Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

William Makepeace Thackeray

Profil William Makepeace Thackeray | Merdeka.com

Tenar sebagai seorang penulis dan penyair asal Inggris, mungkin banyak pihak yang tak menyangka bahwa William Makepeace Thackeray lahir di Calcutta, India. Seniman yang hidup di abad ke-19 ini dilahirkan di India karena sang ayah, Richmond Thackeray, ditugaskan sebagai sekretaris British East India Company. Saat sang ayah meninggal di tahun 1815, William dipulangkan ke Inggris, sementara sang ibu menetap di India.

Masa kecilnya dihabiskan dengan menimba ilmu di beberapa sekolah di Southampton dan Chiswick, serta di Charterhouse School. Sayangnya, pria kelahiran 1811 ini mengaku tak menyukai saat-saat sekolah, seperti yang ditulisnya dalam beberapa karyanya, Slaughterhouse, yang merupakan parodi dari nama sekolahnya, Charterhouse. Di tahun 1829, William diterima di Trinity College, Cambridge, yang sayangnya tak mampu membuatnya betah berlama-lama duduk di bangku kuliah. William hengkang dari kampus setahun kemudian, walau karya tulisnya, The Snob dan The Gownsman pernah terbit di lokal kampus.

Setelah meninggalkan pendidikan formal yang tak disukainya, Thackeray berkeliling Eropa, termasuk Paris dan Weimar, yang mempertemukannya dengan Goethe. Saat kembali ke Inggris, rupanya sang penyair masih berniat bersekolah. Namun kali ini bidang hukumlah yang ditekuninya, hanya untuk beberapa saat, di Middle Temple.

Di usianya yang ke-21, sastrawan ini dinyatakan berhak mewarisi kekayaan sang ayah. Sayangnya, hal ini tak dipergunakannya dengan baik. Sebagian besar hartanya hilang di meja judi, juga pada investasi tak menguntungkan dari dua perusahaan koran, The National Standard dan The Constitutional. Tak hanya itu, kesialan sepertinya masih dialaminya, ketika kekayaannya juga lenyap karena bangkrutnya dua bank di India. Karena himpitan ekonomi, Thackeray sempat menjadi seniman, berbekal ilmu yang dipelajarinya di Paris. Namun, profesi ini tak diteruskannya, hanya menjadi pendukung ilustrasi dalam beberapa novel dan tulisannya di masa depan.

Masa muda penuh foya-foya dan ketidakpastian akhirnya berakhir setelah Thackeray menikah dengan Isabella Gethin Shawe. Dengan beban baru, seorang istri dan tiga anak, mau tidak mau William mulai menjadi penulis secara profesional, mendalami bidang jurnalisme. Pria ini kemudian bekerja sebagai penulis dan ilustrator untuk Fraser's Magazine, reviewer buku untuk The Times, kontributor untuk The Morning Chronicle dan The Foreign Quarterly Review, serta penulis untuk majalah Punch.

Di tengah-tengah usahanya untuk menjadi seorang penulis profesional, sebuah tragedi menimpa. Sang istri menderita depresi akut setelah melahirkan anak ketiga mereka. Sayangnya, William justru lebih sering meninggalkannya di rumah, sampai semuanya terlambat. Keduanya pernah berencana akan pindah ke Irlandia, yang sayangnya gagal, karena Isabella nekat loncat ke laut di tengah perjalanan mereka. Akhirnya keduanya kembali ke Inggris untuk mencari pertolongan tenaga profesional. Dengan keadaan mental yang semakin buruk dan tak ada jalan keluar yang bisa membantu menyembuhkan sang istri, William akhirnya menempatkan Isabella di sebuah rumah di dekat Paris, dimana sang istri hidup hingga 30 tahun setelah kematian William.

Walau tak lagi ditemani seorang istri, ayah tiga anak ini tak pernah resmi menjalin hubungan serius dengan wanita manapun. Hanya dua wanita yang pernah tercatat bersamanya, yakno Jane Brookfield dan Sally Baxter. Baxter meninggalkannya untuk menikah dengan pria lain, sementara Brookfield sempat memintanya untuk memutus hubungan dengan istri yang ditinggalkannya di dekat Paris.

Di dunia sastra, pria ini tak berhenti menelurkann karya. Dua buku travel karyanya, The Paris Sketch Book dan The Irish Sketch Book cukup sukses di pasaran, diikuti dengan kesuksesan serial berjudul Snob Papers, yang akhirnya dibukukan di tahun 1848. Dari semua karyanya, Vanity Fair-lah yang membawanya ke puncak ketenaran. Thackeray menjadi seorang selebriti, dipuja banyak orang, bahkan beberapa di antara mereka menyejajarkannya dengan Dickens.

Beberapa karya sukses terus dihasilkannya setelah Vanity Fair, termasuk Pendennis, The Newcomes, dan The History of Henry Esmond. Sang penulis juga sempat diundang ke Amerika Serikat untuk memberikan kuliah dalam masa-masa ini, selain juga beberapa kuliah yang digelarnya di London.

Naas, kesehatannya mulai menurun di sepanjang dekade 1850-an. Diperparah dengan gaya hidup tak sehat seperti makan berlebihan, minum minuman keras, kegemaran pada cabe dan lainnya, Thackeray akhirnya meninggal dunia pada 23 Desember 1863 karena serangan stroke di usia 52 tahun.

Riset dan analisa: Ellyana Mayasari

Profil

  • Nama Lengkap

    William Makepeace Thackeray

  • Alias

    No Alias

  • Agama

  • Tempat Lahir

    Calcutta, India

  • Tanggal Lahir

    1811-07-18

  • Zodiak

    Cancer

  • Warga Negara

    Inggris

  • Istri

    Isabella Gethin Shawe

  • Anak

    Anne Isabella, Jane, Harriet Marian

  • Biografi

    Tenar sebagai seorang penulis dan penyair asal Inggris, mungkin banyak pihak yang tak menyangka bahwa William Makepeace Thackeray lahir di Calcutta, India. Seniman yang hidup di abad ke-19 ini dilahirkan di India karena sang ayah, Richmond Thackeray, ditugaskan sebagai sekretaris British East India Company. Saat sang ayah meninggal di tahun 1815, William dipulangkan ke Inggris, sementara sang ibu menetap di India.

    Masa kecilnya dihabiskan dengan menimba ilmu di beberapa sekolah di Southampton dan Chiswick, serta di Charterhouse School. Sayangnya, pria kelahiran 1811 ini mengaku tak menyukai saat-saat sekolah, seperti yang ditulisnya dalam beberapa karyanya, Slaughterhouse, yang merupakan parodi dari nama sekolahnya, Charterhouse. Di tahun 1829, William diterima di Trinity College, Cambridge, yang sayangnya tak mampu membuatnya betah berlama-lama duduk di bangku kuliah. William hengkang dari kampus setahun kemudian, walau karya tulisnya, The Snob dan The Gownsman pernah terbit di lokal kampus.

    Setelah meninggalkan pendidikan formal yang tak disukainya, Thackeray berkeliling Eropa, termasuk Paris dan Weimar, yang mempertemukannya dengan Goethe. Saat kembali ke Inggris, rupanya sang penyair masih berniat bersekolah. Namun kali ini bidang hukumlah yang ditekuninya, hanya untuk beberapa saat, di Middle Temple.

    Di usianya yang ke-21, sastrawan ini dinyatakan berhak mewarisi kekayaan sang ayah. Sayangnya, hal ini tak dipergunakannya dengan baik. Sebagian besar hartanya hilang di meja judi, juga pada investasi tak menguntungkan dari dua perusahaan koran, The National Standard dan The Constitutional. Tak hanya itu, kesialan sepertinya masih dialaminya, ketika kekayaannya juga lenyap karena bangkrutnya dua bank di India. Karena himpitan ekonomi, Thackeray sempat menjadi seniman, berbekal ilmu yang dipelajarinya di Paris. Namun, profesi ini tak diteruskannya, hanya menjadi pendukung ilustrasi dalam beberapa novel dan tulisannya di masa depan.

    Masa muda penuh foya-foya dan ketidakpastian akhirnya berakhir setelah Thackeray menikah dengan Isabella Gethin Shawe. Dengan beban baru, seorang istri dan tiga anak, mau tidak mau William mulai menjadi penulis secara profesional, mendalami bidang jurnalisme. Pria ini kemudian bekerja sebagai penulis dan ilustrator untuk Fraser's Magazine, reviewer buku untuk The Times, kontributor untuk The Morning Chronicle dan The Foreign Quarterly Review, serta penulis untuk majalah Punch.

    Di tengah-tengah usahanya untuk menjadi seorang penulis profesional, sebuah tragedi menimpa. Sang istri menderita depresi akut setelah melahirkan anak ketiga mereka. Sayangnya, William justru lebih sering meninggalkannya di rumah, sampai semuanya terlambat. Keduanya pernah berencana akan pindah ke Irlandia, yang sayangnya gagal, karena Isabella nekat loncat ke laut di tengah perjalanan mereka. Akhirnya keduanya kembali ke Inggris untuk mencari pertolongan tenaga profesional. Dengan keadaan mental yang semakin buruk dan tak ada jalan keluar yang bisa membantu menyembuhkan sang istri, William akhirnya menempatkan Isabella di sebuah rumah di dekat Paris, dimana sang istri hidup hingga 30 tahun setelah kematian William.

    Walau tak lagi ditemani seorang istri, ayah tiga anak ini tak pernah resmi menjalin hubungan serius dengan wanita manapun. Hanya dua wanita yang pernah tercatat bersamanya, yakno Jane Brookfield dan Sally Baxter. Baxter meninggalkannya untuk menikah dengan pria lain, sementara Brookfield sempat memintanya untuk memutus hubungan dengan istri yang ditinggalkannya di dekat Paris.

    Di dunia sastra, pria ini tak berhenti menelurkann karya. Dua buku travel karyanya, The Paris Sketch Book dan The Irish Sketch Book cukup sukses di pasaran, diikuti dengan kesuksesan serial berjudul Snob Papers, yang akhirnya dibukukan di tahun 1848. Dari semua karyanya, Vanity Fair-lah yang membawanya ke puncak ketenaran. Thackeray menjadi seorang selebriti, dipuja banyak orang, bahkan beberapa di antara mereka menyejajarkannya dengan Dickens.

    Beberapa karya sukses terus dihasilkannya setelah Vanity Fair, termasuk Pendennis, The Newcomes, dan The History of Henry Esmond. Sang penulis juga sempat diundang ke Amerika Serikat untuk memberikan kuliah dalam masa-masa ini, selain juga beberapa kuliah yang digelarnya di London.

    Naas, kesehatannya mulai menurun di sepanjang dekade 1850-an. Diperparah dengan gaya hidup tak sehat seperti makan berlebihan, minum minuman keras, kegemaran pada cabe dan lainnya, Thackeray akhirnya meninggal dunia pada 23 Desember 1863 karena serangan stroke di usia 52 tahun.

    Riset dan analisa: Ellyana Mayasari

  • Pendidikan

    • Sekolah di Southampton dan Chiswick
    • Charterhouse School
    • Trinity College, Cambridge
    • Middle Temple (bidang hukum)

  • Karir

    • Penulis dan ilustrator untuk Fraser's Magazine
    • Reviewer buku untuk The Times
    • Kontributor untuk The Morning Chronicle dan The Foreign Quarterly Review
    • Penulis untuk majalah Punch
    • Penulis buku travel, The Paris Sketch Book dan The Irish Sketch Book
    • Penulis novel Vanity Fair, Pendennis, The Newcomes, The History of Henry Esmond
    • Editor Cornhill Magazine

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya