Sri Mulyani: Penerimaan Negara Turun 12 Persen saat APBN jadi Kunci Tangani Pandemi
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani menceritakan gentingnya peran Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) sepanjang 2020 atau saat awal masa pandemi Corona mulai melanda. Pemerintah harus gerak cepat mengelola keuangan, padahal penerimaan negara melalui perpajakan turun 12 persen, sementara khusus pajak turun 9 persen.
"Kita ketahui pada 2020 di mana pandemi mulai terjadi, keuangan negara, APBN menjadi instrumen strategis dan penting untuk menangani pandemi Covid dan melindungi masyarakat dan menjadi instrumen penting memulihkan ekonomi," katanya, Jakarta, Rabu (14/7).
Meski penerimaan negara tak seperti yang ditargetkan, penanganan pandemi harus terus berjalan. Belum lagi, ada banyak sektor yang harus dibantu karena mengalami tekanan cukup besar.
"APBN yang luar bisa penting itu, harus kita kelola pada saat penerimaan perpajakan turun 9 persen, pada saat penerimaan negara kita turun 12 persen. Namun kita harus hadir melindungi masyarakat dan membantu dunia usaha agar mereka bertahan dan pulih kembali," jelasnya.
Alhasil, pemerintah mengucurkan anggaran dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp571,8 triliun. Dana ini pun mampu menopang ekonomi tak terlalu jauh mengalami kontraksi seperti hal nya negara lain.
"Program PEN sebesar Rp571, 8 triliun berisi antara lain bidang kesehatan dan dunia usaha. Hasilnya Indonesia termasuk negara yang mengalami kontraksi relatif kecil yaitu -2,1 persen. Tahun 2020 sudah kita lalui," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca SelengkapnyaUsai rapat bersama Presiden Joko Widodo, Sri Mulyani menyampaikan pemerintah telah menargetkan defisit APBN 2025 maksimal di angka 2,8 persen.
Baca SelengkapnyaPenambahan anggaran ini diperlukan seiring meningkatnya jumlah petani calon penerima pupuk subsidi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaBLT mitigasi pangan akan disalurkan sebesar Rp200.000 per bulan pada periode Januari, Februari, dan Maret 2024.
Baca SelengkapnyaTak lagi dipotong, Sri Mulyani akan bayarkan THR lebaran 100 persen atau secara penuh.
Baca SelengkapnyaMenurut Sri Mulyani, capaian pendapatan negara tahun 2023 yang tembus melebihi target merupakan pencapaian yang luar biasa baik.
Baca SelengkapnyaDengan capaian ini, untuk keseimbangan primer mengalami surplus mencapai Rp122,1 triliun.
Baca SelengkapnyaSelain beras, Sri Mulyani menyebut ada beberapa harga pangan juga mengalami kenaikan, seperti bawang putih 1,9 persen, cabai merah 17 persen.
Baca Selengkapnya