Rupiah dibuka melemah di level 15.200 per USD
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak fluktuatif di perdagangan hari ini, Senin (22/10). Rupiah pagi ini dibuka di Rp 15.200 per USD atau melemah tipis dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 15.187 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah bergerak menguat usai pembukaan hingga sentuh level 15.185, namun kembali melemah ke level Rp 15.191 per USD. Dan saat ini Rupiah berada di level Rp 15.184 per USD.
Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah menyepakati usulan asumsi dasar ekonomi makro 2019 untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019.
Dalam usulan asumsi dasar ekonomi makro tersebut, indikator yang berubah dari RAPBN yang diajukan sebelumnya adalah nilai tukar. Di mana, nilai tukar berubah menjadi Rp 15.000 per USD dari RAPBN sebelumnya sebesar Rp 14.400 per USD.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan dengan adanya perubahan nilai tukar maka pendapatan negara akan mengalami peningkatan sebesar Rp 10,3 triliun. "Perubahan nilai tukar akan menyebabkan pendapatan negara meningkat Rp 10,3 triliun," kata dia, di Ruang Rapat Badan Anggaran DPR RI, Jakarta, Rabu (17/10).
Total kenaikan Rp 10,3 triliun tersebut, kata dia, berasal dari kenaikan PPh Migas sebesar Rp 2,2 triliun dan kenaikan PNBP sebesar Rp 8,1 triliun.
Kenaikan PNBP sebesar Rp 8,1 triliun berasal dari PNBP sumber daya alam (SDA) migas yang mengalami kenaikan Rp 6,2 triliun dan SDA non migas akan mendapatkan kenaikan karena adanya perubahan kurs sebesar Rp 1 triliun.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).
Baca SelengkapnyaPemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaPergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar AS lebih baik dibandingkan dengan Bath Thailand hingga Ruppe India.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.
Baca SelengkapnyaNilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaPer 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaRealisasi peredaran uang selama masa Pemilu 2024 hanya mencapai Rp67,14 triliun, atau lebih rendah dari perkiraan BI sebesar Rp68 triliun.
Baca SelengkapnyaAda dua pertimbangan yang membuat rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca Selengkapnya