan/atau penutup kepala.

Kedua gambaran ini dikelilingi oleh gambar-gambar manusia lebih kecil, mengisyaratkan bahwa mereka mungkin mewakili "prajurit besar dan/atau kuat."

Karya para peneliti ini menambahkan detail baru pada sejarah wilayah tersebut dan masyarakatnya.

 “Gambar hitam di wilayah ini telah dibuat selama ribuan tahun,” kata Dr. Jillian Huntley, salah satu penulis studi.

“Pekerjaan kami di Gua Sireh mengindikasikan bahwa bentuk seni ini digunakan hingga masa lampau untuk mencatat pengalaman suku pribumi terkait kolonisasi dan kekerasan wilayah.”

Sumber: Arkeonews

 "Penentuan usia dari radiokarbon yang dilaporkan di sini selaras dengan usia numerik lain yang baru-baru ini diterbitkan untuk gambar-gambar hitam khas yang terkait dengan migrasi orang Austronesia di Asia Tenggara," tulis para peneliti.

"Dalam kombinasi dengan pekerjaan pencatatan yang rinci dan analisis seni batu regional yang sedang berlangsung, penentuan usia radiokarbon tambahan untuk seni batu hitam diharapkan dapat memberikan wawasan lebih lanjut tentang Diaspora Austronesia/Melayu, serta kompleksitas sejarah manusia di Gua Sireh dan Asia Tenggara secara lebih luas."

Penyiksaan dan Perbudakan

Beberapa catatan sejarah mencatat secara detail penyiksaan terhadap suku Bidayuh. Dalam bukunya berjudul “Sarawak” (1965), fotografer dan sejarawan Hedda Morrison menceritakan "para penguasa tidak hanya merisak dan memperbudak masyarakat tetapi juga tidak ragu membiarkan ekspedisi orang Iban menyerang. Mereka mengumpulkan kepala orang yang mereka bunuh dan menyerahkan budak yang mereka tangkap kepada pihak berwenang Brunei sebagai bagian dari jarahan mereka."

41 Kerangka Manusia Tanpa Kepala Ditemukan di China, Ungkap Konflik Mengerikan 4.400 Tahun Lalu
41 Kerangka Manusia Tanpa Kepala Ditemukan di China, Ungkap Konflik Mengerikan 4.400 Tahun Lalu

Kerangka tanpa kepala ini adalah korban pembantaian kejam di Zaman Neolitikum.

Baca Selengkapnya
Hilang 155 Juta Tahun Lalu, Benua Seluas AS Akhirnya Ditemukan di Dasar Laut
Hilang 155 Juta Tahun Lalu, Benua Seluas AS Akhirnya Ditemukan di Dasar Laut

Beberapa bagian benua ini ada di Indonesia, tersembunyi di bawah hutan.

Baca Selengkapnya
Kota Kuno Bawah Tanah Terluas Ditemukan di Turki, Ada Istana Sampai Bengkel
Kota Kuno Bawah Tanah Terluas Ditemukan di Turki, Ada Istana Sampai Bengkel

Luas kota kuno bawah tanah ini empat kali lipat lebih besar dari dugaan sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Raja Minyak Dunia Ini sebut jika Tak Pakai Bahan Bakar Fosil Lebih Baik Dunia Kembali ke Zaman Gua
Raja Minyak Dunia Ini sebut jika Tak Pakai Bahan Bakar Fosil Lebih Baik Dunia Kembali ke Zaman Gua

Pernyataan ini begitu kontroversial di saat pertemuan membahas iklim

Baca Selengkapnya
Sejarah Kentut, dari Dewa Kentut Sampai Pemberontakan yang  Tewaskan 10.000 Orang
Sejarah Kentut, dari Dewa Kentut Sampai Pemberontakan yang Tewaskan 10.000 Orang

Tak banyak orang tahu, kentut ternyata memiliki sejarah dan makna yang beragam dalam berbagai budaya.

Baca Selengkapnya
Kontroversi Gunung Padang, Ilmuwan Asing Ragukan Klaim Piramida Tertua, Ini Alasannya
Kontroversi Gunung Padang, Ilmuwan Asing Ragukan Klaim Piramida Tertua, Ini Alasannya

Peneliti menemukan bukti yang menguatkan Gunung Padang adalah piramida tertua di dunia. Namun, fakta ini memicu kontroversi di antara para ilmuwan.

Baca Selengkapnya
Sosok Ayah dan Anak Ditemukan Tewas Membusuk di Koja Jakarta Utara di Mata Tetangga
Sosok Ayah dan Anak Ditemukan Tewas Membusuk di Koja Jakarta Utara di Mata Tetangga

Istri korban dikenal sebagai orang yang jarang bersosialisasi dengan warga.

Baca Selengkapnya
Polisi Jepang Berhasil Ringkus Tersangka Pembunuhan Mahasiswi Indonesia
Polisi Jepang Berhasil Ringkus Tersangka Pembunuhan Mahasiswi Indonesia

Mahasiswi asal Indonesia ditemukan tewas di apartemen di Jepang.

Baca Selengkapnya
Kenapa Penerapan Jaringan 5G Terkesan Lama di Indonesia? Ini Jawabannya
Kenapa Penerapan Jaringan 5G Terkesan Lama di Indonesia? Ini Jawabannya

Ada beberapa alasan mengapa penerapan 5G terkesan lama.

Baca Selengkapnya