Per 29 Mei, Bank Mandiri Restrukturisasi Kredit 323.000 Debitur Senilai Rp60,8 T
Merdeka.com - Direktur Utama Bank Mandiri, Royke Tumilaar mengatakan, untuk menekan dampak pandemi Virus Corona, pihaknya mendukung upaya restrukturisasi debitur terdampak. Hingga saat ini jumlah debitur yang mengajukan restrukturisasi memang sebagian besar UMKM dan ritel.
Sampai dengan 29 Mei 2020, Bank Mandiri telah melakukan restrukturisasi terhadap lebih dari 323.000 debitur dengan nilai Rp60,8 triliun atau 8 persen dari total kredit Bank Mandiri. Dari total debitur yang di restrukturisasi, 72 persen di antaranya merupakan debitur segment Small Medium Enterprise (SME) dan Mikro atau UMKM dengan nilai sebesar Rp25,6 triliun.
Mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) 11/POJ.03/2020 tentang stimulus perekonomian sebagai kebijakan countercyclical di tengah pandemi Covid-19, skema yang dilakukan untuk melakukan restrukturisasi debitur antara lain penundaan angsuran pokok dan bunga (grace period), perpanjangan tenor, dan perubahan angsuran.
"Kami terus memonitor perkembangan perekonomian nasional maupun global untuk menentukan langkah-langkah berikutnya," ujar Royke dalam diskusi online, Jakarta, Senin (8/6).
Sementara itu, salah satu yang dilakukan Bank Mandiri untuk menghadapi efek pandemi terhadap bisnis perusahaan adalah dengan menjaga kecukupan likuiditas. Beberapa di antaranya dengan penerbitan obligasi Rupiah sebesar Rp1 triliun dan emisi global bonds USD 500 juta, serta meningkatkan pengumpulan dana murah.
Hingga 26 Mei, OJK Catat Restrukturisasi Kredit Bank Capai Rp517,2 Triliun
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan progres terakhir restrukturisasi kredit perbankan di tengah masa pandemi virus corona. Tercatat, perbankan telah memberikan restrukturisasi kredit senilai Rp517,2 triliun kepada 5,33 juta debitur.
"Progres per 26 Mei, total outstanding restrukturisasi sebesar Rp517,2 triliun kepada 5,33 juta debitur," jelas Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam sesi teleconference, Kamis (4/6).
Wimboh menyampaikan, dari jumlah tersebut, outstanding restrukturisasi diberikan kepada 4,55 juta debitur yang merupakan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dengan nilai sebesar Rp250,6 triliun.
Kemudian, realisasi restrukturisasi kredit untuk pelaku usaha non-UMKM diberikan kepada 0,78 debitur senilai Rp265,5 triliun. Wimboh mengatakan, realisasi restrukturisasi kredit perusahaan pembiayaan telah mencapai Rp80,55 triliun.
"Per 2 Juni, total outstanding restrukturisasi di perusahaan pembiayaan sebesar Rp80,55 triliun. Itu dengan 2,6 juta kontrak disetujui. Terdapat 485 ribu kontrak yang masih dalam proses persetujuan," tuturnya.
Kebijakan restrukturisasi sendiri telah merujuk Peraturan OJK (POJK) Nomor 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Covid-19. Untuk mekanisme restrukturisasi kredit dilaksanakan berdasarkan penetapan kualitas kredit salah satunya ketepatan membayar. Sehingga restrukturisasi kredit di perbankan ataupun perusahaan pembiayaan langsung ditetapkan lancar.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyaluran kredit awal tahun ini meningkat 338 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit Bank Mandiri tersebut mencerminkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang solid
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama BRI Sunarso pada pemaparan Kinerja Keuangan BRI Triwulan II 2023 pada Rabu (30/8).
Baca SelengkapnyaData Bank Indonesia mencatat, indeks penjualan riil atau IPR pada Februari 2024 tercatat 214,1.
Baca SelengkapnyaPenempatan uang di mesin ATM Mandiri berada di lokasi strategis.
Baca SelengkapnyaAmar Bank juga telah memiliki tim kerja yang berfokus untuk menggarap segmen korporasi dan komersil.
Baca SelengkapnyaLangkah ini diharapkan dapat membantu nasabah memenuhi berbagai kebutuhan pada periode bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaPeluncuran e-money ini tidak hanya untuk mendukung pembangunan IKN saja, melainkan ini sebagai langkah Mandiri untuk melakukan transformasi digitalisasi.
Baca Selengkapnya