Tekanan inflasi di luar harapan
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir, inflasi Agustus menyentuh angka 0,95 persen year on year (yoy). Kementerian Keuangan melihat, besarnya tekanan inflasi masih terbilang wajar. Terutama jika melihat faktor mudik dan lebaran yang terjadi pada Agustus.
Meski demikian, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengakui bahwa kenaikan tersebut sesungguhnya di luar harapan. Prediksi pemerintah, tekanan inflasi hanya berada di kisaran maksimal 0,8 persen.
"Inflasi 0,95 persen tersebut mengakibatkan inflasi tahunan menjadi 4,56. Dan sebetulnya itu di luar harapan. Harapannya di 0,6 persen atau 0,7 persen maksimal 0,8 persen. Ini tentu masih ada faktor ramadhan gitu," kata ujar Menkeu di kantor Kemenko Perekonomian, Senin (3/9).
Menkeu menjelaskan, jika secara umum tekanan inflasi masih dibawah 5 persen, masih menunjukkan kondisi yang cukup stabil. Namun, semua pihak tetap perlu melakukan koordinasi untuk antisipasi tekanan inflasi semakin besar. Termasuk koordinasi dengan otoritas moneter.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaMelalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kementerian Perdagangan turut andil dalam penurunan laju inflasi di tahun 2023.
Baca SelengkapnyaKemendag bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menahan inflasi.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui Badan Pangan Nasional kembali menugaskan Bulog untuk melanjutkan penyaluran bantuan pangan beras tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaAdapun sebaran kendaraannya antara lain Tanggerang-Merak diprediksi sebanyak 3,5 juta kendaraan atau naik 3,6 persen.
Baca Selengkapnya