Merdeka.com - Pengelolaan bisnis saat ini makin kompleks seiring perkembangan teknologi. Situasi ini perlu dibarengi dengan kemampuan pengelolaan potensi bisnis yang terbagi dalam wilayah-wilayah terkecil. Penguasaan data dan informasi pada suatu wilayah tanggungjawab terkecil harus lengkap dan faktual bahkan digital. Hal tersebut diungkapkan Direktur Bisnis Mikro BRI Supari.
Menurutnya, Dulu, saat teknologi dokumentasi masih manual dan sangat sederhana, lahirnya ketentuan pokok Agraria, undang-undang terkait Gula hingga tata ruang lahan pertanian termasuk kehutanan telah menimbulkan konsekuensi positif atas perekonomian khususnya Jawa. Pulau Jawa yang berbukit, curah hujan tinggi, dengan penduduk padat berhasil dikelola dengan sistem administrasi warisan Hindia Belanda untuk keuntungan ekonomi dan sosial.
Menguasai Wilayah Terkecil Suatu Bisnis
Bagaimana bisa? Pengelolaan wilayah direpresentasikan dengan pembagian lahan produktif dan non produktif, ada persawahan, ladang, kebun dan tanah-tanah hutan. Tata kelola hutan misalnya, dibagi dalam unit-unit wilayah yang dikelola oleh kesatuan tertentu. Mulai dari Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), Resor Pengelolaan Hutan (RPH) hingga petak-petak hutan.
Rancang bangun wilayah hutan yang produktif dimulai dari identifikasi dan inventarisasi tipe lahan, aliran sungai dan sosial budaya ekonomi masyarakat setempat. Luas area KPH setara administrasi kota/kabupaten di suatu provinsi, sedangkan RPH setara administrasi desa/kelurahan di suatu kecamatan. KPH dipimpin oleh Administratur dan Asper, sedangkan RPH dipimpin oleh Mantri yang membina beberapa "pesanggem" atau petani petak terkecil di hutan produktif.
Mantri hutan bertugas sebagai pelaksana teknis kehutanan, memastikan hasil hutan produktif dan efisien dengan treatment penanaman yang cocok, menguasai data dan informasi seluruh kegiatan, memberikan edukasi dan penyuluhan, serta membina hubungan harmonis dengan aparatur, lembaga dan masyarakat.
Tidak jauh berbeda, filosofi Mantri hutan sama halnya dengan tugas dan peran Mantri BRI.
Bedanya, pemangku wilayah (tenurial) Mantri hutan berdasar Daerah Aliran Sungai (DAS), sedangkan Mantri BRI mengikuti administrasi pemerintahan saat ini. Sosok Mantri digambarkan dengan seseorang yang paling mengenal dan memahami satu wilayah bisnis terkecil.
Begitu juga dengan Mantri Kesehatan, Mantri Hewan atau Suntik, Mantri Sunat, Mantri Lurah, adalah sama yaitu "seorang pelayan" bagi masyarakat suatu desa.
Sekitar 83 ribu desa tersebar di 34 provinsi di Indonesia, jika terdapat sekitar 27 ribu Mantri BRI, maka setidaknya Mantri BRI mampu melayani dan memberdayakan 3 desa sebagai wilayah bisnisnya. Belum lagi jika ditambah resources sinergi ekosistem Ultra Mikro antara BRI, Pegadaian dan PNM, ada 63 ribu, tiap personel berbanding 1-2 desa.
Berbagai aktivitas dan peran dalam mengembangkan pelaku UMKM setempat tentu tidak serta merta dilakukan begitu saja. Selaku tenaga pemasar, Mantri BRI mengidentifikasi wilayah bisnis sebagai suatu ekosistem, memahami data potensi ekosistem pasar, ekosistem desa dan ekosistem pembayaran termasuk individu pelaku usaha dan lembaga/instansi pengelola.
Dikenal masyarakat karena menyatu dalam ekosistem, memberdayakan karena mengenali kebutuhan usaha dan menjadi rujukan karena telah mengedukasi para pelaku UMKM naik kelas. Secara tidak langsung Mantri BRI berperan sebagai financial advisor dan ikut membangun perekonomian desa.
Membangun Resiliensi Ekosistem Desa
Seolah tidak ingin tenggelam sampai mati di lumbung sendiri, selama 3 tahun pandemi Mantri BRI terus berupaya menjalankan aktivitas dengan melakukan berbagai cara untuk tetap dapat berkomunikasi dengan nasabah maupun calon nasabah. BRI konsisten memberi layanan terbaik pada UMKM, segmen ekonomi terbesar yang dijalani sebagian besar masyarakat Indonesia.
Mantri BRI membina, memberdayakan dan mendukung mereka untuk mengoptimalkan kompetensi usaha dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat di sekitarnya.
Upaya penyelamatan terhadap pelaku usaha terdampak pandemi melalui restrukturisasi betul-betul menjadi tantangan tersendiri bagi Mantri BRI hingga ikut merasakan bagaimana omzet usaha turun karena pasar tutup dan jual beli sepi.
Jalan yang terjal dan curam, naik dan turun gunung, tidak memupus langkah kaki Dewi Hajar Pinuji, seorang Mantri BRI Unit Jatinom, Kantor Cabang Klaten untuk mendatangi rumah-rumah nasabah yang berada di pelosok. Medan yang cukup berat, bahkan sering mendapati beberapa desa sedang karantina mandiri dan tidak diperkenankan untuk masuk, harus melewati prosedur izin perangkat desa terlebih dulu dengan menjelaskan tujuannya.
Digitalisasi proses dan layanan yang dihadirkan BRI telah dirasakan manfaatnya oleh seluruh Mantri BRI berikut para nasabah melalui pemanfaatan aplikasi BRISPOT. Hingga saat ini, BRISPOT menjadi tools bagi Mantri BRI guna menciptakan fleksibilitas dan efektivitas, sehingga proses kredit termasuk restrukturisasi bisa dilakukan lebih cepat.
Seluruh pengelolaan portofolio bisnis terekam secara digital dan online, menjadi dasar pengelolaan dan tindaklanjut yang lebih presisi pada tiap-tiap ekosistem bisnis. Spirit Mantri adalah cermin dedikasi BRI untuk terus tumbuh bersama UMKM. Pada tahun 2021, realisasi kredit segmen mikro BRI mencapai Rp 396,96 triliun dengan 13,31 juta debitur, tumbuh double digit. Melalui BRISPOT, produktivitas kredit mikro meningkat dari rata-rata Rp 2,5 triliun menjadi lebih dari Rp 4 triliun per bulan.
"Di saat bersamaan, kami mengoptimalkan keunggulan infrastruktur dan produk layanan berbasis teknologi informasi. BRI gencar membentuk ekosistem bisnis berbasis digital platform, memungkinkan seluruh pelaku bisnis terkoneksi dengan para konsumennya di seluruh pelosok negeri, bahkan hulu hilir dalam satu rantai bisnisnya. Mantri BRI turun melakukan edukasi ke tiap individu ekosistem usaha, mengenalkan value dan benefit penggunaan aplikasi PARI, mengubah menjadi digital agar mereka semakin sejahtera dan usaha yang dikelola semakin maju menuju UMKM naik kelas", ungkap Supari.
Tak hanya itu, Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan prospek pertumbuhan segmen Ultra Mikro di tiap wilayah terbuka lebar. Melalui sinergi ekosistem Ultra Mikro antara BRI, Pegadaian dan PNM memprioritaskan penyediaan akses terhadap masyarakat Ultra Mikro yang belum tersentuh layanan keuangan formal.
Pengelolaan sumberdaya wilayah, penguasaan data ekosistem terus kami benahi. BRI mengembangkan BRIKodes sebagai salah satu langkah transformasi digital perseroan untuk menyimpan dan mengelola data menjadi lebih konsisten dan reliable.
BRI dapat melihat, mempelajari dan mengambil langkah ke depan dari pemetaan data densitas smartphone di setiap area, termasuk behaviour dan aktivitas ekonomi masyarakat dalam sebuah wilayah.
Bagaimana kontribusi BRI di tiap desa, pergeseran pangsa pasar, mana yang sudah dan belum terlayani, menjadi perhatian BRI. Pemetaan ini merupakan inisiatif BRI untuk memberikan layanan keuangan yang inklusif, BRI menargetkan kontribusi ekosistem mikro dan ultra mikro sebesar 70% dari target inklusi keuangan nasional 90% pada 2024.
"Melalui visi BRI 2025 The Most Valuable Banking Group in SEA & Champion of Financial Inclusion, kami optimis dapat mengambil peran utama dalam akselerasi inklusi keuangan 90% di tahun 2024. Langkah konkrit BRI untuk mewujudkan hal tersebut dengan melakukan transformasi bisnis model melalui digitalisasi dan memperkuat kapabilitas pemberdayaan (empowerment capability) atas infrastruktur yang dimiliki sehingga dapat memberikan layanan kepada segmen yang belum terlayani secara cepat, mudah dan berbiaya murah," tegas Supari, Direktur Bisnis Mikro BRI.
[hrs]Kemenko Marves: Beli Minyak Goreng Pakai PeduliLindungi Bukan untuk Mempersulit
Sekitar 24 Menit yang laluFakta Terbaru Gaji ke-13 PNS Cair 1 Juli, dari Detail Besaran Hingga Daftar Penerima
Sekitar 2 Jam yang laluPendiri Manajemen HR Online dari AS Jadi Miliarder Meski Saham Teknologi Terpuruk
Sekitar 3 Jam yang laluPahami, Fakta Beli Pertalite & Solar Mulai 1 Juli 2022 Wajib Terdaftar di MyPertamina
Sekitar 4 Jam yang laluAda yang Tidak Beres, Kontribusi Kehutanan Hanya Rp5,6 Triliun ke PNBP
Sekitar 13 Jam yang laluKepala BPKH soal Opini WTP dari BPK: Dana Haji Aman & Likuid, Siap Dipakai Kapan Saja
Sekitar 13 Jam yang laluHarga Minyak Sawit Mentah Anjlok, Kini Hanya Rp8.443 per Kilogram
Sekitar 14 Jam yang laluHarga Bawang Merah Lokal Capai Rp60.000 per Kg, Sedangkan Impor Hanya Rp30.000 per Kg
Sekitar 14 Jam yang laluSederet Tantangan Bagi UKM Tembus Pasar Dunia
Sekitar 15 Jam yang laluCair Juli 2022, Ini Daftar Penerima dan Besaran Gaji ke-13
Sekitar 15 Jam yang laluMenaker: Kami Ingin Semakin Banyak Pekerja dan PMI Dapat Perlindungan Sosial
Sekitar 15 Jam yang laluProyek Istana Negara Senilai Rp1,6 Triliun di Ibu Kota Baru Segera Dilelang
Sekitar 16 Jam yang laluSanksi Pelanggar Jual-Beli Minyak Goreng Curah Pakai PeduliLindungi Belum Diatur
Sekitar 16 Jam yang laluKongres Kehutanan Indonesia Gaungkan Kebermanfaatan Hutan untuk Bangsa
Sekitar 16 Jam yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 1 Minggu yang laluSosok John Wempi Wetipo, Kader PDIP Miliki Rp65 M Dipuji Megawati Karena Disiplin
Sekitar 1 Minggu yang laluLuhut Bongkar Rahasia, Kisah di Balik Jokowi Sering Merotasinya Sebagai Menteri
Sekitar 1 Minggu yang laluMomen Jokowi Lupa Sapa Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto di Sidang Kabinet Paripurna
Sekitar 1 Minggu yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 1 Minggu yang laluBawa Misi Perdamaian ke Ukraina, Jokowi: Semoga Dimudahkan
Sekitar 12 Menit yang laluPotret Jokowi dan Iriana Berangkat ke Ukraina dengan Kereta Luar Biasa
Sekitar 4 Jam yang laluMomen Jokowi Dicolek dan Jadi Sorotan Pemimpin Dunia saat KTT G7
Sekitar 19 Jam yang laluMomen Akrab Jokowi Dirangkul Joe Biden di KTT G7
Sekitar 1 Hari yang laluWaspada Gelombang Baru Covid, Ini Daftar Varian Virus Corona Paling Menular
Sekitar 3 Jam yang laluUpdate Kasus Covid Nasional Hari Ini Per 28 Juni 2022
Sekitar 17 Jam yang laluAlasan Pemerintah Tak Batasi Aktivitas Masyarakat Meski Covid-19 Naik Lagi
Sekitar 22 Jam yang laluHarga BBM Shell Kembali Naik, Bagaimana dengan Pertamina?
Sekitar 3 Minggu yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 1 Bulan yang laluBawa Misi Perdamaian ke Ukraina, Jokowi: Semoga Dimudahkan
Sekitar 12 Menit yang laluPotret Jokowi dan Iriana Berangkat ke Ukraina dengan Kereta Luar Biasa
Sekitar 4 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami