China Janji Tetap Dukung Pemimpin Hong Kong Meski Jutaan Demonstran Paksa Dia Mundur
Merdeka.com - China berjanji akan terus mendukung Ketua Eksekutif Hong Kong Carrie Lam meski dia dipaksa mundur demonstran, kata media pemerintah China Daily pada Senin, 17 Juni 2019.
Desakan terhadap pengunduran diri Lam dipicu oleh RUU Ekstradisi Hong Kong yang dinilai kontroversial oleh rakyat Hong Kong. Lam telah mengumumkan penangguhan pengesahan RUU pada 15 Juni 2019, namun, para demonstran --yang mendapat dukungan moral dari negara-negara Barat-- belum puas.
Di sisi lain, Beijing menyebut "campur tangan asing" dalam dinamika di Hong Kong sebagai "munafik" dan "berniat buruk", kata sumber yang sama seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (17/6).
Pada Sabtu, Lam mengatakan bahwa RUU ekstradisi yang memungkinkan warga Hong Kong diadili oleh pemerintah China, akan ditunda tanpa batas waktu. Saat ini, dia masih menjadi target massa aksi yang menuntutnya segera mundur dan meminta maaf karena telah menyebut demonstran pada Rabu sebagai "perusuh."
Surat kabar yang berbasis di Beijing itu dalam sebuah editorial menegaskan dukungan China untuk Lam akan "tidak goyah, dalam menghadapi kekerasan di jalan atau intervensi pemerintah asing yang berniat buruk."
Dalam tajuk editorial lain, surat kabar Global Times milik China memperingatkan Amerika Serikat agar tidak menggunakan Hong Kong sebagai alat "tawar-menawar" untuk memaksakan kompromi dalam pembicaraan perdagangan.
Sebagaimana diketahui, sejak tahun lalu AS dan China telah terlibat dalam ketegangan perdagangan yang ditandai oleh tarif yang ketat, saat Washington DC ingin adanya perubahan kebijakan dalam bisnis Beijing.
Sementara itu, seorang juru bicara konsulat AS di Hong Kong menyambut keputusan Lam untuk menangguhkan RUU ekstradisi. Dia juga mendesak agar pandangan masyarakat domestik dan internasional diperhitungkan jika pemerintahnya melakukan perubahan undang-undang ekstradisi, khususnya yang menyangkut China daratan.
Menanggapi hal komentar itu, China Daily menegaskan bahwa RUU kontroversial di Hong Kong "murni merupakan urusan internal." Dengan demikian, menurut sumber itu, AS atau Inggris seharusnya tidak memiliki suara dalam masalah ini.
"Memang, sikap santun mereka munafik, mengingat gertakan mereka dimaksudkan jahat," kata sumber itu.
China Daily juga mengatakan pihak-pihak itu merupakan penggemar sentimen anti-pemerintah di Hong Kong dan menghasut pelanggaran hukum.
Reporter: Siti Khotimah
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca SelengkapnyaIndia Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaPemerintah Waspadai Konflik Timur Tengah Hingga Pelemahan Ekonomi China
Ada beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaChina Salip AS, Jadi Negara dengan Kekuatan Diplomatik Nomor 1 di Dunia
China Salip AS, Jadi Negara dengan Kekuatan Diplomatik Nomor 1 di Dunia
Baca SelengkapnyaKonvensi Internasional tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial mulai Diadopsi pada 21 Desember 1965
Konvensi ini lahir sebagai tanggapan terhadap tantangan yang dihadapi oleh banyak negara yang berjuang untuk melawan diskriminasi rasial.
Baca SelengkapnyaDebat Capres: Ganjar Ingin Bangun Rudal Hipersonik dan Senjata Otonom, Dananya 2 Persen dari PDB
Ganjar Pranowo mengatakan bahwa sistem pertahanan Indonesia harus bisa mengantisipasi pertarungan global antara Amerika Serikat dengan China.
Baca SelengkapnyaPolisi Hong Kong Tangkap 6 WNI Komplotan Perampok Jam Tangan Mewah, Sudah Mencuri di 25 Toko
Polisi Hong Kong Tangkap 6 WNI Komplotan Perampok Jam Tangan Mewah,
Baca Selengkapnya