Pemerintah Pertimbangkan Gandeng China Kembangkan Rare Earth di Indonesia
Merdeka.com - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, menyatakan pemerintah masih dilema terkait investasi pengembangan Rare Earth (logam tanah jarang) di Indonesia. Sebab rare earth ini, kata Menko Luhut, paling banyak diproduksi di China. Sejauh ini, China dinilai menjadi investor potensial untuk rare earth ini.
"Ini dilematis, karena rare earth ini paling banyak di produksi di China. Amerika sendiri begitu di-banned China kelabakan juga. Nah investor yang paling cepat China," ujar Menko Luhut dalam Webinar Investasi di Tengah Pandemi, Sabtu (25/7).
"Jadi memang tidak sesederhana yang dilihat orang. Cari investor itu tidak semudah yang dipikirkan orang," imbuh dia.
Menko Luhut menyebutkan, adapun beberapa pertimbangan dalam menentukan investor, salah satunya terhadap kepentingan nasional. Selain itu juga ada perhitungan strategi, situasi geopolitik serta berapa banyak yang akan diberikan. "Tidak akan diberikan semuanya," kata Menko Luhut.
Definisi Rare Earth
Beberapa waktu lalu, Menko Luhut melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Pertemuan tersebut, salah satunya membahas timah dan rare earth atau logam tanah jarang untuk pembuatan senjata.
Saat ini, beberapa negara sudah mengembangkan pengolahan rare earth sebagai kebutuhan industri. Negara itu antara lain China, Amerika Serikat, India, Brasil, Australia, Afrika Selatan, hingga Malaysia yang memiliki cadangan rare earth.
Namun, produksi terbesar ada di China. Totalnya mencapai 95 persen dari total produksi di dunia. Sementara, cadangan rare earth di Negeri Tirai Bambu diperkirakan mencapai 36 juta ton atau setara 30 persen dari total cadangan di dunia sebanyak 99 juta ton.
Menko Luhut menjelaskan bahwa timah mengandung rare earth atau logam tanah jarang yang sedang menjadi incaran di dunia. Rare earth ini merupakan komoditas mineral hasil ekstrak tin atau timah, untuk kemudian bisa disulap sebagai campuran kebutuhan pembuatan magnet, elektronik, hingga senjata.
"Timah di Bangka Belitung itu baru saya bicara kemarin di parlemen mengandung rare earth. Rare earth itu sekarang bisa diekstrak dari timah, nah itu rare earth ini sekarang menjadi incaran di dunia," kata Menko Luhut.
Reporter: Pipit Ika Ramadhani
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah akan melakukan studi terlebih dulu untuk potensi area lahan yang disinyalir memiliki luas antara 350-500 ribu ha.
Baca SelengkapnyaSaat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaDalam pertemuan dengan PM Kishida, Presiden Jokowi menyatakan akan mendorong agar investor maupun pemerintah Jepang berinvestasi di proyek IKN Nusantara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Produsen menyanggupi permintaan pemerintah Indonesia untuk memproduksi kendaraan listrik dengan kapasitas 600.000 di 2030.
Baca SelengkapnyaMenhan Prabowo Terima Kunjungan Menlu China Bahas Kerja Sama Pertahanan
Baca SelengkapnyaMetso juga telah mendapatkan pesanan ulang untuk teknologi filtrasi tailing yang berkelanjutan pada proyek tambang nikel laterit baru Zhejiang Huayou Cobalt Co.
Baca SelengkapnyaFokus pemerintah dalam percepatan transisi energi Indonesia masih mengarah pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Baca SelengkapnyaTerbaru, surat pernyataan minat tersebut telah mencapai 328 LoI.
Baca SelengkapnyaDari penelitian yang dilakukan, melibatkan beragam keluarga dari berbagai negara, salah satunya Indonesia.
Baca Selengkapnya