Pengusaha beberkan tantangan bagi pemerintah kembangkan mobil listrik
Merdeka.com - Ketua umum Gaikindo, Yohanes Nangoi mengatakan tantangan pengembangan mobil listrik dalam negeri masih sangat besar. Salah satu ketersediaan baterai yang bakal menjadi sumber tenaga mobil listrik.
"Indonesia mau bikin mobil listrik boleh, tapi harus bikin baterai dulu. Saat ini di dunia baru ada 3 negara, China, Korea, dan Jepang. Jadi Indonesia mau bikin mobil listrik kami sangat mendukung," ungkapnya di Hotel Century Park Senayan, Jakarta, Selasa (22/5).
Selain itu, tantangan bagi pemerintah adalah pengembangan baterai mobil listrik berbahan dasar lithium. Mengingat, sumber daya lithium belum tersedia di dalam negeri. "Bahan utama baterai, saat ini lithium baterai. Tapi kalau pakai lithium Indonesia enggak punya lithium. Kita harus impor dari Bolivia, China, dan sebagainya," jelas dia.
Lebih dari itu, Yohanes menambahkan, investasi untuk riset baterai lithium membutuhkan biaya sangat besar. "Cuma risetnya harus kuat sekali dan budget mesti besar sekali. Untuk informasi general motor investasi USD 4,5 miliar, sekitar Rp 50-60 triliun," katanya.
Melihat kenyataan ini dia mengharapkan pemerintah untuk sangat hati-hati menerapkan kebijakan pengembangan mobil listrik dalam negeri. Agar jangan sampai untuk membangun industri mobil listrik, Indonesia malah membuka keran impor.
"Kalau bicara mobil listrik, bicara riset baterai dulu karena itu yang paling vital. Kita bikin mobil listrik nasional tapi baterainya impor, sistem manajemen baterainya impor, motornya impor, kita hanya cangkangnya saja, sama kursi, sama setirnya," tegas dia.
"Atau anda mau minta mobil x, merek nasional tapi semua barangnya dari luar. Kita hanya jadi tukang jahit, keuntungan bagi kita kecil sekali," imbuhnya.
Dia juga mengapresiasi langkah yang diambil pemerintah melalui Kementerian Perindustrian untuk mencari alternatif bahan dasar baterai mobil listrik yakni dengan menggunakan nikel cobalt.
"Saya sudah ngecek ke Kementerian Perindustrian lagi diusahakan dibuat baterai dari nikel cobalt. Siapa yang akan riset, Pemerintah. Kita dukung. Kemarin saya cek BPPT punya sekitar Rp 4-4,5 triliun budget," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Arifin juga angkat suara terkait wacana Kementerian Perindustrian yang akan membatasi penggunaan kendaraan listrik yang menggunakan baterai berbasis LFP.
Baca SelengkapnyaPenjualan mobil listrik berbasis baterai di Indonesia terus bertumbuh, sejak insentif PPN dari pemerintah bagi BEV yang dirakit lokal.
Baca SelengkapnyaPemerintah cari cara agar penjualan kendaraan listrik meningkat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemberian insentif bertujuan meningkatkan hingga mempercepat produksi dan penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaJenderal Moeldoko berharap pameran PEVS ini mampu meningkatkan pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaStrategi pemerintah menekan polusi dengan menaikkan pajak, hingga menerapkan area ganjil genap, termasuk untuk kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaMG Motor Indonesia mengawali 2024 dengan berani: punya bos baru dan dua mobil listriknya dirakit lokal.
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan, pemerintah terus berupaya mendorong penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.
Baca Selengkapnya