Pedagang Warteg 'Menjerit' Harga Tempe Sudah Makin Mahal Rp3.000
Merdeka.com - Ketua Koordinator Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara), Mukroni, mengaku sangat terbebani atas kenaikan kedelai impor dalam beberapa waktu terakhir. Mengingat, dengan mahalnya harga kedelai tersebut membuat harga jual tempe menjadi meroket di pasaran.
"Sudah naik nih kedelai mas, saya tadi malam belanja di Pasar Mitra Jembatan Lima Jakarta Barat harga tempe naik. Yang pasti ini membebani konsumen dan kami kan para pelaku usaha warteg ya menjerit," ungkapnya saat dihubungi Merdeka.com, Jumat (21/5).
Dia mengungkapkan, saat ini, harga jual tempe ukuran sedang sudah menembus Rp8.000 per buah. Sedangkan, pada harga normal biasanya dibanderol Rp5.000 per buah. "Jadi, sudah mahal untuk tempe tersebut sekarang," terangnya.
Padahal, diakuinya komoditas tempe masih menjadi primadona sendiri bagi pelanggan setia warteg. Menyusul, bahan pangan kaya protein nabati tersebut mempunyai cita rasa gurih yang nikmat.
"Selain itu, tempe juga kan murah. Tak heran makanya menu masakan kita sangat bergantung besar pada tempe, seperti untuk bahan tumis-tumisan, oreg tempe, maupun gorengan," terangnya.
Oleh karena itu, dia meminta, pemerintah untuk sesegera mungkin mampu kembali menurunkan harga jual tempe di pasaran. Sehingga, para konsumen termasuk pelaku usaha warteg bisa terhindar dari kerugian akibat mahalnya harga tempe.
"Jadi, jelas kami minta tempe segera mungkin bisa turun. Kan ini sangat memberatkan, apalagi daya beli masyarakat dan kita juga masih terbatas," tekannya.
Pemerintah Minta Masyarakat Bersiap Harga Tahu Tempe Makin Mahal
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan RI, memprediksi harga jual tahu dan tempe akan mengalami penyesuaian dalam beberapa waktu ke depan. Menyusul, berlanjutnya tren kenaikan harga komoditas kedelai global.
Berdasarkan tren harga yang dikutip dari Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia masih mengalami kenaikan. Pada pertengahan Mei 2021, harga kedelai dunia berada di kisaran USD 15,86/bushels (Rp10.084/kg harga akhir), naik sekitar 11,2 persen dibanding April 2021 yang tercatat sebesar USD 14,26/bushels (Rp9.203/kg harga akhir).
"Akan terjadi penyesuaian harga kedelai impor di tingkat pengrajin tahu dan tempe dikarenakan komoditas kedelai asal Amerika Serikat ini belum memasuki masa panen. Selain itu juga ditengarai permintaan kedelai dari negara lain seperti Tiongkok sebesar 7,5 juta ton pada April 2021 yang berdampak pada tingginya harga kedelai dunia sampai dengan saat ini," jelas Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan dalam pernyataannya, Kamis (20/5).
Memperhatikan harga kedelai dunia yang terus alami kenaikan tersebut, Oke memaklumi harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe akan mulai bergerak naik pada kisaran Rp10.500/kg. Sehingga, berpotensi mengerek harga tahu dan tempe di tingkat pengrajin.
"Meskipun demikian, kami menjamin stok kedelai saat ini masih mencukupi untuk kebutuhan industri pengrajin tahu dan tempe nasional," tegasnya.
Kemendag, lanjut Oke, secara periodik terus memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai dunia, baik ketika terjadi penurunan ataupun kenaikan harga. Hal ini bertujuan untuk memastikan harga kedelai di tingkat pengrajin dan di tingkat pasar tahu dan tempe berada di tingkat wajar.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi global turut berkontribusi naiknya harga sejumlah komoditas.
Baca SelengkapnyaNaiknya harga kedelai sejak awal November membuat produsen tahu menjerit
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang cara membuat tempe yang mudah dan sederhana, bisa dibuat di rumah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Harga tinggi telur dan daging itu ditemukan Satgas Pangan Polri mengecek ketersediaan stok pangan di sejumlah pasar tradisional.
Baca SelengkapnyaAda beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.
Baca SelengkapnyaBahkan, pelanggan terpaksa merogoh uang lebih dari biasanya untuk menambah porsi nasi agar menjadi lebih banyak.
Baca SelengkapnyaPada Desember 2023, NTP Provinsi Sulawesi Tengah mengalami kenaikan tertinggi mencapai 2,22 persen dibandingkan NTP provinsi lainnya.
Baca SelengkapnyaMenteri Teten Masduki beberkan isi Peraturan Daerah yang melarang warung madura beroperasi 24 jam.
Baca SelengkapnyaSejumlah komoditas pangan rata-rata mengalami kenaikan harga menjelang Lebaran Idul Fitri 2024.
Baca Selengkapnya