Neraca keuangan pemerintah makin merah saat utang ditambah
Merdeka.com - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Riza Annisa Pujarama, mengatakan posisi utang pemerintah terus meningkat secara agresif sejak 2015. Peningkatan utang, menurutnya, karena kebutuhan belanja infrastruktur yang menjadi prioritas kerja pemerintahan Jokowi.
Dia melanjutkan neraca keuangan pemerintah semakin merah justru ketika menambah utang baru. Hal ini terlihat pada rasio keseimbangan premier terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2017 mengalami minus sebesar 1,31 persen.
"Hal ini menunjukkan cash flow pemerintah justru semakin tekor ketika menambah utang. Akibatnya, untuk membayar bunga dan cicilan utang terus ditopang oleh utang baru," ujarnya saat Press Release Menggugat Produktivitas Utang, di Kantor INDEF Jalan Batu Merah, Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Rabu, (21/3).
Sedangkan, tambah Riza, rasio utang terhadap PDB tahun 2017 sebesar 2,89 persen memang masih dalam batas wajar. "Menurut penjelasan Pasal 12 ayat 3 UU No 17 2003 tentang keuangan negara menyebutkan bahwa defisit anggaran dibatasi maksimal sebesar 3 persen dan utang maksimal 60 persen dari PDB," tuturnya.
Riza melanjutkan total utang negara Indonesia setidaknya telah mencapai lebih dari Rp 7.000 triliun saat ini. Angka tersebut, terdiri dari total utang pemerintah dan swasta.
"Kementerian Keuangan dalam APBN 2018, menyatakan total Utang pemerintah mencapai Rp 4.772 triliun. Namun jika menelisik data out-standing Surat Berharga Negara (SBN) posisi September 2017 sudah mencapai Rp 3.128 triliun, terdiri SBN denominasi Rupiah Rp 2.279 triliun, dan dalam denominasi Valas Rp 849 triliun. Sementara, utang swasta tahun 2017 telah mencapai sekitar Rp 2.389 triliun," papar Riza.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Batas maksimal rasio utang pemerintah terhadap PDB ditetapkan sebesar 60 persen.
Baca SelengkapnyaAnggaran infrastruktur ini juga akan digunakan untuk membangun infrastruktur di IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak dikontribusikan oleh belanja konsumsi masyarakat hingga masuknya investasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sri Mulyani diandalkan dalam mengurus keuangan negara, Basuki menjadi tumpuan Jokowi dalam pembangunan infrastruktur.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaUtang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaNaiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca Selengkapnya