Rupiah tembus Rp 14.441 per USD, ini kata Menko Luhut
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan nilai tukar Rupiah yang masih betah di level Rp 14.000 per USD dikarenakan adanya kebijakan Amerika Serikat yang menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR).
Meski demikian, Luhut mengaku tidak khawatir akan dampak pelemahan Rupiah ini, sebab dampak dari kenaikan suku bunga AS sendiri juga dirasakan oleh negara-negara lain, bukan hanya Indonesia saja. Sehingga, yang terpenting adalah bagaimana caranya inflasi tetap terjaga.
"Inflasi kita bagus utang kita lebih kecil tahun ini dari pada tahun lalu. Nah rupiah kenapa? Karena adanya tekanan dari Amerika dengan dia meningkatkan The Fed kemudian juga pengangguran mereka turun drastis tapi inflasi dia naik sehingga dia harus menaikkan suku bunga dia maka dampaknya terhadap dolar," ujarnya di Gedung Bappenas, Jakarta, Kamis (11/7).
Diketahui, Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Kamis (12/7). Pagi tadi, Rupiah dibuka di Rp 14.415 per USD atau melemah dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 14.385 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah masih lanjutkan pelemahan usah pembukaan. Tercatat, nilai tukar saat ini menyentuh level Rp 14.441 per USD.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaMenyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali karen hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang.
Baca SelengkapnyaArtinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca SelengkapnyaHal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca Selengkapnya