Sri Mulyani Waspadai Kebijakan Ekonomi Presiden Erdogan
Merdeka.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dikabarkan tengah melakukan intervensi moneter di negaranya untuk menjaga kestabilan ekonomi jelang pemilihan presiden mendatang. Berbagai intervensi moneter dilakukan oleh Erdogan, terbaru pengenaan biaya untuk investor yang menukar mata uang asing dengan lira selama periode tertentu yang melampaui 1.000 persen.
Hal tersebut pun membuat negara-negara berkembang atau emerging market was-was, termasuk Indonesia. Gejolak ini secara khusus mendapat perhatian dari Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati.
"Kita terus harus, sebagai negara emerging kita waspada ekonomi dunia," ujar Sri Mulyani saat ditemui di Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (28/3).
Sri Mulyani berharap gejolak yang sedang terjadi tidak melebar terhadap perekonomian Indonesia. Meski demikian, dia menilai, gejolak yang terjadi di Turki saat ini adalah masalah yang timbul karena kondisi internal tetapi akan berdampak besar jika sudah berhubungan dengan nilai tukar.
"Yang terjadi di Turki sifatnya sangat spesifik. Turki, bukan karena masalah sistemik global. Tapi ini masalah discussion yang dibuat oleh pemerintah Turki berhubungan pelaku pasar dan dengan kebijakan kita menyangkut interest rate dan exchange rate dan capital flow," paparnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, pemerintah secara intensif akan melakukan komunikasi dengan Turki untuk memantau perkembangan kebijakan di negara itu. "Oleh karena itu cara berjaga terus berkomunikasi secara clear dan jelas posisi pemerintah Indonesia dari sisi policy seperti apa dari sisi policy fiskal, moneter," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini untung rugi Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaMenyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.
Baca SelengkapnyaProyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ramalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca SelengkapnyaPosisi Sri Mulyani di kancah internasional itu juga turut berdampak positif terhadap reputasi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani dikabarkan tidak masuk dalam menteri Kabinet Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaPenambahan anggaran ini diperlukan seiring meningkatnya jumlah petani calon penerima pupuk subsidi.
Baca Selengkapnya