Survei: 52 Persen Masyarakat Dukung Pengesahan RUU Cipta Kerja
Merdeka.com - Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan bahwa sebanyak 52 persen masyarakat Indonesia mendukung pengesahan RUU Omnibus Law Cipta Kerja.
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani mengatakan bahwa sebanyak 52 persen masyarakat tersebut merupakan sample dari masyarakat yang menyatakan memahami RUU Cipta Kerja.
"Sebesar 37 persen menyatakan tidak mendukung, dan itu cukup banyak juga. Namun, bagi yang tidak memahami RUU Cipta Kerja tidak diberikan pertanyaan lebih lanjut," katanya di Jakarta, Selasa (14/7).
Selain itu, pada pertanyaan apakah RUU tersebut mampu menjadi instrumen penanganan krisis dan resesi ekonomi, sebagian informan menyebutkan optimistismenya sebesar 58 persen atas produk undang-undang tersebut.
Selain itu, sebanyak 54 persen atau mayoritas pengangguran di Indonesia mendukung RUU Cipta Kerja segera disahkan. "Dukungan terhadap RUU Cipta Kerja yang lebih tinggi terdapat pada kelompok pengangguran atau masih mencari pekerjaan yakni sebesar 54 persen," kata Deni.
Selain pengangguran, kelompok Ibu Rumah Tangga, pedagang warung/kaki lima, dan buruh/pembantu/satpam/kerja tidak tetap menjadi kelompok yang paling tinggi mendukung RUU Cipta Kerja untuk segera disahkan.
Deni menjelaskan dukungan publik terhadap RUU Cipta Kerja ini didasari oleh kondisi ekonomi Indonesia yang semakin memburuk selama masa pandemi. Kondisi ekonomi yang memburuk ini mempengaruhi dan dirasakan langsung dalam kondisi ekonomi rumah tangga.
"71 persen mayoritas warga merasa kondisi ekonomi rumah tangganya sekarang lebih buruk atau jauh lebih buruk dibanding sebelum ada wabah covid-19. Sedangkan 81 persen mayoritas warga menilai kondisi ekonomi nasional sekarang lebih buruk," sambung Deni.
Dukung Langah Presiden Jokowi
Menurut survei nasional SMRC, di antara warga yang tahu RUU Cipta Kerja, mayoritas (58 persen) mendukung langkah Presiden Jokowi untuk menjadikan RUU Cipta Kerja sebagai instrumen kebijakan mengatasi krisis ekonomi. Yang tidak mendukung hanya 35 persen.
Di antara warga yang tahu RUU Cipta Kerja, 66 persen mendukung langkah Presiden Jokowi menjadikan RUU Cipta Kerja sebagai instrumen kebijakan untuk mengatasi atau mencegah PHK dan memperluas lapangan kerja. Yang tidak mendukung hanya 28 persen.
"Mayoritas warga yang tahu menilai RUU Cipta Kerja akan membawa manfaat bagi ekonomi Indonesia," ujar Deni.
SMRC melakukan survei nasional melalui telepon pada 8-11 Juli 2020. Sampel sebanyak 2.215 responden dipilih secara acak dari koleksi sampel acak survei tatap muka yang telah dilakukan SMRC sebelumnya dengan jumlah proporsional menurut provinsi untuk mewakili pemilih nasional. Margin of error survei diperkirakan lebih kurang 2,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Survei memotret penilaian masyarakat terhadap kondisi ekonomi, politik, keamanan hingga penegakan hukum nasional.
Baca SelengkapnyaSurvei LSI: 38,1 Persen Publik Nilai Ekonomi Nasional Buruk, 37.9% Anggap Penegakan Hukum juga Buruk
Baca SelengkapnyaThe Economist menyoroti program keberlanjutan yang diusung paslon ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebanyak 15 persen responden dengan pendapatan tinggi mengaku bahwa seringkali pengeluarannya melebihi anggaran bulanan.
Baca SelengkapnyaDemi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga.
Baca SelengkapnyaSecara sederhana dana Pemilu bisa dialokasikan membantu kesulitan ekonomi masyarakat.
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaJawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaProyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca Selengkapnya