PLN Catat Konsumsi Listrik Jawa-Bali Naik Sejak Maret 2021
Merdeka.com - PT PLN (Persero) melaporkan, beban puncak kelistrikan di regional Jawa-Bali mulai menunjukan peningkatan sejak Maret 2021. Konsumsi listrik tersebut naik berkat ditopang oleh sejumlah kegiatan ekonomi yang kembali dibuka.
Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura dan Bali PLN Haryanto WS mengatakan, secara statistik pemakaian listrik di Jawa-Bali pada tahun ini mengalami peningkatan dibanding 2020 lalu, hingga mencapai 9-11 persen.
"Bahkan kalau kita bandingkan dengan tahun 2019 sebelum pandemi, kami lihat pada Maret dan April ini ada kecenderungan lebih tinggi dibanding tahun 2019," ujar dia dalam sesi teleconference, Selasa (11/5).
Haryanto memaparkan, kondisi beban puncak kelistrikan pada Januari 2021 belum begitu menunjukan tanda kenaikan. Dia lantas membandingkannya dengan beban puncak listrik pada siang hari di Januari 2019 yang sebesar 25.529 Mega Watt (MW), dan meningkat pada Januari 2020 jadi sebesar 26.737 MW.
"Januari 2021 ini memang rendah sekali, lebih rendah dari 2019 dan 2020, yaitu 24.896 MW," kata Heryanto.
Namun grafik menanjak mulai terjadi pada Maret 2021, dimana beban puncak kelistrikan sebesar 26.209 MW. Jumlah tersebut memang masih lebih rendah dari Maret 2020 yang sebesar 26.668 MW, tapi lebih tinggi dibanding Maret 2019 yang sebesar 25.675 MW.
"Jadi beban puncak bulan Maret tahun ini lebih tinggi dari beban puncak Maret tahun 2019 yang sebelum pandemi. Ada kurang lebih tambahan 600 MW. Insya Allah ini adalah tanda-tanda yang baik bahwa ekonomi sudah mulai reborn," ungkap Haryanto.
Jumlah pemakaian listrik terus naik pada April 2021, sebesar 26.576 MW. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, angka tersebut masih sedikit lebih rendah daripada April 2019 yang sebesar 26.815 MW, namun di atas April 2020 yang sebesar 24.150 MW.
Lebih lanjut, Haryanto juga mencatat adanya fenomena beban puncak listrik pada 2021 ini yang justru lebih tinggi pada saat malam hari ketimbang siang. Itu terlihat jelas pada pemakaian listrik malam hari di April 2021 yang menyentuh angka 27.197 MW, lebih tinggi daripada saat siang hari.
"Jadi mungkin yang siangnya lebih rendah dari 2019, tapi yang tahun 2021 ini beban puncak malamnya sudah lebih tinggi. Ini juga sinyal-sinyal yang bagus, dan kita masih terus monitor bagaimana ke depan," pungkasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PLN mengonfirmasi bahwa kondisi pasokan listrik hari ini di Tarakan memang defisit lantaran beban puncak berada di atas daya pasok.
Baca SelengkapnyaDarmawan memastikan kesiapan PLN untuk menghadirkan listrik yang tetap andal dan terjangkau demi menjaga daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaPLN pernah menghadapi tantangan stok batubara yang kurang dari 5 Hari Operasi Pembangkit (HOP) pada Desember 2021 lalu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Realisasi capaian pembangkit pada periode 2023 sebesar 4.182,2 megawatt.
Baca SelengkapnyaSistem kelistrikan Nusa Penida akan ditambah kembali dengan pembangkit hijau sebesar 14,5 MW.
Baca SelengkapnyaJelang Perayaan Hari Raya PLN mencatat terdapat sebanyak 9 kasus gangguan listrik akibat penjor yang menyentuh kabel listrik di tahun 2023.
Baca SelengkapnyaTagihan itu muncul usai meteran listrik dirumahnya harus diganti dengan yang baru.
Baca SelengkapnyaDua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah ditetapkan menjadi pemasok energi tetap oleh Badan Otorita IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaKapasitas tersebut cukup untuk menunjang aktivitas pelanggan baik golongan rumah rangga, tempat ibadah, industri dan bisnis.
Baca Selengkapnya