YLKI: Kita Sudah Ingatkan Konsumen Pembeli Meikarta Sejak 2017 Lalu
Merdeka.com - Kepala Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi menyebut kasus perumahan yang menimpa konsumen Indonesia sangat mengkhawatirkan, khususnya pada kasus Meikarta. Kasus ini menunjukkan fenomena yang sistemik dan krusial terkait project selling.
Dia menjelaskan, sebenarnya sejak muncul Meikarta sejak tahun 2017 lalu, YLKI sudah mengingatkan secara intensif kepada publik terkait fenomena marketing yang dilakukan Meikarta yang pada saat itu sangat masif.
"Kami mengingatkan masyarakat agar hati-hati tolong jangan melakukan transaksi yang kira-kira bisa merugikan dirinya sebelum masalah perizinan dan sebagainya beres. Ternyata kemudian saat ini banyak persoalan yang muncul dari kasus Meikarta," ujar Tulus, dalam Konferensi pers, Jakarta, Jumat (20/1).
-
Bagaimana kata-kata promosi menarik perhatian pelanggan? Kumpulan kata-kata promosi menarik mampu memberikan kesan positif kepada pelanggan sehingga mereka tertarik untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan.
-
Kenapa kata promosi penting di dunia pemasaran? Di dunia pemasaran, kata-kata promosi yang menarik menjadi kunci utama guna menarik perhatian pelanggan.
-
Kenapa IKN semakin dikenal? Sejak pembangunan IKN, masyarakat lokal jadi merasakan dampaknya bahwa daerah mereka semakin dikenal secara luas.
-
Apa yang dipromosikan dalam iklan? Dalam peluncuran iklan video musik terbarunya ini, Sido Muncul turut mengundang para penari yang menarikan Tarian Kabasaran khas Minahasa.
-
Bagaimana cara Sian Yet sampaikan STAR Marketing? Dalam pemaparannya, Sian Yet berbagai cerita dan konsep terkait dunia bisnis pada saat ini. Tak hanya berbagi cerita, Sian Yet membagi ilmu memperkenalkan konsep mengenai STAR Marketing, sebuah pendekatan yang disederhanakan dalam dunia pemasaran.
-
Bagaimana Mandala mempromosikan bisnis perumahan? Ia diketahui menjalankan bisnis perumahan sebagai kontraktor dan mempromosikannya lewat akun Instagram pribadi.
Kepala Bidang Pengaduan dan Hukum Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI,) Rio Priambodo mencatat permasalah pembangunan perumahan mangkrak mencapai 21 persen di pengaduan konsumen YLKI.
Dia menerangkan setelah konsumen melakukan transaksi dan cicilan berjalan, booking fee, dan juga melakukan DP, maupun KPR. Namun ternyata di tengah jalan pembangunan mangkrak.
"Ternyata tidak berjalan. Dan itu juga banyak dikeluhkan kepada kami. 'Saya sudah bayar KPR tapi apartemen saya tidak dibangun-bangun, gimana saya melakukan cicilan atau enggak'. itu menjadi kegelisahan konsumen," tuturnya.
“Serba salah, kalau tidak melakukan cicilan nanti akan kena denda oleh pihak bank dan ini menjadi ambigu, kata dia.
Rio meminta pihak perbankan ke depannya juga melakukan verifikasi kepada suatu proses pembangunan, melakukan verifikasi kepada pengembang dan juga ada kebijakan. Sehingga ada win-win solution.
"Kalau tidak ada win-win solution kembali lagi siapa yang dirugikan? yang dirugikan adalah konsumen karena sudah membayar tapi apartemen tidak dibangun. Seharusnya mereka mendapatkan uang kompensasi, tapi uang kompensasi tidak dibayarkan, ketika terlambat bayar KPR dia kena denda. Ini kan kasihan konsumen dalam hal ini," tambahnya.
Tercatat, permasalahan perumahan di antaranya refund 27 persen, pembangunan mangkrak 21 persen, dokumen 15 persen, bangunan tidak sesuai 11 persen, keterlamabatan serah terima 5 persen, denda keterlambatan 4 persen, fasus/fasos 4 persen, KPR ditolak 3 persen, lain-lain 3 persen, byback 1 persen, IPL, 1 persen, KPR bermasalah 1 persen, perubahan harga rumah 1 persen tenaga pemasaran 1 persen.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ramadan kali ini banyak dari konsumen yang begitu cermat. Mereka menginginkan mencoba brand baru.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan survei dari MetrixLab pada tahun 2024, sinergi Tokopedia dan ShopTokopedia juga menarik lebih banyak pengguna loyal.
Baca SelengkapnyaAgar tetap menyesuaikan dengan pembaca, Kapanlagi Youniverse melakukan terobosan.
Baca SelengkapnyaShopee menjadi mitra yang kuat dalam menciptakan bisnis yang berkesinambungan dan penetrasi pasar digital yang inklusif.
Baca SelengkapnyaBrand atau merek bukan hanya sekadar logo dan nama, tapi kumpulan pengalaman dari apa yang konsumen rasakan.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia istilah ini mulai populer setelah pemilu tahun 2019.
Baca Selengkapnya