Merdeka.com - Presiden Aljazair Abdulaziz Bouteflika kemarin mundur dari jabatannya setelah berkuasa selama 20 tahun. Dia mundur setelah rakyat berdemonstrasi selama enam pekan yang digalang kaum muda dan ditekan oleh pihak militer.

Dilansir dari laman Reuters, Rabu (3/4), ratusan ribu orang turun ke jalanan ibu kota setelah presiden 82 tahun yang sudah lumpuh karena stroke itu mengumumkannya kemundurannya.

Massa yang berdemo sebelumnya juga menyoroti kasus korupsi dan nepotisme.

Panglima militer Letnan Jenderal Ahmad Gaid Salah sebelumnya meminta Bouteflika dinyatakan tidak layak untuk kembali berkuasa.

Stasiun televisi pemerintah memperlihatkan Bouteflika yang mengenakan pakaian tradisional musim dingin menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada ketua dewan konstitusi. Dalam kesempatan itu juga hadir Abdulkadir Bensalah, ketua parlemen yang akan memimpin negara selama 90 hari sampai digelarnya pemilu.

"Saya mengambil keputusan ini karena saya ingin mengakhiri perselisihan," ujar Bouteflika dalam suratnya yang dirilis media pemerintah.

Sejak 2013 Bouteflika menderita stroke dan jarang tampi di depan publik.

Sejumlah pendemo dalam beberapa hari terakhir juga menyatakan penolakan terhadap pemerintahan sementara yang dipilih Senin lalu.

"Yang terpenting bagi kami adalah kami tidak menerima pemerintahan sementara ini," kata Mustapha Bouchachi, pengacara dan pemimpin demo, kepada Reuters sebelum Bouteflika mundur.

"Unjuk rasa damai akan terus berlanjut."