Terbebas dari Rentenir Berkat Kehadiran BRILink

Merdeka.com - Bank BRI terus mengembangkan 'sayap' untuk mempermudah nasabah dalam melaksanakan aktivitas perbankan. Termasuk melalui kehadiran agen BRILink hingga daerah pelosok. Terbukti, banyak masyarakat yang terbantu dengan kehadiran mereka. Roda perekonomian di desa pun ikut meroket. Kondisi ini yang terjadi di Desa Manjapai, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.

Muhammad Anzar, Sekretaris Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kaledata, Desa Manjapai bercerita, sebelum mengenal BRILink banyak masyarakat di wilayahnya yang menggunakan jasa rentenir untuk memulai bisnis. Keputusan itu tidak sehat, karena bunga yang dibayarkan tidak sedikit. Sehingga, membuat perekonomian masyarakat sulit berkembang.

"Misalnya petani ingin tanam jagung butuh modal dua juta. Pinjam dengan rentenir, kembalinya harus tiga juta. tentu memberatkan untuk mereka. Dengan BRILink tentu terbantu karena rendah sekali bunganya. Jadi biaya menurun hasil meningkat," kata Anzar saat berdiskusi dengan merdeka.com.

Kata Anzar, Desa Manjapai memiliki sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang melimpah. Masyarakatnya banyak bekerja di sektor pertanian palawija, perikanan, bengkel hingga pariwisata alam dan adat. Untuk itu, perlu aktivitas perbankan yang memudahkan mereka dalam mengembangkan bisnisnya. Bank BRI sendiri melalui BRILink, lanjut dia, telah bekerjasama dengan BUMDes untuk memudahkan kebutuhan keuangan mereka.

"Di Manjapai sendiri masuk kluster terbesar pemecah KUR. Para petani sangat terbantu, karena kita di sini sistemnya pinjaman musiman sehingga petani tidak terbebani oleh rentenir seperti sebelum adanya BRI atau BRILink. Jadi dengan ada BRILink sangat terbantu. Saat ini kamu juga mengembangkan kampung wisata desa BRILiant yang kita bangun untuk wisata," ujarnya.

"Ke depan kita juga mengarahkan agar masyarakat bisa menggunakan transaksi digital mengurangi tunai. Saya melalui BUMDes terus melakukan sosialisasi yang memang tujuannya mempermudah masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan," tambahnya.

Ditambahkan Parjono, Asisten Manager Pemasar Mikro (AMPM) BRI Kanca Sungguminasa, kehadiran agen BRILink melalui perorangan dan BUMDes memang membawa dampak positif dalam pengelolaan keuangan masyarakat Desa Manjapai. Tidak heran jika jumlah nasabah dan transaksi perbankan di desa ini terus bertambah.

"Saat ini memang kita ada tiga agen. Dua umum, satu yang BUMDes. Transaksi itu rata-rata hingga 200 dalam sebulan. Bahkan di BUMDes terus bertambah sejak kita membangun dalam kerjasama dengan BRI. Banyak transaksi di situ (BUMDes)," jelasnya.

Menurutnya, memang perlu sosialisasi yang masif kepada masyarakat supaya mereka mau mengelola dan menyimpan keuangan melalui sistem perbankan. Pasalnya, tidak sedikit yang masih menggunakan cara-cara lama, termasuk pola peminjaman melalui rentenir.

"Sebelumnya banyak yang menyimpan uang di bawah bantal. Kita sampaikan agar percaya menabung di bank. Lalu pinjam melalui rentenir, ini juga kami sampaikan bahwa kita punya KUR yang nilai bunganya kecil. Mereka pun akhirnya mau. Saat ini, nasabah di Manjapai simpanan sudah di atas 400 orang. Pinjamannya sudah 300 lebih nasabah," terangnya.

Ke depan, kata dia, pihaknya tidak akan berhenti untuk membantu masyarakat dalam mempermudah mengelola sistem keuangan mereka. Dengan harapan bisa meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan mereka.

"Desa manjapai itu kan masih luas ya untuk digarap dan masih ada yang menggunakan jasa rentenir, itu tantangan kami. Mudah-mudahanan dengan kemudahan daro BRI dan agen BRILink mereka bisa berubah. Lalu, di masa pandemi ini kita juga mengajak untuk mengurangi transaksi tunasi menjadi nontunai. Tentu ini akan kami sampaikan terus masyarakat, termasuk bahwa aman transaksi dengan kami dan bisa diakses kapan saja serta dimanfaatkan seluas-luasnya," tuntasnya.