Neraca Perdagangan Surplus, Kurs Rupiah Ditutup Menguat ke Rp14.242 per USD
Merdeka.com - Nilai tukar atau kurs Rupiah ditutup menguat tipis 5 poin ke level Rp14.242 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp14.247 per USD. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat tipis direntang Rp14.230 hingga Rp14.270 per USD.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, pergerakan nilai tukar dipengaruhi oleh pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) terkait neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2021 mengalami surplus. Surplus terjadi karena nilai ekspor lebih tinggi dibanding impor.
"BPS mencatat neraca dagang dalam negeri mengalami surplus USD4,74 miliar secara bulanan pada Agustus 2021. Realisasi itu lebih tinggi dari surplus USD2,59 miliar pada Juli 2021 dan surplus USD2,33 miliar pada Agustus 2021," ujar Ibrahim dalam riset harian, Jakarta, Rabu (15/9).
Selain itu, Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Juli 2021 sebesar USD 415,7 miliar atau setara dengan Rp 5.902 triliun (asumsi kurs Rp 14.200) tumbuh 1,7 persen dari tahun sebelumnya (yoy), dan tumbuh 2 persen dari bulan sebelumnya.
Hal tersebut disebabkan oleh perlambatan ULN pemerintah. Dari data BI posisi ULN pemerintah bulan Juli 2021 mencapai USD 205,9 miliar atau sekitar Rp 2.923 triliun tumbuh 3,5 persen angka ini melambat dibandingkan pertumbuhan Juni 2021 sebesar 4,3 persen.
"Di samping itu, penurunan posisi Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan pembayaran neto pinjaman bilateral, di tengah penarikan pinjaman luar negeri untuk mendukung penanganan dampak pandemi Covid-19," kata Ibrahim.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja perdagangan Indonesia terus mencatatkan surplus hingga ke-47 kali berturut-turut sejak Mei 2020 lalu.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca SelengkapnyaPudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Neraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaDengan capaian ini, untuk keseimbangan primer mengalami surplus mencapai Rp122,1 triliun.
Baca SelengkapnyaUtang Indonesia saat ini justru mengalami perbaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Baca Selengkapnya