Sri Mulyani: Indonesia Tak Boleh Abaikan Kemungkinan Risiko Resesi
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sering dan berulang kali menyebutkan ekonomi dunia akan gelap di 2023, bahkan sebanyak 28 negara meminta pertolongan kepada IMF untuk dibantu perekonomiannya. Untuk itu, Indonesia tidak boleh mengabaikan kemungkinan peningkatan risiko resesi.
"Kita tidak boleh mengabaikan kemungkinan peningkatan risiko resesi. Tujuan adanya Presidensi G20 Indonesia ini menjadi bumper kami untuk pulih bersama, pulih lebih kuat tetap lebih relevan dari sebelumnya," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam 4th Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting, di Washington, D.C, Amerika Serikat, Kamis (13/10).
Sri Mulyani meyakini Presidensi G20 ini merupakan harapan untuk membantu semua negara dalam menavigasi gelombang krisis yang akan dihadapi seluruh dunia. Dengan adanya presidensi G20 ini mampu berhasil dalam merespon berbagai krisis termasuk krisis keuangan global.
"Semua tahu dari pertemuan sebelumnya bahwa saya benar-benar percaya bahwa G20 adalah Beacon of Hope, yang dapat membantu kita menavigasi gelombang krisis yang menghancurkan yang kita hadapi. Keyakinan ini didasarkan pada sejarah keberhasilan G20 dalam merespon krisis keuangan global dan belakangan ini," imbuhnya.
Menurutnya, tantangan ekonomi global yang kompleks ini tidak dapat diselesaikan oleh satu negara atau sekelompok negara yang bertindak sendiri. Dibutuhkan tindakan kolektif dari kelompok yang menguasai 85 persen perekonomian dunia.
"Dibutuhkan kelompok dengan perwakilan paling beragam untuk memastikan semua suara didengar. Semua negara dengan pengaruh ekonomi global sistemik harus terlibat dalam mencari solusi negara maju, menengah, dan juga negara berkembang," jelasnya.
Tentu hal ini tidak mudah, mengingat keanggotaan G20 yang beragam, di mana setiap anggota negara G20 selalu memiliki perbedaan posisi, pandangan, dan pengalaman. Tetapi perbedaan ini juga memungkinkan untuk menemukan solusi inklusif terbaik untuk seluruh dunia.
Indonesia sebagai tuan rumah Presidensi G20 telah mampu menavigasi G20 untuk mempertahankan keanggotaan penuh, serta soliditas dalam memecahkan masalah paling kritis yang dihadapi ekonomi global kita.
"Kita harus bersatu dan tetap teguh dalam komitmen kita untuk memecahkan masalah ekonomi global yang paling mendesak dalam pertemuan kita hari ini dan besok, kita memiliki kesempatan terakhir pada tahun 2022 untuk memberikan tindakan nyata. Kesempatan terakhir kami untuk terus mendominasi untuk menunjukkan, semangat kolaborasi dan kerjasama multilateralisme," tandasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaRamalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca SelengkapnyaMenyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Posisi Sri Mulyani di kancah internasional itu juga turut berdampak positif terhadap reputasi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca SelengkapnyaKeduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaDia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.
Baca Selengkapnya