Pertamina: Indonesia menderita banyak kerugian jika bertahan di OPEC
Merdeka.com - Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Ahmad Bambang menilai, pembekuan keanggotaan Indonesia dari negara-negara pengekspor minyak atau OPEC sudah tepat. Menurutnya, Indonesia akan banyak menderita kerugian andai masih bertahan dalam keanggotaan.
Mantan Direktur Pemasaran Pertamina ini menjelaskan, dengan jumlah produksi minyak di Indonesia yang mencapai 830.000 barel per hari (bph), permintaan OPEC untuk mengurangi produksi sebesar 5 persen dinilai tidak tepat.
"Karena Indonesia minta dikurangin produksinya. Masalahnya kita kan lagi impor. Ngapain malah dikurangin. Kalau kita posisinya eskportir ya tidak apa-apa lah," ujarnya kepada merdeka.com saat dihubungi di Jakarta, Jumat (2/12).
Dia menjelaskan, jika menuruti kemauan OPEC maka negara juga akan menderita kerugian yang cukup banyak. Selain dari pengurangan pendapatan APBN, negara juga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk melakukan impor minyak kembali dalam rangka menutupi kekurangan akan kebutuhan minyak dalam negeri.
"Dampaknya ke Pertamina juga tidak bagus. Lebih kepada pendapatan negara, pengurangan devisa. Dengan ikut di OPEC kita mengurangi pendapatan APBN. Pertamina jadi lebih rugi karena impor lebih banyak," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyaluran tertinggi dana PUMK diberikan kepada 950 UMKM di Jawa Tengah sebesar Rp27,7 miliar, disusul Jawa Barat Rp20,1 miliar.
Baca SelengkapnyaWamen BUMN juga menjelaskan, produksi migas hulu Pertamina saat ini telah mencapai lebih dari 1 juta barrel per hari.
Baca SelengkapnyaPertamina Group melakukan berbagai inisiatif penurunan emisi, serta membuka diri untuk kolaborasi global bersama seluruh pihak guna mencapai target.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penemuan sumber migas baru di Tambun, Bekasi ditajak pada 18 Agustus 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaAngka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.
Baca SelengkapnyaSaat ini terdapat 104 Program penanaman diseluruh wilayah operasi Pertamina Group di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaAhok sudah mengundurkan diri dari posisi Komisaris Utama PT Pertamina per tanggal 2 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaKinerja positif PT Pertamina di bidang pengelolaan investor berhasil meraih penghargaan tingkat internasional.
Baca SelengkapnyaKementerian BUMN melakukan perubahan di pimpinan puncak PT Pertamina.
Baca Selengkapnya