Sosok Menko Perekonomian yang Tepat Versi Pengusaha di Periode ke-2 Jokowi
Merdeka.com - Dalam waktu dekat, Pemerintahan Jokowi-JK akan segera berakhir. Selanjutnya tongkat estafet kepemimpinan baru jatuh kepada Joko Widodo dan Maruf Amin yang telah ditetapkan sebagai pemenang dalam pilpres 2019. Keduanya akan dilantik sebagai presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2019 mendatang.
Namun, sejumlah kabar nama-nama calon menteri pun sempat beredar. Bahkan nama Mahendra Siregar, Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) disebut-sebut juga masuk dalam bursa Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, menggantikan posisi Darmin Nasution yang saat ini masih mengemban tugas.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial, Anton J. Supit menilai Mahendra merupakan sosok yang tepat untuk mengisi posisi kursi Menteri Perekonomian. Sebab, jika berkaca dengan pengalamannya di bidang ekonomi diakuinya sudah cukup sangat baik.
Apalagi sebelumnya Mehendra pernah menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan berada di Deputi Kemenko Perekonomian di Bidang Kerjasama Ekonomi dan Pembiayaan Internasional. Dengan sepenggal pengalaman beliau, bukan tidak mungkin tugas-tugas perekonomian bisa lebih baik ke depan.
"Saya kira Menko Perekonomian itu perlu punya orang yang pengetahuan makro ekonomi. Pernah di birokrasi karena ini penting juga bagaimana mengatur birokrasi dan pengalaman mengatur isu-isu ekonomi. Karena itu saya melihat pak Mahendra ini memang cocok," kata dia dihubungi di Jakarta, Rabu (9/10).
Anton mengatakan posisi Menko Perekonomian saat ini menjadi penting, sebab menjadi ujung tombak dalam pertumbuhan ekonomi secara nasional. Sejauh ini, bahkan dia menilai ekonomi Indonesia sedang dalam keadaan tidak baik, hal itu tercermin dari kondisi global yang kemudian berdampak terhadap daya saing dalam negeri.
"Kenapa posisi Menko Perekonomian saat ini penting? karena kita tau ekonomi kita ini bermasalah jujur aja kan. Ada masalah di luar globalnya memang problem dan dalam negeri juga daya saing kita kedodoran," jelas dia.
Dia mengakui, memperkuat daya saing memang pekerjaan besar pemerintah ke depan di tengah situasi global saat ini. Oleh sebab itu, perlu sosok menteri yang mampu mengkoordinir para menteri-menteri terkait yang menyangkut dengan sektor perekonomian, utamanya yakni masalah pangan.
"Terutama pangan. Pertanian kita tau sendiri lah harga pangan mahal dan sering dipersoalkan itu sudah cukup lah 5 tahun kita jangan ambil risiko lagi. perkuat yang ada sekarang, kalau kita perkuat daya saing ekonomi sektor produksi efisien peluang itu besar. Ini yang harus betul betul harus ada komando yang jelas," terangnya.
Melihat keadaan tersebut, kata dia perlu sosok yang memang secara integritas dan kemampuan bisa betul-betul menyelesaikan kondisi perekonomian yang ada saat ini. Dia meyakini, sosok Mahendra bisa menjawab segala permasalahan tersebut.
"Jadi menurut saya ini waktunya sudah melihat ini orang punya kemampuan. Saya melihat Pak Mahendra tepat di posisi itu. Sudah teruji kalau liat birokrasinya dia. Dia juga pengalaman di ekonomi makro. Menurut saya dia itu punya pengalaman dan kompetensinya dan saya juga tau karakter Pak Mahendra dia cocok di situ," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaKeempatnya adalah Mensos, Menkeu, Menko Perekonomian dan Mendag
Baca SelengkapnyaJokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam agenda 2 Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perayaan 50 Tahun Hubungan Persahabatan dan kerja sama ASEAN-Jepang.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani diandalkan dalam mengurus keuangan negara, Basuki menjadi tumpuan Jokowi dalam pembangunan infrastruktur.
Baca SelengkapnyaTonny menggantikan posisi Marsekal Fadjar Prasetyo yang akan memasuki masa pensiun pada 9 April 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca SelengkapnyaJokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca Selengkapnya