Virus Corona Terjadi 6 Bulan, Daya Beli Masyarakat Terpukul Paling Berat
Merdeka.com - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai virus corona atau covid-19 berdampak terhadap indikator ekonomi makro nasional baik jangka pendek dan panjang. Salah satunya daya beli masyarakat.
"Indikator yang terbesar menurun adalah indikator konsumsi rumah tangga. Di mana skenario paling besar penurunannya terjadi pada skenario penanganan wabah covid-19 selama 6 bulan," kata Kepala Center of Macroeconomics and Finance INDEF, M. Rizal Taufikurohman, dalam Press Conference 'Meracik Vaksin Ekonomi Hadapi Pandemi', di Jakarta, Selasa (24/3).
Menurutnya, penurunan konsumsi rumah tangga ini mendorong pertumbuhan ekonomi turut menurun. Pertumbuhan yang menurun juga berdampak pada tingkat pembukaan lapangan kerja. Khususnya di zona merah corona yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Selain itu, dampak covid-19 juga menurunkan investasi secara nasional. Hal ini distimulus oleh produktivitas industri baik sektoral dan regional, yang menjadikan para investor yang semakin menahan investasinya. Kinerja industri yang bakal tergerus adalah industri peralatan listrik, asuransi, keuangan, dan perdagangan.
Kalkulasi Sri Mulyani, Pertumbuhan Bisa 0 Persen Jika Virus Corona Lebih dari 3 Bulan
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, membeberkan perhitungannya bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 2,5 persen bahkan sampai 0 persen jika pandemi virus corona atau covid-19 masih akan berlangsung lebih dari 3 bulan.
Hal tersebut diungkapkannya dalam video-konverensi usai ratas bersama presiden dengan tema Kebijakan Fiskal & Moneter untuk Penanganan Dampak Covid-19, Jumat (20/3).
"Namun apabila masalahnya menjadi jauh lebih berat, pertumbuhan ekonominya bisa mencapai diantara 2,5 persen bahkan sampai ke 0 persen," ujarnya.
Sejumlah skenario terburuk dalam perhitungannya, selain durasi virus corona, ialah kemungkinan jika Indonesia melakukan lockdown. "Seperti tadi durasi dari covid-19 bisa lebih dari 3 hingga 6 bulan. Dan kemungkinan terjadinya lockdown. Serta tadi perdagangan internasional bisa drop di bawah 30 persen."
"Tadi juga beberapa penerbangan yang mengalami drop hingga sampai 75 persen hingga 100 persen, maka skenarionya bisa menjadi lebih dalam," tambahnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaDidorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaEkonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja
Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaAnies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Naik, Mentan: Kita Menunggu Panen Bulan Maret
Akibat kondisi tersebut, awalnya Kementan yang getol menolak untuk impor beras, akhirnya menyetujui. I
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaImpor Indonesia di Desember 2023 Turun, Nilainya Hanya USD 19,11 Miliar
Impor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Baca Selengkapnya