Penyebab Sebenarnya Garuda Indonesia Bangkrut Versi Erick Thohir
Merdeka.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir buka-bukaan mengenai kondisi kerugian Garuda Indonesia saat ini. Hingga september, diketahui Perseroan terlilit utang hingga USD9,78 miliar. Jika disetarakan dengan mata uang Rupiah nilainya mencapai sekitar Rp140 triliun.
Menteri Erick mengungkapkan, kerugian perusahaan penerbangan pelat merah ini akibat bisnis model yang salah urus. Di mana ini terus berlanjut berpuluh-puluh tahun hingga puncaknya meledak saat pandemi Covid-19 di awal 2020.
"Sejak awal Garuda bisnis modelnya sudah salah dan ini sudah berlanjut puluhan tahun," kata Menteri Erick dalam acara Kick Andy Double Check, Minggu (14/11) malam.
Menteri Erick mengatakan, selama ini Garuda terlalu dimanja karena memiliki domestik market yang sangat kuat. Kondisi tersebut kemudian dimanfaatkan oleh oknum di tubuh Garuda Indonesia, dengan pemikiran terbang atau membuka rute keluar negeri.
Pada akhirnya jumlah pesawat yang dimiliki Garuda Indonesia kini beragam jenis. Dan dibuatlah sekenario bahwa jika ingin terbang ke suatu negara harus menggunakan pesawat jenis A atau B. Dengan banyaknya jenis pesawat. Sehingga membuat sewaan pesawat Garuda paling banyak di dunia jumlahnya dalam satu airline industry.
"Pada akhirnya juga kita paling mahal sewa pesawat di Dunia 28 persen yang rata-rata dunia itu 6 persen daripada pos operasional," katanya.
Menteri Erick bahkan menyebut ada skenario mencari uang di penyewaan pesawat. Hal itu terbukti Komisi Pemberantasan Korupsi sudah memenjarakan beberapa oknum. "Yang kemahalan yang tidak terbukti ada unsur uang balik. Yaitu bodohnya kita negosiasinya karena itu apa sejak awal kita bilang bahwa bisnis model Garuda, Citilink harus kembali ke market lokal," jelasnnya.
Sebab itu, Mantan Bos Inter Milan melihat yang dihadapi Garuda saat ini sangat complex. Semata-mata bukan karena kejadian hari ini, akan tetapi sudah kejadian berpuluh-puluh tahun.
Nasib Garuda Indonesia
Menteri Erick juga berbicara mengenai nasib Garuda Indonesia. Dia mengatakan, saat ini Garuda tengah masuk dalam proses restrukturisasi. Di mana seluruh manajemen dan pemerintah tengah berjuang melakukan negosiasi kepada para lessor dan juga kreditur.
"Jadi kita harus jalan ke situ dulu bukan pilihan yang mudah setelah ini direstrukturisasi, bisnis modelnya kita harus fokus dalam negeri untuk beberapa tahun ke depan untuk menyehatkan keuangan daripada Garuda," katanya.
Dia menambahkan, perbaikan garuda harus dijalankan seperti halnya kasus Jiwasraya. Dia tidak menutup mata kedua kasus ini memang perlu diselesaikan secara serius untuk menentukan nasib kedua Perseroan tersebut.
"Perbaikan garuda harus dijalankan hari ini seperti kemarin kita tidak penutup mata Jiwasraya harus diselesaikan juga. Saat ini kalau Garuda baru awalnya. Inilah penting ke depan daripada Garuda dan kemarin kita dengan segala kesempitan dan kesempatan tanda tangan dengan Uni Emirate jadi masih ada kepercayaan Garuda," katanya.
"Tetapi kita jangan cinta buta. Cinta buta yang akhirnya juga membahayakan pengambilan keputusan dan juga membahayakan Garudanya sendiri yang inilah posisi-posisi yang memang tidak semudah itu bagian dari tanggung jawab BUMN," sambungnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Erick Thohir Minta Suntikan Dana Rp44 Triliun di 2025, Diberika kepada 16 Perusahaan BUMN
Usulan Penyertaan Modal Negara ini untuk menjamin keberlanjutan program yang digarap perusahaan BUMN.
Baca SelengkapnyaBenarkah Erick Thohir Perintahkan BUMN Borong Dolar AS? Begini Klarifikasi Stafsus BUMN
BUMN yang berorientasi pasar ekspor seperti Pertambangan MIND ID, perkebunan PTPN bisa memanfaatkan tren kenaikan harga ini.
Baca Selengkapnya26 UMKM Binaan BUMN Semen Pamer Produk di Perayaan Natal BUMN, Ini Daftarnya
Erick Thohir menyebut, pelaku UMKM di Indonesia sangat membutuhkan pendampingan untuk mengembangkan usahanya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaGurita Bisnis Prajogo Pangestu, Konglomerat Indonesia yang Kehilangan Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Gurita Bisnis Konglomerat Indonesia yang Kehilangan Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Baca SelengkapnyaErick Thohir Resmi Bubarkan 7 Perusahaan BUMN, Begini Nasib Karyawannya
Pembubaran 7 perusahaan BUMN merupakan bagian dari program transformasi yang diusung sejak 2019 lalu.
Baca SelengkapnyaGaji Karyawan Bulan November Dicicil, Dirut PT DI Ungkap Kondisi Perusahaan Sebenarnya
Gaji seluruh karyawan PT DI untuk bulan November 2023, baru dibayar rata sebesar Rp1 juta.
Baca SelengkapnyaErick Thohir Resmi Bubarkan Tujuh Perusahaan BUMN, Ini Daftar Lengkapnya
Pembubaran terhadap tujuh perusahaan BUMN tersebut lantaran secara bisnis sudah tidak mampu lagi bersaing.
Baca Selengkapnya