Rupiah Ditutup Melemah ke Rp14.078 per USD Seiring Kebijakan The Fed Tahan Suku Bunga
Merdeka.com - Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore melemah seiring kebijakan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed) menahan suku bunga acuannya.
Rupiah ditutup melemah 28 poin atau 0,2 persen ke posisi Rp14.078 per USD dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.050 per USD.
"Indeks dolar kembali menguat setelah The Fed menyatakan kekhawatiran tentang kecepatan pemulihan ekonomi AS dari dampak Covid-19," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dikutip dari Antara Jakarta, Kamis (28/1).
Federal Reserve telah mengumumkan hasil rapat bulan Januari 2021 dengan hasilnya sesuai ekspektasi pasar.
Rapat Komite Pengambil Kebijakan The Fed (FOMC) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 0-0,25 persen. The Fed juga berkomitmen tetap menjalankan program pembelian obligasi (quantitative easing) sampai ekonomi dan pasar tenaga kerja betul-betul pulih dari dampak pandemi Covid-19.
Saat ini The Fed memborong obligasi pemerintah AS setidaknya USD 80 miliar per bulan plus aset beragun kredit properti (mortgage-based securities) USD 40 miliar.
Sementara itu pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 2 persen. Salah satu penyebabnya adalah PSBB yang masih diterapkan dan berdampak terhadap konsumsi masyarakat yang melambat dan investasi yang stagnan.
Prediksi Bank Dunia
Untuk 2021 Bank Dunia memperkirakan PDB Indonesia akan tumbuh 4,4 persen, turun 0,2 persen dari proyeksi sebelumnya. Sedangkan IMF merevisi turun proyeksi pertumbuhan PDB Indonesia menjadi 4,8 persen untuk 2021, turun 1,3 persen dibandingkan perkiraan pada Oktober tahun lalu.
"Informasi yang negatif dari data eksternal dan internal membuat arus modal asing kembali keluar pasar finansial dalam negeri sehingga berdampak terhadap pelemahan mata uang Garuda," ujar Ibrahim.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.065 per USD. Sepanjang hari, Rupiah bergerak di kisaran Rp14.065 per USD hingga Rp14.099 per USD.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan Rupiah melemah menjadi Rp14.119 per USD dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.091 per USD.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaHal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaNilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaUtang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaPerry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaSaat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca Selengkapnya