PLTU Skala Besar Beroperasi 2020, PLN Janjikan Tarif Listrik Turun
Merdeka.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) prediksi tarif listrik akan mengalami penurunan tahun depan. Hal ini seiring beroperasinya beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Pelaksana tugas Direktur Utama PLN, Djoko Abumanan, mengatakan PLTU bagian program 35.000 MW berkapasitas besar akan banyak yang beroperasi pada tahun depan. Imbasnya ini akan menurunkan Biaya Pokok Produksi (BPP) listrik yang berdampak pada penurunan tarif listrik.
"35.000 masuk, turun kan (tarif). Murah-murah masuk banyak PLTU," kata Djoko, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/6).
Untuk diketahui, biaya pokok produksi PLTU sat ini berada di USD 6 sen, jauh lebih murah ketimbang pembangkit jenis lain. Sehingga kehadiran PLTU dapat menurunkan rata-rata biaya produksi listrik.
Djoko mengungkapkan, agar biaya produksi listrik tetap murah maka harus ada kebijakan harga khusus batubara untuk sektor kelistrikan. Saat ini, pemerintah sudah menetapkan harga patokan tertinggi batubara khusus untuk kelistrikan sebesar USD 70 per ton sampai 2019.
Djoko pun menginginkan, kebijakan tersebut tetap berlaku pada 2020, sehingga tarif listrik tetap terjangkau masyarakat. Saat ini PLN dan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang membahas agar harga patokan tertinggi batubara sebesar USD 70 per ton tetap berlaku tahun depan.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PLN mengonfirmasi bahwa kondisi pasokan listrik hari ini di Tarakan memang defisit lantaran beban puncak berada di atas daya pasok.
Baca SelengkapnyaDarmawan memastikan kesiapan PLN untuk menghadirkan listrik yang tetap andal dan terjangkau demi menjaga daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaPLN pernah menghadapi tantangan stok batubara yang kurang dari 5 Hari Operasi Pembangkit (HOP) pada Desember 2021 lalu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tagihan itu muncul usai meteran listrik dirumahnya harus diganti dengan yang baru.
Baca SelengkapnyaSistem kelistrikan Nusa Penida akan ditambah kembali dengan pembangkit hijau sebesar 14,5 MW.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian tarif tenaga listrik bagi pelanggan nonsubsidi dilakukan setiap tiga bulan mengacu pada perubahan terhadap realisasi parameter.
Baca SelengkapnyaKapasitas tersebut cukup untuk menunjang aktivitas pelanggan baik golongan rumah rangga, tempat ibadah, industri dan bisnis.
Baca SelengkapnyaHal itu dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemerataan nasional.
Baca SelengkapnyaIndonesia akan resmi memiliki pembangkit integrated terbesar di Asia Tenggara.
Baca Selengkapnya