Ekstremis Kristen Amerika protes pembangunan pusat budaya Islam
Merdeka.com - Kelompok esktremis Kristen di Kota West Bloomfield, Negara Bagian Detroit, Amerika Serikat, menentang rencana pembangunan pusat budaya Islam. Pusat budaya dibangun di area bekas gedung sekolah ini dituding cara Islam untuk mencari pengikut.
Situs foxnews.com melaporkan, Jumat (7/9), awalnya pembangunan bakal dilakukan di wilayah lain di Detroit, tapi pemerintah setempat malah mengalihkan ke West Bloomfield. Penduduk kota ini mayoritas penganut Kristen yang anti-Islam. Mereka menolak pusat budaya itu sebab tidak ingin Islam berkembang di Amerika. "Mereka takut orang Amerika tidak kuat iman jadi sasaran," kata Pengacara asosiasi Islam Syarif Akil.
Detroit memang tempat komunitas warga muslim Amerika terbesar. Sekitar 150.000 hingga 200.000 orang Islam bermukim di pusat kota hingga daerah pinggiran. Kebanyakan warga pendatang dari Timur Tengah, Eropa dan negara lain.
Meski komunitas muslim besar di sana, penduduk Detroit berbeda keyakinan sangat anti-Islam. Gereja Baptis Westboro asal Negara Bagian Kansas, didukung kelompok penginjil setempat pernah melakukan demo di festival Internasional Arab di Kota Dearborn, Negara Bagian Michigan, pada 2010.
Anti-Islam ini tumbuh sebab agama Muhammad SAW ini kerap diberitakan penyebar teror dan ketakutan. Semangat jihad diketahui mereka yakni aksi bunuh diri merugikan masyarakat lain yang tidak terlibat. "Mereka melihat muslim sebagai mahluk asing," kata Andrew Shyrock, ahli antropologi dari Universitas Michigan.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jutaan orang Amerika Serikat berlomba memiliki paspor dari negara lain demi menyelamatkan harta kekayaan mereka.
Baca SelengkapnyaBerikut prajurit TNI yang bikin keok petarung asal Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaBeberapa bagian Amerika Serikat yang terkenal dengan kriminalitasnya, seperti, pencurian, perampokan, penganiayaan berat, dan seksual.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pasutri ini merasakan kehidupan berat sebagai kaum minoritas. Sang istri pernah diludahi orang karena memakai jilbab
Baca SelengkapnyaTren perbudakan di Amerika kemudian berhenti di abad ke-18.
Baca SelengkapnyaAwalnya ia sempat dirundung rasa keraguan karena telah dua kali datang ke masjid namun tak bertemu siapapun.
Baca SelengkapnyaTak menduga bakal punya penumpang eks gubernur jebolan kampus Amerika, sosoknya mengaku merinding.
Baca SelengkapnyaSepintas suasananya tak jauh berbeda dengan Indonesia, wartegnya curi perhatian.
Baca SelengkapnyaUngkapan Ahlan Wa Sahlan mencerminkan budaya ramah tamah dalam masyarakat Arab dan menunjukkan sikap terbuka dan ramah terhadap tamu atau orang yang baru datang
Baca Selengkapnya