Pandemi Corona Tumbuhkan Bibit Bisnis Rumahan
Merdeka.com - Pengamat Bisnis dari Peka Consult, Kafi Kurnia, menyebut kemunculan bisnis-bisnis rumahan seperti kopi kemasan literan dan makanan, menjadi bibit ekonomi baru di tengah pandemi Covid-19. Namun, sayangnya bisnis yang kental dari kearifan lokal ini belum terjamin akan kualitasnya.
"Ini kan bibit (seed) ekonomi di masa susah, mungkin yang harus dilakukan pemerintah adalah bagaimana caranya untuk memanfaatkan seed yang berasal dari kearifan lokal ini untuk menjadi empowerment economy on the next lead, mungkin itu salah satu caranya," ujarnya dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (11/7).
Menurut dia, pemerintah perlu menyediakan sebuah platform untuk membantu pengusaha kecil dari segi penjualan ke depan. Sebab, yang kerap terjadi belakangan, mereka hanya mengandalkan media sosial seperti Facebook dan Instagram yang jangkauannya masih teman-teman terdekat.
"Waktu pertama kali mereka jualan kebanyakan dari teman-teman merasa ah tidak enak kita free aja deh kan teman, tapi banyak orang beli. Tapi belum tentu semua enak sekali beli 2, tapi tidak beli terus-terusan. Ini yang menjadi masalah gitu sekarang, padahal ini potensi bibit," kata dia.
Bisa Tiru Inovasi Jepang
Dalam kondisi seperti ini, pemerintah juga perlu membuat terobosan untuk menyedot usaha-usaha rintisan tersebut. Setidaknya, pemerintah bisa melakukan inovasi seperti yang dilakukan di Jepang. Di mana, ada sekelompok masyarakat yang membuat ide dapur bersama, dengan cara memfasilitasi banyak kafe dan restoran besar yang tutup lalu dijadikan dapur bersama, sehingga perusahaan-perusahaan kecil menitipkan produknya.
"Saya melihat dan mendengar Gojek membuat project serupa, mereka menamakan cloud kitchen, di mana satu tempat kemudian pengusaha-pengusaha itu tanpa harus membuka kitchen tanpa harus modal besar bisa menitipkan produknya disana, nanti Gojek/Go Food menyediakan jasa pemesanan dan pengiriman, dan dapurnya dishare," kata dia.
"Yang sangat menarik kita adalah negara yang sangat Bhineka Tunggal Ika, jadi kearifan lokal sangat banyak sekali dan itu yang menyebabkan sulit karena budayanya beda sehingga setiap daerah punya ciri khas," sambung Kafi.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaMasyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaSaat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Setelah melewati tantangan sejak 2019 hingga 2022 lalu, industri penerbangan nasional mulai menunjukkan momentum bangkit di 2023.
Baca SelengkapnyaSelama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaAreal panen kopi di Indonesia rata-rata seluas 1.25 juta ha/tahun.
Baca SelengkapnyaDulunya jenis kopi ini menjadi favorit Ratu Belanda yang diproduksi khusus dari biji kopi terbaik.
Baca Selengkapnya4.000 hektare lingkungan yang rusak di Kabupaten Merangin akibat PETI.
Baca SelengkapnyaAda pun lini bisnis yang terdampak kenaikan pajak hiburan antara lain karaoke, kelab malam hingga spa.
Baca Selengkapnya