Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Puspo Wardoyo, Mantan PNS yang Sukses Bangun Bisnis Ayam Bakar Wong Solo

Puspo Wardoyo, Mantan PNS yang Sukses Bangun Bisnis Ayam Bakar Wong Solo Pemilik RM Ayam Bakar Wong Solo Puspo Wardoyo. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Aneka olahan ayam sebagai bisnis kuliner, dapat dikatakan menjadi bisnis paling populer. Banyak merek resto dengan menu ayam sebagai menu unggulan, salah satunya Ayam Bakar Wong Solo.

Rumah makan Ayam Bakar Wong Solo didirikan oleh Puspo Wardoyo. Dia kemudian mengembangkan bisnis kuliner Ayam Bakar Wong Solo sebagai bisnis waralaba yang cukup sukses di Indonesia. Ayam Bakar Wong Solo bahkan memiliki cabang hingga ke Malaysia.

Mengutip biografiku.com, Puspo merupakan pria kelahiran 30 November 1967 di Solo, Jawa Tengah. Dia sudah menekuni bisnis ayam bakar sejak tahun 1986.

Orang tuan Puspo berprofesi sebagai pedagang daging ayam dan juga memiliki warung ayam yang berada di dekat kampus UNS (Universitas Sebelas Maret) Solo. Meskipun begitu, orang tuanya mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang SMA, empat diantaranya termasuk Puspo Wardoyo tamat di perguruan tinggi.

Puspo memulai pendidikannya di SDN Kenangasam Solo, setelah itu ia kemudian melanjutkan sekolahnya di SMP Islam Batik dan masuk di SMA Negeri 4 Solo. Usai tamat SMA, dia kemudian melanjutkan pendidikannya di UNS Solo.

Sejak kecil, Puspo sudah terbiasa membantu orang tuanya untuk berjualan daging ayam. Pagi-pagi sekali selepas shalat subuh, ia mulai membersihkan ayam untuk dijual dan berhenti saat waktu sekolah sudah masuk sehingga praktis dia tidak memiliki banyak waktu untuk bermain.

Bekerja Sebagai PNS

Setelah menyelesaikan pendidikannya di UNS Solo, Puspo diterima sebagai PNS dengan jabatan sebagai guru pendidikan seni di SMA Negeri 1 Blabak Mutilan. Awalnya ia sangat senang karena jaminan hidup sebagai pegawai.

Namun belakangan, dia merasa bosan menjadi guru. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk berhenti menjadi PNS. Puspo kemudian pulang kampung ke Solo dan banting setir menjadi pedagang ayam bakar di sekitar pasar tradisional Kleco, Solo pada tahun 1986.

Keputusan Puspo tersebut disayangkan, Namun dia bertekad untuk fokus membangun usaha ayam bakar. Di awal usaha, penjualan tidak cukup berjalan baik, tidak banyak pembeli. Puspo tak menyerah.

Satu waktu, Puspo bertemu dengan perantau yang baru pulang dari Medan, perantau tersebut juga berprofesi sebagai pedagang makanan. Dia bercerita bahwa di Medan dagangannya dengan cepat bisa terjual habis apalagi peluang bisnis ayam bakar disana masih sangat besar.

Tergiur cerita perantau itu, Puspo kemudian menyerahkan usaha ayam bakarnya di Solo kepada temannya. Dia kemudian berangkat ke Medan.

Di Medan, Puspo terlebih dahulu menjadi guru sekolah dari tahun 1989 hingga 1991 di daerah Bagan Siapi-api demi mengumpulkan modal untuk usaha. Di situ pula dia bertemu dengan Rini Purwati yang kemudian menjadi istrinya. Modal sudah terkumpul, dia bersama dengan istrinya akhirnya pindah ke kota Medan.

Disana Puspo bersama sang istri mengontrak rumah dan membeli motor. Sisa tabungannya sekitar Rp700.000 rupiah dia pakai untuk membuka usaha ayam bakar di Jl. SMA 2 Padang Golf Polonia, Medan dengan nama Ayam Bakar Wong Solo.

Menurut Puspo, usaha ayam bakar merupakan wasiat dari ayahnya sebelum meninggal. Lama-kelamaan, warung ayam bakar milik Puspo mulai berkembang.

Dalam sehari, dia mampu menjual 3-4 ekor ayam. Ini dilakukannya selama satu tahun tanpa bantuan Istrinya, sebab istrinya diterima bekerja sebagai Dosen di Politeknik UNS Medan.

Istrinya yang seorang dosen dan Puspo yang hanya pedagang ayam bakar terkadang membuat pihak keluarga agak malu sehingga terkadang membujuk Puspo agar kembali menjadi guru. Namun keyakinan Puspo akan usahanya sangat kuat.

Pada tahun 1992, Puspo sudah memiliki dua orang karyawan di warung ayam bakarnya. Suatu hari, salah seorang karyawannya mengeluh kepada Puspo dan istrinya ketika rumah keluarganya akan disita oleh rentenir karena utangnya. Puspo bersama istrinya akhirnya merelakan tabungannya sebesar Rp800.000 untuk melunasi utang tersebut.

Tak lama usai melunasi utang, resto Puspo didatangi oleh seorang wartawan lokal Harian Waspada.

Wartawan tersebut merupakan teman dari suami karyawan yang ditolong oleh Puspo. Setelahnya berita mengenai profil Puspo diangkat ke surat kabar dengan judul Puspo Wardoyo, Sarjana Membuka Ayam Bakar Wong Solo di Medan.

Artikel berita tersebut ternyata berimbas pada penjualan ayam bakar miliknya. Besoknya, dagangan ayam bakarnya laku 100 potong ayam.

Pendapatannya terus meningkat dari waktu ke waktu sehingga pada waktu itu dia sanggup menghasilkan Rp350.000 dalam sehari. Selanjutnya dia mulai menyisihkan 10 persen keuntungannya di bidang sosial.

Usaha ayam bakarnya terus berkembang di Medan, dari warung kecil hingga menjadi restoran. Karyawannya juga semakin bertambah. Pada tahun 1996, Puspo Wardoyo menikah lagi dengan karyawatinya yang bernama Supiyati.

Dia menikah tanpa diketahui oleh istri pertamanya karena belum siap untuk dimadu. Walaupun pada akhirnya istrinya kemudian menerima Puspo kawin lagi.

Setelah Istri keduanya, Supiyati melahirkan anak pertama mereka, dia kemudian menikah lagi dengan karyawatinya yang bernama Annisa Nasution. Meskipun pernikahan ini ditentang oleh orang tua Annisa, namun istri pertamanya yaitu Rini Purwati membantu suaminya ketika melamar Annisa.

"Banyak istri banyak rezeki, mungkin inilah yang dipercaya oleh Puspo. Pada tahun 1999, restoran ayam bakarnya sudah memiliki tiga cabang. Tak lama kemudian dia kembali menikah dengan Intan Ratih atas pilihan istri keduanya.

Dari pernikahannya dengan empat istrinya, Puspo memiliki 15 orang anak. Hingga tahun 2006, restoran ayam bakar Wong Solo miliknya berkembang pesat menjadi 26 buah restoran yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.

Dia sempat membuat heboh dengan berani merogoh koceknya dengan membiayai 'Poligami Award' hingga Rp2 milyar. Langkah Puspo itu membuat namanya meroket melebihi popularitas Ayam Bakar Wong Solo miliknya.

Banyak pihak terutama kaum wanita yang menentang idenya. Bahkan hingga istri presiden KH Abdurrahman Wahid kala itu yakni ibu Shinta Wahid ikut memboikot Warung Ayam Bakar miliknya.

Namun itulah Puspo Wardoyo, mungkin baginya pers, gosip serta kontroversi adalah iklan yang murah berkaca pada pengalamannya sebelumnya. Meskipun banyak yang mengira Ayam bakar Wong Solo milik Puspo wardoyo bangkrut namun hingga saat ini restorannya masih terus beroperasi.

Hingga kini Ayam Bakar Wong Solo sudah memiliki puluhan cabang yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan di Malaysia yang kini berjumlah 7 outlet.

Ayam Bakar Wong Solo pun sudah berubah menjadi waralaba dengan ribuan karyawan di bawah kendali Wong Solo Group. Puspo Wardoyo pun dikenal sebagai pelopor waralaba ayam bakar di Indonesia dan pemilik waralaba tertua di Indonesia yaitu Ayam Bakar Wong Solo.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dulu Susah, Pria Lulusan SMA Ini Sukses Beternak Ayam
Dulu Susah, Pria Lulusan SMA Ini Sukses Beternak Ayam

Seorang pengusaha asal Wonosobo bernama Ganang adalah lulusan SMA yang kini sukses beternak ayam kampung.

Baca Selengkapnya
Berkat Usaha Ayam Kampung, Pemuda Indramayu Ini Sukses Raup Omzet hingga Ratusan Juta Rupiah
Berkat Usaha Ayam Kampung, Pemuda Indramayu Ini Sukses Raup Omzet hingga Ratusan Juta Rupiah

Pemuda 30 tahun ini sempat merasakan jatuh bangun saat membangun usaha ternak ayam kampung ini.

Baca Selengkapnya
Prabowo Sindir Orang Pintar Kritik Program Makan Gratis
Prabowo Sindir Orang Pintar Kritik Program Makan Gratis

Prabowo Sindir Orang Pintar Kritik Program Makan Gratis

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Penampakan Warung Bakso Pertama di Lembah Gunung Batu Madinah, Pemiliknya Orang Bekasi
Penampakan Warung Bakso Pertama di Lembah Gunung Batu Madinah, Pemiliknya Orang Bekasi

Begini penampakan warung bakso yang ada di Madinah tepatnya di lembah gunung batu yang harus sewa sebanyak Rp24 juta perbulan.

Baca Selengkapnya
Potret Prabowo 'Masak Besar' Bareng Chef Bobon di Cilincing, Ikut Aduk Masakan di Kuali Raksasa
Potret Prabowo 'Masak Besar' Bareng Chef Bobon di Cilincing, Ikut Aduk Masakan di Kuali Raksasa

Prabowo Subianto mengisi akhir tahun dengan blusukan di Cilincing, Jakarta Utara.

Baca Selengkapnya
Prabowo Beri Sinyal Bakal Larang Perusahaan BUMN Jalankan Bisnis Hotel
Prabowo Beri Sinyal Bakal Larang Perusahaan BUMN Jalankan Bisnis Hotel

Prabowo menilai, dukungan terhadap keberlangsungan bisnis sektor swasta akan mendorong aliran modal masuk ke Indonesia lebih tinggi lagi.

Baca Selengkapnya
Didampingi Airlangga, Prabowo Masak Nasi Goreng di Stadion Pakansari
Didampingi Airlangga, Prabowo Masak Nasi Goreng di Stadion Pakansari

Prabowo terlihat mengaduk-aduk wajan untuk membuat nasi goreng

Baca Selengkapnya
Go Publik, Ini Potret Kendis Nasya Pacar Pebulutangkis Chico Wardoyo
Go Publik, Ini Potret Kendis Nasya Pacar Pebulutangkis Chico Wardoyo

Chico Wardoyo baru-baru ini go publik soal hubungan asmaranya. Rupanya, sang kekasih adalah penyanyi yang mulai naik daun.

Baca Selengkapnya
Prabowo Nilai Penerimaan Pajak RI Rendah: Orde Baru Pernah 14 Persen, Masak Kalah dari Malaysia
Prabowo Nilai Penerimaan Pajak RI Rendah: Orde Baru Pernah 14 Persen, Masak Kalah dari Malaysia

"Apa kita lebih bodoh dari orang Thailand, apa kita lebih bodoh atau kita lebih malas," kata Prabowo.

Baca Selengkapnya