Merdeka.com - Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi meminta pemerintah untuk bisa menjamin komoditas daging yang beredar di pasaran terbebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK).
Hal ini demi menciptakan rasa aman bagi konsumen untuk mengonsumsi daging di tengah merebaknya kasus PMK yang menjangkiti ribuan hewan ternak di provinsi Jawa Timur dalam beberapa waktu terakhir.
"Pemerintah harus menjamin bahwa daging yang beredar di masyarakat adalah daging yang tidak terkontaminasi oleh PMK. Hal ini sangat penting untuk menciptakan rasa aman pada masyarakat saat mengonsumsi daging," kata Tulus kepada wartawan, Kamis (12/5).
Selain itu, Tulus juga mendesak pemerintah untuk segera melokalisir zona penyebaran penyakit PMK, untuk menjamin pasokan daging yang aman dan sehat tetap tersedia di pasaran. "Agar jangan sampai harga daging di pasaran melonjak karena kasus PMK tersebut," jelas Tulus.
Tulus menambahkan, lokalisir zona wilayah tersebut juga untuk mencegah meluasnya wilayah penularan penyakit mulut dan kuku yang menjangkiti hewan ternak. Dengan begitu, PMK tidak menjadi wabah nasional dan bisa lebih mudah untuk ditangani.
"Jangan sampai merebak ke daerah lain, apalagi menjadi wabah nasional PMK. Kerugian ekonomi sosialnya sangat besar, jika PMK menjadi wabah nasional pada ternak kita," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, penyakit mulut dan kuku (PMK) ini tidak menular ke manusia meski memiliki tingkat penyebaran yang cepat pada hewan. Untuk itu, dia meminta masyarakat agar tidak panik dalam menghadapi wabah penyakit yang menjangkiti hewan ternak tersebut.
"Kita harus maksimal melakukan sosialisasi kepada masyarakat, bahwa penyakit ini tidak menular pada manusia, dan pernyataan ini diperkuat oleh Menkes (Menteri Kesehatan) saat ratas (rapat terbatas) bersama Presiden tadi dan ini menjadi hal yang sangat penting," ungkap Mentan Syahrul dalam keterangannya, Selasa (16/5).
Mentan Syahrul mengatakan, bahwa pihaknya melalui Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) di Surabaya tengah melakukan penelitian lanjutan untuk memastikan tingkat dan jenis serotype PMK yang teridentifikasi di sejumlah daerah di Jatim ini.
"PMK ini masih dalam penelitian lab veteriner kita di Surabaya secara maksimal, sehingga kita bisa identifikasi ini pada level berapa, jenisnya seperti apa, kita harap hari ini atau besok akan keluar hasilnya," terangnya.
Syahrul merinci dengan hasil laboratorium tersebut, pemerintah akan lebih mudah menentukan vaksin yang tepat. Ia berharap penentuan vaksin dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di dalam negeri. Dengan ini ia memastikan penanggulangan PMK dapat berjalan lebih efektif dan efisien. [azz]
Baca juga:
Wabah PMK Merebak, Polisi Awasi Ketat Pengangkutan Ternak di Perbatasan Aceh-Sumut
Ada PMK Hewan Ternak, Pemprov DKI Perketat Pemeriksaan Daging Masuk Jakarta
Mentan: Sebagian Daging Ternak Terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku Aman Dikonsumsi
Kementan Bakal Impor Vaksin Penyakit Mulut dan Kuku untuk Hewan Ternak
Kementan Tetapkan Enam Kabupaten Terjangkit Wabah PMK Hewan
Advertisement
4 Salah Kaprah Warga Soal Pendaftaran Beli Pertalite dan Solar di MyPertamina
Sekitar 1 Jam yang laluSri Mulyani Beri Dukungan Moril ke Istri Tjahjo Kumolo: Semoga Diberi Kesabaran
Sekitar 10 Jam yang laluMasuk Pasar Global, Subholding Gas Pertamina Kolaborasi dengan Perusahaan Singapura
Sekitar 11 Jam yang laluSebaran Daerah Orang Kaya Indonesia yang Ikut Program Pengungkapan Sukarela
Sekitar 11 Jam yang laluKemnaker Dorong Informasi Pasar Kerja Berikan Dampak Besar Bagi Sektor UMKM
Sekitar 11 Jam yang laluMenaker: Tjahjo Kumolo Dedikasikan Sebagian Hidupnya untuk Bangsa dan Negara
Sekitar 12 Jam yang laluKementan: Gerakan Disinfeksi Nasional Untuk Penanganan PMK
Sekitar 12 Jam yang laluYoutuber dan Dokter Jadi Peserta Terbanyak Kedua Ikut Program Pengungkapan Sukarela
Sekitar 12 Jam yang laluKata Sri Mulyani soal Peserta Program Pengungkapan Sukarela Tak Sebanyak Tax Amnesty
Sekitar 12 Jam yang laluIkut Program Makmur, Pendapatan Petani Tebu Naik dari Rp25 Juta Jadi Rp46 Juta
Sekitar 13 Jam yang laluSri Mulyani: Tak akan Ada Lagi Program Tax Amnesty dan Program Pengungkapan Sukarela
Sekitar 13 Jam yang laluSri Mulyani Senang Wajib Pajak Berharta Rp10 Juta Ikut Program Pengungkapan Sukarela
Sekitar 13 Jam yang laluDirut PLN Kenang Tjahjo Kumolo: Pejuang yang Jadi Aset Bangsa
Sekitar 13 Jam yang laluJawaban Dirut PLN soal Kenaikan Tarif Listrik Bakal Dongkrak Inflasi
Sekitar 14 Jam yang laluMengenang Menteri PAN RB Tjahjo Kumolo, Sosok Kakek yang Hangat dan Dekat dengan Cucu
Sekitar 18 Jam yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 2 Minggu yang laluLuhut Bongkar Rahasia, Kisah di Balik Jokowi Sering Merotasinya Sebagai Menteri
Sekitar 1 Minggu yang laluMomen Jokowi Lupa Sapa Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto di Sidang Kabinet Paripurna
Sekitar 1 Minggu yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 2 Minggu yang laluIndonesia dan UAE Sepakati IUAE-CEPA, Ini Isinya
Sekitar 9 Jam yang laluJokowi Bertemu Presiden MBZ di Istana Al Shatie
Sekitar 11 Jam yang laluAlasan Jokowi Tak Pernah Pakai Rompi Antipeluru saat Kunjungi Negara Perang
Sekitar 16 Jam yang laluMomen Hangat Pertemuan Jokowi dan Putin di Istana Kremlin
Sekitar 22 Jam yang laluPeneliti Jurnal Lancet: Covid-19 Kemungkinan Berasal dari Laboratorium AS
Sekitar 43 Menit yang laluWNA Jadi Salah Satu Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 di Bali
Sekitar 10 Jam yang laluUpdate Kasus Covid-19 Hari Ini 1 Juli 2022
Sekitar 15 Jam yang laluMenghapus Subsidi BBM yang Tinggal Janji
Sekitar 1 Hari yang laluHarga BBM Shell Kembali Naik, Bagaimana dengan Pertamina?
Sekitar 4 Minggu yang laluVIDEO: Blak-blakan Putin Ditemui Jokowi di Rusia, Ungkap Masalah Krisis Sesungguhnya
Sekitar 16 Jam yang laluVIDEO: Jokowi Bertemu Putin di Rusia, Tegaskan Indonesia Ingin Perang Selesai!
Sekitar 16 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami